Arden sudah lupa tujuan nya semula datang ke pulau ini, dia membuang begitu saja busur panahnya kesayangannya. kecantikan Jeniffer membuat Arden lupa segalanya.
Dia menatap tidak berkedip wajah cantik yang terlihat sangat putih, bola mata yang indah serta kulit yang terlihat begitu lembut. Perlahan Arden mengelus kulit tubuh Jeni yang mulus, membuat gadis itu sekpmakin ketakutan.
"Aku ingin memiliki gadis cantik ini, tidak peduli dengan kedudukan yang ditawarkan raja. apalagi gadis bunian yang bernama Paula yang dijodohkan dengan ku." Gumam Arden.
Zein terus berjalan meninggalkan Jeniffer sendirian. "Mudah-mudahan saja aku menemukan cara dan jalan keluar dari tempat ini?" harapan Zein sambil terus mengayunkan langkah kakinya.
"Ayo ponsel, cepat temukan signal."
Zein mengangkat tinggi-tinggi ponselnya, berharap bisa mendapatkan jaringan seluler. namun harapannya sia-sia belaka saat menatap tulisan.
“No signal”
Tulisan itu, yang selalu muncul dilayar utama ponsel mahal kesayangannya.
Arden menatap Zein yang tengah berjalan, tiba-tiba timbul keinginan Arden untuk mencelakai Zein, agar dia bisa memiliki Jeniffer seutuhnya. sehingga dia mengikuti kemana langkah kaki Zein.
“Aku harus mencoba keatas , sapa tahu bisa mendapatkan jaringan.” Gumam Zein Sambil terus mengangkat tangannya berharap bisa menghubungi seseorang dan mengirimkan mereka bantuan secepatnya. dia berjalan menuju sebuah bukit bebatuan karang.
"Ini kesempatan ku." Arden yang sudah dibutakan oleh cinta, mendorong tubuh Zein hingga pria itu tergelincir pada batu yang dipijakinya.
"Aaaaawww ... aaaagghhh....Zein berhasil berpegangan pada akar kayu, dan kaki bawahnya mampu bertumpu pada batu karang. Zein melirik kebawah yang hampir membuat nya pingsan.
"Ya Tuhan, jika aku jatuh kebawah. mungkin Tamat lah riwayat ku saat ini." gumam Zein, begitu melihat jurang yang sangat tinggi, dibawah sana juga sudah menanti bebatuan karang yang tajam dan ombak yang siap menghempaskan tubuhnya.
Dengan gerakan pelan namun pasti, Zein berhasil kembali keatas. "Alhamdulillah, ya Allah ternyata engkau masih memberikan ku kesempatan untuk hidup." Ucap Zein disela-sela nafasnya yang masih ngos-ngosan.
"Ah sial, kekuatan ku tiba-tiba melemah setiap kali menyentuh tubuh laki-laki ini." Gumam Arden yang akirnya pergi meninggalkan Zein dan kembali mendekati Jeniffer.
"Sebaiknya aku menemani gadis cantik ini," gumam Arden tersenyum senang.
“Seperti nya kami akan mati sia-sia dipulau terpencil ini. jika tidak ada yang menemukan dan menolong kami” Zein terhenyak lemas, tubuh dan pikiran nya terasa begitu capek. diliriknya ponselnya masih tergeletak.
"Syukurlah ponselku tidak jatuh kebawah, meskipun saat ini posisi letaknya sangat tidak memungkinkan untuk aku menggapainya." menatap ponsel tersebut sambil berfikir bagaimana cara untuk mengambilnya, Zein tidak ingin kejadian barusan terulang kembali.
"Aku harus memikirkan cara, untuk mengambil benda itu." berusaha mencari ranting pohon dan menggeser secara perlahan ketempat yang aman.
"Berhasil." Ucap Zein tersenyum senang.
Saat menoleh kesamping, tiba-tiba mata Zein melihat kapal nelayan dari kejauhan. Semangat nya kembali bangkit.
“Hey tolong Kami.....,” teriak Zein sekencang-kencangnya.
Teriak Zein terdengar jelas oleh Arden, sehingga Arden segera membentengi suara Zein sehingga para nelayan kapal tidak bisa mendengar teriakan Zein bahkan oleh Jeniffer yang posisi nya tidak terlalu jauh dari Zein.
Zein berlari mengambil pakaian nya yang semula dia gantungkan pada sebuah kayu panjang dan mengibar-ngibarkan keudara, berharap kapal nelayan yang terlihat masih jauh itu melihat dirinya yang sangat membutuhkan pertolongan saat ini.
“Hey aku disini....tolong, apa kalian tidak mendengar ku.?” Teriak Zein semakin meninggikan suaranya.
Arden kembali mengelabui mata para nelayan yang berdiri di atas kapal, sehingga mereka tidak melihat Pakaian yang dikibar- kibar kan Zein, melainkan daun-daun yang berterbangan karena tertiup angin. setelah kapal itu semakin menjauh. Arden tertawa puas. paling tidak dia mempunyai banyak. waktu untuk bersama Jeniffer.
“Haaagh....” Zein kembali terhenyak, rasa putus asa tiba-tiba membuat semangat nya memudar. Saat melihat kapal nelayan itu sama sekali tidak meresponnya sama sekali, bahkan kapal itupun sudah mulai menjauh lagi.
Rasa lapar yang teramat sangat, bercampur lelah membuat tenaga Zein lemas. Dia merebahkan tubuhnya dibawah pohon dengan Udara lepas dan sangat sejuk, membuat Zein tanpa sadar tertidur pulas. Dia melupakan Jennifer yang menunggu nya sendirian di gubuk kosong tidak jauh dari posisi nya sekarang.
“Om Zein kemana ya?”
Jeniffer mulai resah dan ketakutan, ditambah lagi bunyi suara binatang-binatang hutan, membuat nya memegangi tengkuk sambil bergidik ngeri.
“Kenapa Om Zein lama banget? Apa dia pergi dan meninggalkan aku sendirian di tengah-tengah hutan pulau kosong ini. Tidaaaakkk.... Jeniffer tidak mau mati sia-sia....Mami...Papi... Jeniffer menyesal tidak mendengarkan nasehat kalian. Jeni mau pulang hu... hu....” Ucap nya kembali menangis.
“Om Zein....Om Zein dimana?” teriak Jeniffer berjalan keluar kearah pantai, sambil kebingungan karena dia tidak melihat sosok Zein disekitaran pantai pasir putih itu.
“Om Zein jahaaaat...dia meninggalkan Jenni sendirian..hu...hu...” mata Jeniffer sudah sangat sembab karena kebanyakan menangis.
Karena tidak bisa mengendalikan emosi dan kesedihan nya, serta rasa takut yang tetus menghantui. membuat Jeniffer menangis layaknya anak kecil. Kaki nya menghantam-hantam pasir dihadapannya. Hingga kakinya seperti menendang sebuah benda bulat yang sangat keras. Membuat tangisnya terhenti.
“Benda apa itu?” Ucap Jeniffer penasaran.
Suara Jeni yang datang menghentikan tawa Arden yang terlihat sangat puas menyaksikan Zein yang putus asa.
"Cantik kamu jangan sedih sayang, aku janji akan membuat mu tersenyum bahagia jika kamu mau bersamaku dan menjadi pendamping ku sayang." bujuk Arden yang tidak terlihat dan terdengar sama sekali oleh Jeniffer, gadis itu malah semakin kencang suara tangisan nya.
"Hentikan Arden," terdengar nada suara Paula yang terbakar api cemburu saat melihat tunangannya Arden yang tengah menggoda bangsa manusia.
"Kamu lagi, untuk apa kamu mengikuti dan terus -terusan ikut campur urusan ku?" bentak Arden menghadang Paula.
"Ingat Arden, aku ini tunangan mu calon permaisuri mu sayang. jadi aku harap kamu sadar status hubungan kita." terang Paula.
"Aku tidak pernah mencintai mu, ingat hubungan kita hanyalah sebatas perjodohan. aku harap kamu Jangan berharap lebih diriku." ucap Arden menghadang Paula.
"Ingat Arden, jika kamu menikah dan mencintai manusia, maka statusmu sebagai calon raja bukit Savana tidak akan pernah tercapai, rakyatmu pasti akan menentang keputusan mu ini, dan nasibmu akan sama dengan nenek buyut mu dulu yang bersal dari golongan manusia," Ucap Paula.
"Ha...ha...aku tidak peduli, bahkan jika diusir dari bangsa kalian pun aku siap." tantang Arden.
"Kamu jangan gila Arden, begitu mudah terperdaya oleh kecantikan anak manusia, ingat Arden kalian itu berbeda dan tidak akan pernah bisa bersama." terang Paula yang tidak ingin kehilangan Arden laki-laki yang sangat dicintainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Erik Andriansyah Ibrahim
aduh trnyta krjn si jin kurng asem gmn g sereum aku jdi ngebyngn dgn manusia jadi jdian wah seru thoor
2021-10-31
1
jk👑
oh meonyet yg ngejar" zein tu si arden
2021-09-30
1
Fany Arezta
oh.. pantesan kejadian demi kejadian d pulau terasa janggal ternyata ada mahluk tampan tak kasat mata to..
2021-09-24
4