Perdebatan Paula dan Arden semakin memanas, begitu Paula berusaha untuk menakut-nakuti Jeni dengan berbagai suara binatang-binatang buas, bahkan sekarang dia kembali berniat ingin membuat Jeniffer ketakutan.
“Benda apa itu?”bgumam Jeniffer.
Rasa penasaran Jeniffer semakin menjadi, dia bangkit untuk melihat benda yang barusan ditendangnya. sambil terus waspada dengan memegang sebuah kayu.
"Astaga?" tubuhnya bergetar, dengan mata membulat ketakutan. Keringat dingin kembali membasahi seluruh tubuhnya yang sangat ketakutan, rasanya Jeniffer ingin pingsan atau berpura-pura pingsan namun tidak bisa. rasa takut mengalahkan semuanya.
“Aaaaaaaaaaaaa tidaaaakkk....itu....itu... tengkorak kepala manusia” Jeniffer kembali menendang keras benda itu hingga terguling-guling jauh. Diapun berteriak memangil-mangil Zein , sambil berlari tanpa arah.
Melihat Jeniffer lari ketakutan, Paula tertawa puas dan sangat nyaring ibarat tawa seorang kuntilanak yang kedinginan.
"Hentikan Paula, ini tidak lucu." teriak Arden penuh kemarahan yang memuncak. dia mengepalkan tangannya emosi menatap Paula seakan ingin mematahkan leher wanita yang mengaku sebagai tunangannya.
"Silahkan saja jika kamu ingin mencelakai aku, Arden, tapi ingat raja tidak akan tinggal diam termaduk menyakiti wanita keturunan manusia yang kamu cintai ini, dia akan mendapatkan hukuman dari Baginda raja jika kamu berani menyakiti ku." ancaman Paula ampuh melunakan sikap Arden.
"Pergi kamu dari hadapanku Paula." ucap Arden dengan tubuh bergetar.
"Baiklah sayang ku hanya....ha....hi....hi.." suara tawa Paula membuat Arden semakin jinik dengan keturunannya.
Zein yang ketiduran dibawah pohon rindang, terbangun begitu mendengar suara teriakan ketakutan. yang memangil-mangil namanya. seketika dia mengumpulkan kesadarannya kembali, dengan mata yang masih tersa begitu betat, dan badan yang pegal-pegal karena hampir jatuh barusan.
“Om Zein...., Om Zein dimana? tolong Jeni Om....” teriak Jeni sambil berlari ketakutan, berharap Zein segera datang membantunya.
“Ya itu suara?....itu suara teriakan Jeniffer,” Ucap Zein yang teringat Jeniffer yang ditinggalkan nya tadi di pondok kosong.
“Jeniffer... Jeniffer...aku disini.” Teriak Zein berlari kearah Jeni yang terlihat sangat panik dan kebingungan.
“Om Zein......,” balas Jeniffer sambil tersenyum bahagia, dia merentangkan kedua tangannya berlari kearah Zein.
Seketika Zein terpesona, di umur nya yang tidak lagi muda, baru kali ini dia tersentuh dan tertarik melihat pesona wanita berambut pirang, yang tergerai lepas sambil tersenyum bahagia, berlari kearahnya.
"Wah... sangat cantik, meskipun bukan seperti gadis idamanku dulu. banyak perbedaan diantara kami, tapi sekarang aku begitu tertarik akan pesona gadis yang berbeda bangsa dan kebudayaan dengan ku ini, sadar Zein kamu dan dia tidak mungkin bisa bersama ."
“Bruuugghh,” Jeniffer langsung menghambur memeluk erat tubuh Zein. Hingga Hampir membuat Zein tumbang, namun segera dia menyeimbangkan posisi berdiri nya.
“Jenni takuuuuut Om, jangan tinggalkan Jeniffer sendirian lagi.” Rengeknya menangis sedih.
“I...iiiya, tapi tolong lepaskan pelukanmu i..ini.” Ucap Zein tergagap. Karena ini pertama kali bagi nya merasakan pelukan seorang wanita. yang hampir membuat nya tidak bisa mengendalikan dirinya.
“Iya , tapi Om janji dulu tidak akan meninggalkan Jenni lagi.” Jeniffer mengangkat jari kelingkingnya, yang dibalas Zein dan menautkan kedua jemari mereka. Sebagai tanda jika mereka akan terus bersama. Senyum manis mengembang dibibir keduanya.
“Aku berjanji tidak akan meninggalkan mu sendirian lagi.” Ucap Zein.
“Terimakasih Om,” Ucap Jeni yang ingin kembali memeluk Zein.
“Eeeiitsz... cukup, cukup jangan diulang lagi Jeni. Aku bisa khilaf.” Elak Zein.
“Oya Om, sudah hampir malam. Tapi kita tidak punya apa-apa untuk dimakan.” Ucap Jeniffer sambil melirik tidak ada yang dibawa oleh Zein, yang sebelumnya berkata akan mencari bahan makanan untuk mereka berdua.
“Jenifer, barusan aku ketiduran dibawah pohon itu. Sehingga aku lupa untuk mencari makan untuk kita.” Tutur Zein.
“Ngak papa kok Om, bagaimana jika sekarang kita cari makanan nya bersama-sama.” Balas Jeniffer.
“Okey cantik.” Ucap Zein tanpa sadar, segera dia menutup mulutnya. Menyesali dan sangat malu dengan ucapannya barusan.
Zein pun berinisiatif menangkap ikan-ikan, mengunakan ranting kayu. Menunjukkan kembali keahlian nya. Karena pada dasarnya Zein dulunya hanya seorang anak petani biasa yang sudah terlatih hidup didesa dan bersahabat dengan alam.
“Jeniffer inilah menu makan kita, semoga kamu menyukai nya.” Zein mengumpulkan ranting dan membakar ikan-ikan hasil tangkapan nya.
“Wah... sepertinya makanan ini sangat lezat Om,” Ucap Jeniffer antusias. Zein hanya tersenyum dan mengangguk menanggapinya.
Arden yang menyaksikan kemesraan Jeniffer dan Zein, berusaha untuk mengendalikan rasa cemburu nya. dia berjalan mondar-mandir untuk meredamkan amarah nya.
"Semua ini gara-gara Paula, dia datang tiba-tiba dan membuat pujaan hatiku ketakutan. aaaagghhh sial." Arden mengusap kasar wajah tampan nya.
gumpalan angin berubah menjadi empat orang pengawal, berdiri dihadapan Arden.
"Untuk apa kalian datang kesini?"
"Kami berempat ditugaskan oleh Baginda raja untuk menjaga pangeran, selama berburu di pulau ini.." Ucap salah seorang pengawal setia Arden.
"Mulai sekarang tidak suka kalian kawal, aku lebih bahagia dan menikmati berburu di alam liar ini sendirian." terang Arden.
"Tapi ini perintah pangeran." ucap pengawal menegaskan.
"Aku tidak peduli." ucap Arden.
"Lihat, pulau ini sekarang sudah ada manusia yang mendatangi untuk pertama kalinya." ucap kepala pengawal yang bernama rembo.
"Ingat! kalian tidak boleh memberitahu Baginda raja tentang mereka berdua." ucap Arden.
"Kenapa pangeran?"
"Kalian tahu sendiri jika raja tidak menyukai aku bergaul dengan bangsa manusia, sekarang mereka berdua sahabat ku." ucap Arden sambil menatap wajah cantik Jeniffer yang sudah ! membuat tergila-gila.
"Wah ternyata gadis bangsa manusia itu cantik-cantik," tanpa sadar salah seorang memuji kecantikan Jeniffer, membuat Arden kesal.
"Jaga ucapan mu Rembo, ingat dia calon istri pangeran mu." bentak Arden.
"Maaf pangeran." Rembo menundukkan kepalanya berkali-kali.
"Ingat perkataan ku tadi, jika kalian bertiga harus merahasiakan hal ini i dari raja."
"Siap pangeran," jawab mereka serempak.
Arden kembali menatap Jeniffer, sebelum akirnya dia memutuskan untuk melanjutkan berburu untuk menghilangkan rasa cemburu melihat kemesraan Jeniffer dan Zein yang saling suap-suapan ikan bakar.
"Aku harus bersabar dan mengalah, kekuatan ku selalu melemah setiap berhadapan dengan laki-laki ini." Gumam Arden yang menarik busur panahnya memulai berburu kijang di alam bebas.
Tidak butuh waktu lama bagi Arden menaklukkan jkijang liar itu, emosi nya yang tengah memuncak membuatnya semakin sigap dan gesit mengejar binatang buruannya.
"Kalian bersihkan kijang ini dan bagi-bagi kan dagingnya pada rakyat ku." perintah pangeran Arden pada empat orang pengawalnya, meskipun sudah beberapa kali diusir oleh Arden mereka tetap mengikuti Arden. pengawal yang sangat patuh pada perintah sang raja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Rani Ri
Zein kuat iman dan agama Makanya susah tuk di takluk oleh arden..beda dgn jeniffer
2024-01-16
1
Erik Andriansyah Ibrahim
jin jin tpi kya xa gnteng nh jin
2021-10-31
0
Jonah Jumaenah
dari awal season 1 sampe lanjut yg Zein suka terus. pertama baca ketawa2 ngga jelas Thor😅
2021-09-28
0