Berkeliling villa

Zein menemui bang ujang, meminta izin untuk meminjam Motor nya berjalan-jalan keliling Villa, meskipun bang Ujang semuka merasa sungkan mengingat motor nya yang sudah buntut akan digunakan oleh Zein.

"Terimakasih ya bang." ucap Zein menyalakan motor, Jeniffer duduk membonceng dibelakang dengan antusias dan tersenyum senang.

"Sayang, berpegangan yang erat ya." ucap Zein mulai menambah kecepatan laju motor nya mengingat jalanan yang sepi. sehingga dia merasa leluasa mengendarai motor tersebut.

Jeniffer melambaikan tangannya, menyapa ramah pada seorang ibu-ibu yang terlihat masih cantik, berdiri di taman sebuah villa yang mereka dilalui. belum sempat Jeniffer jeni menurunkan tangannya ibu berwajah cantik yang barusan disapa nya tiba-tiba menghilang.

Jeniffer sempat kaget, namun dia kembali membaca ayat kursi yang diajarkan Zein. karena masih belum hafal Jeniffer mencatat nya pada selembar kertas.

Zein menghentikan Motor di sebuah warung, mereka membeli makanan khas daerah itu, dan minuman segar. setelah itu Zein kembali melanjutkan perjalanan memasuki area perkebunan karet. karena terus bercanda mereka berdua tidak menyadari jika berkendara sudah terlalu jauh.

"Hati-hati uda awas....." teriak Jeniffer, ketika motor mereka hampir menabrak seekor binatang yang sangat gesit melintas. Zein mengusap dadanya kaget. tidak jauh dari mereka berdiri, terlihat sekawan moyet liar yang berkeliaran ditengah jalan.

"Ha....duh monyet-moyet nya banyak Uda, dan seperti nya mereka para monyet yang pernah kita temui di air mancur dulu" teriak Jeniffer ketakutan.

"Ngak papa sayang, kita lanjut lagi." bujuk Zein yang hampir jatuh karena oleng membawa motor barusan, baru mulai menyala tiba-tiba motor itu mati mendadak dengan jarak tidak terlalu jauh dari posisi monyet dan keluarganya itu bersantai.

Jeniffer yang panik langsung turun dari motor, saat dia melihat kebelakang para monyet-monyet itu berjalan mendekati mereka. terutama yang berukuran cukup besar, seolah-olah tersenyum kearahnya.

"Tidak.... tidak... jangan makan kami nyet...kami tidak berniat menganggu kalian.... please kita temanan aja" teriak Jeniffer sambil berlari dan bersembunyi dibalik pohon yang telah tumbang di pinggir jalan itu.

Sementara Zein masih saja mencoba menghidupkan motor kembali, dan tidak menyadari jika istri cantik nya telah turun dari motor dan bersembunyi. saat motor nya hidup, Zein langsung tancap gas dengan kecepatan tinggi meninggalkan lokasi yang membuat tengkuknya merinding.

"Uda... Uda." teriak Jeniffer langsung keluar dari persembunyiannya, sambil berteriak-teriak memanggil suaminya yang tetap acuh.

"Uda...... tunggu.... tunggu Jeni" teriaknya berlari kencang mengejar Zein sambil melambai-lambaikan tangan.

"Jeniffer...." Zein mematikan mesin motor nya ketika melihat istrinya berlari melalui kaca spion motor.

"Aaaaaa my Good"

Refleks Zein ikut meloncat turun saat menyaksikan bahwa yang membonceng duduk manis dibelakang nya adalah seekor monyet betina berukuran besar sambil mengedipkan mata ke arah Zein.

Zein yang kaget, turun dan berlari kearah Jeniffer yang sudah ngos-ngosan mengatur nafas.

"Sayang maafkan aku, aku tidak mengetahui jika kamu telah turun dari motor, habisnya aku masih merasakan seseorang duduk dibelakang ku" ucap Zein menatap sayang dan menyeka keringat di wajah Jeniffer.

"Memangnya Uda tidak bisa membedakan antara monyet dengan diriku" Jeniffer melotot kan matanya.

"Tidak sayang." Jawab Zein asal.

"Iiihhh nyebelin" Jeniffer mengejar Zein dan memukuli nya, karena kesal Zein mengatakan jika tidak bisa membedakan nya dengan monyet betina itu.

Melihat kedua anak Manusia yang bertengkar, sang monyet turun dari motor dan mendekati dua anak manusia itu yang tiba-tiba menggigil ketakutan melihat kedatangan nya.

"Tolonglah nyet maaf kan kami, dan tunjukkan kami jalan pulang hu....hu.... Jeniffer menangis begitu mengetahui jika mereka sudah tersesat jauh.

Zein pun ikut panik saat didepan mereka, terdapat tiga persimpangan sementara dia juga tidak ingat persimpangan yang mana yang telah mereka lalui tadi, karena begitu Asyik dan terbuai suasana berduaan dengan Jeniffer.

"Aku tahu, kalian semua pasti kawanan monyet di Air terjun dulu, tolong sebaiknya kita berdamai saja." ucap Zein.

Monyet betina besar itu tidak menyakiti mereka, dia hanya menatap Jeniffer dan Zein bergantian lalu mengangkat tangannya yang dipenuhi bulu itu sambil menunjuk makanan yang terdapat di kantor yang Jeniffer pegang.

Dengan sedikit takut Jeniffer melempar makanan itu pada moyet besar itu. monyet pun langsung meninggalkan mereka berdua yang masih ketakutan. dan membagikan makanan itu pada anak-anak nya yang sedari tadi hanya menyaksikan ulah dua anak manusia itu.

Setelah melihat sekawanan monyet itu telah pergi menjauh, Zein menyalakan motor nya.

"Ayo sayang kita tinggal kan tempat ini"

Jeniffer naik keatas motor, Zein melesat dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan yang sepi membuat Zein bebas melajukan motornya.

"Uda masih ingat jalan pertama yang kita masuki tadi" Jeniffer sudah merasa sedikit cemas.

"Aku tidak ingat sayang, tapi kita harus tetap melakukan motor ini hingga bertemu penduduk sekitar untuk bertanya jalan menuju villa" ujar Zein yang sudah ikutan-ikutan cemas, namun bibirnya tidak henti-hentinya bersalawat.

Sudah capek berputar-putar dengan motor itu, namun mereka tidak menemukan Seorang pun yang melintasi jalan itu, maupun Rumah penduduk. Zein mulai putus asa sedangkan bahan bakar motor mereka sudah hampir habis.

"Uda takut, sementara signal disini juga tidak bagus" Jeniffer mengangkat ponselnya tinggi berharap mendapatkan signal yang penuh. namun usahanya itu sia-sia belaka.

"Duh.... Bagaimana ini uda" Jeniffer sudah hampir menangis, memeluk tubuh Zein dari belakang.

"Sayang tuch lihat disana ada kios minyak dan beberapa Rumah penduduk" Zein melajukan motor nya dan menambah bahan bakar minyak mereka hingga full.

Mereka pun menanyakan lokasi villa, membuat orang-orang yang disana seolah-olah menertawakan mereka berdua yang keheranan.

"Ondeh adiak baduo ko lucu lah, ...sajak tadi baputa- puta Ndak jaleh nampak e." ( adek-adek berdua lucu ya, dari tadi mutar-mutar ngak jelas, tuch lihat disana banyak villa-villa mewah)" ucap bapak penjual bahan bakar minyak itu.

Zein dan Jeniffer pun terpana, tidak percaya jika tempat penginapan mereka tidak jauh dari posisi mereka sekarang.

"Uda aku takut, ini benar-benar aneh," bisik Jeniffer, yang kembali mendengar kan sambil membaca ayat-ayat suci yang diputar Zein melalui ponsel nya.

"Yuk cepat sayang, kita tinggalkan tempat ini" bisik Zein.

Dengan perasaan bercampur aduk, mereka berdua meninggalkan tempat itu menuju villa.

"Dari mana saja kalian berdua. jam segini baru balik" nampak wajah kwatir dari pak Usman yang sempat dihubungi bang ujang karena Zein dan Jeniffer belum juga kembali mengingat malam yang sudah sangat larut.

"Kami hanya mutar-mutar pake motor ini keliling Villa, dan perasaan kami perginya baru sebentar" jawab Zein menatap keluar Villa yang sudah gelap gulita.

" Lihatlah jam dihadapan kalian," ucap pak ustad Usman mengingat kan sambil melanjutkan zikir nya.

Zein dan Jeniffer saling pandang, mereka masih binggun dengan apa yang menimpa mereka hari ini.

Terpopuler

Comments

nayla...

nayla...

temanku dl jg gt.diputar2 kan ditempat itu2 trs...

2024-01-06

0

❀ᴵᴾRani❀

❀ᴵᴾRani❀

lanjut thorr upnya, gak sabar liat anaknya jeniffer 😁😁

2021-09-26

4

Ayyuk Phe Thonk

Ayyuk Phe Thonk

semngat up nya kakak.... aku menantimu

2021-09-26

1

lihat semua
Episodes
1 Terdampar
2 Kecemburuan Paula
3 Mengerjai Jeniffer
4 Cumbuan Arden
5 Ketahuan
6 Ditenggelamkan
7 Kesedihan Arden
8 Paula sekarat
9 Mantera
10 Monyet Jantan
11 Merasa lucu
12 Pikiran Monyet
13 Berhasil kabur
14 Pernikahan Jeniffer
15 Bulan purnama
16 Mimpi Jeniffer
17 Arden kepanasan
18 Berkeliling villa
19 Meninggalkan Villa
20 Fokus pada pengobatan Jeniffer
21 Arden Terluka lagi
22 Kembali ke Meksiko
23 Jeniffer hamil
24 Arden tersadar dari koma
25 Permintaan Safira
26 Jalan-jalan ke alam manusia
27 Sampai di alam manusia
28 Bertemu Safira
29 Pangeran berkuda putih
30 Mentions yang mewah
31 Kecemasan Hayati
32 Kemarahan Hayati
33 Batu mustika
34 CEO Tampan
35 Penampakan Rembo
36 Asal-usul Pangeran Arden
37 Pergi dari Villa
38 Mimpi Stevani
39 Jiwa jomlo Rembo
40 Doa Stevani
41 Terhipnotis oleh Paula
42 Pertarungan Arden
43 Ditengah-tengah Lautan lepas
44 Mencari Arden
45 Mirip Zerzio
46 Foto Alexander kecil
47 Ratu Diana
48 Pernikahan Rembo
49 Mencari Pecahan Batu Mustika
50 Istri ku
51 Menyatukan batu mustika
52 Keanehan Rembo
53 Terkuak
54 Alexander kecilku
55 Merindukan
56 Suamiku
57 Menjadi CEO
58 CEO Baru
59 Rencana Kepulangan Zein
60 Kepulangan Zein
61 Perjodohan
62 Penyamaran Rembo
63 Bertukar peran
64 Zein pergi ke Bukit Savana
65 Kerajaan Bukti Savana
66 Merestuinya
67 Seumuran dengan calon mertua
68 Rembo bertemu Ratu Diana dan Stevani
69 Safira kembali
70 Bertemu Ratu Diana
71 Pesta pernikahan Alexander
72 Kegalauan Stevani
73 Malam pertama
74 Kecemburuan Paula
75 Stevani terluka
76 Kemarahan Ratu Diana
77 Pergi ke Bukit Savana
78 Perasaan Rembo
79 Mengungkapkan perasaan
80 Pergi ke Amerika
81 Tiga Syarat
82 Geovano
83 Rencana Geovano
84 Harapan Geovano
85 Ulah Paula
86 Bertemu Rembo
87 Makan Pisang
88 Kembali pulang
89 Ambisi Paula
90 Penyerangan Arden dan raru Hayati
91 Kejujuran tabib
92 Stevani sadar
93 Promo, Sekretaris Kesayangan, Presdir mesum
94 promo karya Baru judul Gairah Terlarang Lolly
95 Salahkah aku selingkuh (promo karya baru)
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Terdampar
2
Kecemburuan Paula
3
Mengerjai Jeniffer
4
Cumbuan Arden
5
Ketahuan
6
Ditenggelamkan
7
Kesedihan Arden
8
Paula sekarat
9
Mantera
10
Monyet Jantan
11
Merasa lucu
12
Pikiran Monyet
13
Berhasil kabur
14
Pernikahan Jeniffer
15
Bulan purnama
16
Mimpi Jeniffer
17
Arden kepanasan
18
Berkeliling villa
19
Meninggalkan Villa
20
Fokus pada pengobatan Jeniffer
21
Arden Terluka lagi
22
Kembali ke Meksiko
23
Jeniffer hamil
24
Arden tersadar dari koma
25
Permintaan Safira
26
Jalan-jalan ke alam manusia
27
Sampai di alam manusia
28
Bertemu Safira
29
Pangeran berkuda putih
30
Mentions yang mewah
31
Kecemasan Hayati
32
Kemarahan Hayati
33
Batu mustika
34
CEO Tampan
35
Penampakan Rembo
36
Asal-usul Pangeran Arden
37
Pergi dari Villa
38
Mimpi Stevani
39
Jiwa jomlo Rembo
40
Doa Stevani
41
Terhipnotis oleh Paula
42
Pertarungan Arden
43
Ditengah-tengah Lautan lepas
44
Mencari Arden
45
Mirip Zerzio
46
Foto Alexander kecil
47
Ratu Diana
48
Pernikahan Rembo
49
Mencari Pecahan Batu Mustika
50
Istri ku
51
Menyatukan batu mustika
52
Keanehan Rembo
53
Terkuak
54
Alexander kecilku
55
Merindukan
56
Suamiku
57
Menjadi CEO
58
CEO Baru
59
Rencana Kepulangan Zein
60
Kepulangan Zein
61
Perjodohan
62
Penyamaran Rembo
63
Bertukar peran
64
Zein pergi ke Bukit Savana
65
Kerajaan Bukti Savana
66
Merestuinya
67
Seumuran dengan calon mertua
68
Rembo bertemu Ratu Diana dan Stevani
69
Safira kembali
70
Bertemu Ratu Diana
71
Pesta pernikahan Alexander
72
Kegalauan Stevani
73
Malam pertama
74
Kecemburuan Paula
75
Stevani terluka
76
Kemarahan Ratu Diana
77
Pergi ke Bukit Savana
78
Perasaan Rembo
79
Mengungkapkan perasaan
80
Pergi ke Amerika
81
Tiga Syarat
82
Geovano
83
Rencana Geovano
84
Harapan Geovano
85
Ulah Paula
86
Bertemu Rembo
87
Makan Pisang
88
Kembali pulang
89
Ambisi Paula
90
Penyerangan Arden dan raru Hayati
91
Kejujuran tabib
92
Stevani sadar
93
Promo, Sekretaris Kesayangan, Presdir mesum
94
promo karya Baru judul Gairah Terlarang Lolly
95
Salahkah aku selingkuh (promo karya baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!