"Arden, beraninya kamu melawan ku."
Tubuh Raja bergetar dia Benar-benar marah siap untuk melayangkan pukulan keras kewajah Arden yang merupakan putra kebanggaannya.
"Plackk."
Arden refleks memegangi pipinya yang terasa sangat perih, sudut bibirnya mengeluarkan darah berwarna kehitaman.
Rembo menundukkan kepalanya, dia tidak tega melihat pangeran nya terluka, namun dia sendiri tidak bisa berbuat lebih untuk membantu, mengingat dia juga bakal mendapatkan hukuman dari raja karena membantu Arden pergi meninggalkan istana untuk menyelamatkan Jeniffer.
"Paduka raja, tuan putri Paula muntah darah, karena bagian dadanya terluka parah." terang Tabit.
"Semua ini gara-gara anak manusia itu, cepat kalian lacak keberadaan nya. aku tidak terima karena dia telah melukai calon menantu kesayangan ku." perintah raja pada pengawal-pengawalnya.
"Kalian tidak akan bisa menemukan wanita ku, karena aku telah melindungi nya dan menghapus semua tentang jejaknya fipulau Ini." ucap Arden tersenyum puas.
"Dasar anak durhaka kamu Arden." teriak Raja penuh kemarahan.
Arden Mengeluarkan tongkat nya, sambil memutar dengan gerakan cepat sehingga keluar gumpalan asap yang membuat raja, Paula dan para pengawal yang sempat melihat wajah cantik Jeniffer berubah menjadi tidak ingat wajah Jeniffer yang sesungguhnya. wajah cantik itu terlihat samar dipikiran mereka.
"Maaf raja, kami juga tidak bisa mencari- cari anak manusia itu kembali, karena kami sudah lupa wajah serta bau tubuhnya." ucap mereka yang membuat Arden tersenyum senang dan pergi berjalan santai menuju kamarnya, meninggalkan raja yang masih geram melihat tingkah Arden.
Dikamar nya, Arden kembali membayangkan wajah Jeniffer. dia semakin resah dan gelisah, baru hitungan jam dia dan Jeniffer berpisah. Arden merasa sudah sangat lama, dia begitu merindukan wangi tubuh Jeniffer, kecantikan nya dan kehangatan tubuh wanita cantik itu.
Tok...tok...tok... lamunan Arden seketika buyar, ketika pintu kamarnya terus diketuk dari luar.
"Masuk." balas Arden kesal.
"Ibu." ucap Arden begitu tahu jika yang datang menemuinya adalah ibu kandung nya sendiri, Siti Hayati.
"Arden anakku sayang." Hayati duduk disisi ranjang, tangannya terangkat mengelus pelan sudut bibir Arden yang bengkak dan mengeluarkan sedikit darah akibat pukulan keras raja barusan.
"Anakku Arden, ibu mengerti sekali perasaan mu nak. baru kali ini i ibu melihat kesungguhan mu mencintai seseorang wanita." ucap ibunya.
"Apakah ibu mendukung hubungan ku dengan bangsa manusia?" tanya Arden.
"Iya nak, tapi ibu tidak berdaya untuk membela mu, dan harus patuh pada raja." jawab Hayati sedih.
"Ibu tidak perlu membelaku, mendapatkan dukungan dari ibu sudah cukup membuat ku bahagia." jawab Arden kembali bersemangat dia duduk dan memeluk ibunya.
***
Sementara di kapal, jantung Zein berdetak kencang, tangannya terasa panas dingin. begitu Jeniffer menarik lembut tangan nya dan menggenggamnya. tatapan mata Jeniffer begitu lembut sambil tersenyum begitu manis terlihat oleh Zein.
“Laki-laki yang aku sukai itu adalah kamu Om, tanpa sadar kebersamaan kita beberapa hari ini telah menumbuhkan benih-benih cinta, yang bersemi indah dihatiku, aku merasa sangat nyaman berada disamping Om Zein. hingga tidak ada tempat untuk kak Arya lagi disini Om.” Ucap Jeni menunjuk dadanya.
“Benarkah apa yang kamu ucapkan ini semua Jeniffer.?”
Ucap Zein seakan-akan tidak percaya, jika cinta dan kasih sayang nya dibalas Jeniffer, Jeniffer mengangguk mantap.
“Benar Om, apa Om tidak merasakan perasaan yang sama dengan apa yang Jeni rasakan sekarang?”
“Iya Jeni, aku juga tertarik dan sangat menyukai mu. bahkan kamu adalah perempuan pertama yang memeluk dan menyentuhku seperti ini.” Ucap Zein yang mengelus lembut tangan Jeniffer yang masih menggenggam erat tangannya.
“Jadi kita sekarang pacaran ya.” Ucap Jeniffer sambil mengacungkan jari kelingkingnya, percaya diri mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu.
“Ya, sekarang kita resmi menjadi pasangan kekasih.” balas Zein yang menerima dan menautkan jemari kelingkingnya.
“Oya kita hampir lupa untuk makan.” Ucap Zein dengan raut muka yang masih gugup bercampur bahagia. perlahan Zein menyuapi Jeni.
“Om ikutan makan juga ya.” Jeni balas menyuapi Zein, yang menerima suapan dari tangan Jeniffer yang tersa begitu enak dan sangat nikmat, sambil menatap Jeni begitu mesra. seakan pandangan mata mereka saling berbicara mengungkapkan perasaan mereka masing-masing.
“Om aku sangat kedinginan,” Ucap Jeni.
“Berbaringlah Jeni, aku akan selalu berada disampingmu sayang.” Ucap Zein membelai rambut panjang bergelombang berwarna pirang tersebut dengan penuh kasih sayang.
Perlahan Jeniffer memejamkan matanya, dia begitu ngantuk, meskipun kondisi tubuhnya sudah semakin membaik. Zein tanpa sadar ikut berbaring tidur disebelah Jeniffer sambil memeluknya erat dari posisi samping.
“Bangun... bangun...." pintu digedor-gedor, membangunkan keduanya.
Zein bangun dan berjalan membuka pintu, meskipun tubuhnya masih lelah dan sangat mengantuk.
“Ada apa bang?” Ucap Zein.
“Kalian berdua segera lah turun di dermaga ini, kami tidak bisa lama-lama cepat kalian pergi dan mintalah pertolongan orang-orang setempat agar kalian bisa pergi kekota.” Ucap nya dengan sedikit tergesa-gesa.
“Baik bang, terimakasih banyak atas bantuannya,” Zein segera berusaha membangun Jeniffer, dan membantu memapah nya keluar dari kapal.
Zein dan Jeniffer melambaikan tangannya pada orang-orang yang telah tulus membantu mereka berdua, sambil menatap kapal itu pergi sampai menghilang dari pandangan mata mereka berdua.
“Ayo Jeniffer, kita pergi mencari tranportasi yang bisa membawa kita pulang kerumah bos Arya dikota.” Ajak Zein sambil berusaha menumpang pada mobil-mobil bok yang melintas sambil membawa ikan-ikan tapi tidak ada yang berhenti. Sementara ponselnya Zein sudah tidak bisa dinyalakan lagi, karena kehabisan daya.
“Jenifer bertahan lah, kita pasti akan mendapatkan pertolongan.” Ucap Zein yang terus membantu memapah Jeni dan terus berjalan hingga mereka sampai ditepi jalan raya.
"Kepalaku begitu pusing Om, aku ngak kuat lagi." ucap Jeniffer.
Kondisi Jeniffer sangat pucat, badannya sangat panas, namun dia terus menggigil dan merasa kedinginan. tiba-tiba tubuh mungil Jeniffer ambruk dalam pelukan Zein yang sigap menangkap tubuh kekasihnya.
“Jenifer....bangun lah, kamu kenapa sayang.?” Ucap Zein panik.
Begitu juga dengan kondisi Paula, setelah pertarungan hebat nya dengan Arden dibawah dasar lautan, dia tidak sadarkan diri. dadanya yang terluka parah akibat pukulan Arden membuat gadis itu seperti mayat hidup yang sesekali muntah darah.
Keluarga Paula tidak terima Putri mereka diperlakukan kasar oleh Arden, sehingga kerajaan Paula dan kerajaan Arden terjadi perang dingin, pertunangan mereka pun berakhir termasuk beberapa kerja sama bisnis mereka. dimana pihak kerajaan Arden harus mengganti rugi dengan jumlah yang tidak sedikit.
Hal ini membuat sang raja bukit Savana sering sakit-sakitan akibat ulah anak sulungnya itu, dia tidak mempunyai selera lagi terhadap kedua istri cantik nya, dan juga selir- selir muda yang selalu menemaninya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Lismi Nareindra
d dunia kasat mata ada bisnis ya thor bisnis apa ya😁😁😁✌✌
2021-10-30
0
yuni arti
Gentle Arden ,👍👍👍👍👍👍
2021-09-23
2
🍁Naura❣️💋👻ᴸᴷ
mantap thorr ceritanya aq suka😍😍💪💪
2021-09-23
1