''Aku Ansel,teman baru Nayla Bramantyo ''.Jawab Ansel santai .
''Bu-bukan itu maksudku ! ''.Seru Mayra terbata-bata.
Mayra kebingungan sendiri setelah mendengar jawaban Ansel,saat ini otaknya sedang berpikir keras.
Mendengar jawaban Ansel tidak mungkin dia pelakunya,dari mana aku mulainya ya...jika dia tahu tentang foto ini banyak kemungkinan yang akan terjadi,tapi jika aku tidak memberitahukan pada Ansel perasaan ku semakin penasaran aja,gimana ya.
Mayra hanya bisa membatin belum berani membuka inti masalahnya.Sementara Ansel terus menatap intens wajah Mayra yang sudah terbaca menurut pantauan Ansel sejak tadi, kala menilai mimik wajah, gadis di depannya memasang wajah gelisah.
''Ada yang ingin kamu ketahui dari ku? ,atau kamu ingin berbagi masalahmu?,aku bersedia membantumu jika kamu berkenan membaginya denganku .''Tawar Ansel serius.
Mayra menatap Ansel dalam diam dengan wajah bingung masih menimbang-nimbang.Beberapa saat kemudian Mayra membenarkan posisi duduknya supaya groginya tidak terlihat.
''Begini Ansel,aku...aku,em...''.Mayra masih belum berani membuka masalahnya.
''Kamu belum yakin padaku ?''.Tanya Ansel .
''Bu-bukan begitu aku hanya belum siap,ta-pi sekarang ak-aku ---
''Nayla kenapa kamu gugup begitu,apa ada masalah ? apakah aku terlibat dalam masalah tersebut hingga sedari tadi kamu berbicara tergagap-gagap''.Mayra terkesiap dengan pertanyaan Ansel ,tatapan Ansel penuh intimidasi agar Mayra secepatnya membuka masalahnya sekarang juga.Dengan tangan bergetar Mayra mengambil foto tersebut segera dia meletakkan di atas meja akan tetapi tangan Mayra masih tidak bisa melepaskan foto tersebut.
Ansel mengarahkan tatapannya pada benda yang masih tertutup tangan Mayra .
''Ini permasalahannya Ansel,tolong setelah kamu melihatnya kamu terus berfikir positif , karena aku juga tidak tau menahu siapa pelakunya ''.Ucap Mayra hati-hati,agar tidak menyinggung perasaan Ansel.
''Biar kulihat ''.Pinta Ansel.
Pelan-pelan Mayra mendorong foto tersebut kehadapan Ansel.Tidak menunggu lama lagi Ansel langsung mengambil foto itu lalu melihatnya dengan rasa penasaran,diluar dugaan Ansel bukannya marah malah sekarang dia tertawa keras sesaat setelah meneliti foto itu.
''Ansel kenapa kamu tertawa? kamu tidak marah melihat gambar beradegan seperti itu ? ''.Tanya Mayra bingung dengan respon Ansel yang diluar dugaan.
''Nayla sungguh karya mu itu membuatku takjub ''.Ucap Ansel diiringi tawanya.
Mayra terlihat kesal kenapa Ansel bisa beranggapan jika itu adalah karyanya,tidak tau apa karena foto tersebut Mayra tersiksa sehari semalam,sesaat tadi Mayra malah merasa bersalah karena Ansel terseret kedalam masalahnya.
''Lihatlah pria itu dengan santainya dia tertawa,gak tau apa sedari tadi aku gugup dan takutnya setengah mati .''Gumam Mayra pelan,Perasaannya saat ini sangatlah kesal melihat tawa Ansel bagaikan sedang mengejek ketakutannya sejak tadi.
''Sorry sorry gue kelepasan ,kemarilah duduk disini,aku akan menjelaskan titik persoalan masalahnya,maaf aku sudah membuatmu kesal .''Pungkas Ansel sembari menarik kursi yang lain berdampingan dengan Ansel.
Awalnya Mayra ragu tapi demi rasa penasarannya Mayra menanggapi Ansel segera dia ganti posisi yang berdampingan dengan Ansel bahkan terlalu dekat hingga lengan mereka saling menempel,Sungguh Mayra tidak menyadarinya karena jiwanya terlalu penasaran.
''Baik Nayla dengarkan baik-baik,disini ada dua foto bukan ? ''.Mayra mengangguk.
''Coba perhatikan apakah ada perbedaan ? ''. Ucap Ansel mendekati foto tersebut kedepan Mayra.
''Beda.''Jawab Mayra menatap intens ke arah foto.
''Apa bedanya ? ''.tanya Ansel.
''Gambarnya ''.Jawab Mayra polos.
''Dasar bodoh ''.Ansel menyentil dahi Mayra.
''Awww...Sakit Ansel ''.Rengek Mayra tanpa di sadari, kebiasaannya kala dahinya kena Jitak kakak dan Papa, refleks Mayra mengeluh sedikit manja.
Ansel langsung mengusap dahi yang sudah di sentilnya.Mayra baru sadar jika dia sudah bertingkah di luar batas pada pria yang baru kemarin di kenalnya.
''Maaf , Apa sakit sekali ? ''.Tanya Ansel.
Mayra memundurkan kepalanya agar tangan Ansel tidak keterusan menyentuh dahinya.
''Tidak masalah,aku juga refleks menggunakan suara yang tidak pantas di depanmu,maklum aku keseringan di jitak kakak dan Papa,maaf sekali lagi ''.Ucap Mayra gugup .
''Yasudah mari ku jelaskan ''.Ansel memajukan tubuhnya kepala mereka saling mendekat ,Mayra mengangkat wajahnya melihat kesamping ,begitu juga dengan Ansel melakukan hal yang sama dengan Mayra,jantung Ansel berdegup kala mata mereka saling mengunci.Tidak berbeda jauh dengan Mayra jantungnya juga berdegup kencang,bukankah dia baru saja gagal dalam percintaannya,tapi kenapa Perasaannya kini sangat berbeda bukankah Mayra sama sekali belum move on ?, tapi kenapa jantungnya bisa berdebar kala menatap netra pria selain Andre yang sangat dicintainya,Mayra juga merasa heran kenapa saat menatap mata Andre jantungnya sama sekali tidak menari-nari seperti ini,apa cintanya untuk Seorang Andre hanyalah obsesi semata,entahlah yang pasti Mayra merasa nyaman berdekatan dengan pria yang baru di kenalnya.
Sadar akan posisinya Mayra segera mungkin memutuskan tatapan matanya dengan Ansel.
''Ehmmm ''.Mayra masih berusaha menetralkan detak jantungnya yang tidak normal.
''Maaf Nayla,aku akan menjelaskannya ''.Mayra mengangguk sambil melirik Ansel dengan rasa malu tak terhingga.
''Begini Nay dua foto ini memang tidak ada bedanya, terlihat seperti nyata tapi jika kita terus menelitinya foto saat kita berpelukan dan Maaf---''.Ansel menghentikan ucapannya.
''Tidak masalah lanjutkan aja Ansel ''.Ansel mengangguk menyetujui
''Foto berciuman..,kedua foto ini tidak sama ''.Jelas Ansel.
''Bedanya di mana ?''.Tanya Mayra penasaran.
''Dari bentuknya,lihatlah pakaiannya saja banyak sekali terdapat perbedaan,bukan itu saja ,lihatlah latar belakangnya di foto berpelukan kita duduk di kursi berukir,sedangkan Kursi yang di duduki saat beradegan ciuman bentuknya lurus,bukan itu saja aslinya aku memakai jam tangan sebelah kiri tapi di adegan lainnya tidak ada jam sama sekali ''.Jelas Ansel terperinci.
Seketika Mayra mencoba mencocokkan dua foto tersebut,tidak lama kemudian wajahnya langsung berubah sumringah ,secercah kelegaan tersirat di wajah cantik Mayra dan itu tidak luput dari tatapan Ansel sendiri.
''Kamu benar-benar jenius Ansel ,aku hampir nyerah meneliti foto ini dan tidak menemukan kejanggalan apa-apa,sedangkan kamu hanya beberapa menit langsung terdeteksi perbedaan di dua foto tersebut,sungguh kamu sangat pintar Ansel ''.Ucap Mayra senangnya minta ampun.
''Terimakasih Ansel ...''.Mayra menoleh kesamping sambil tersenyum.
''Sama-sama ''.Ansel tidak kalah manisnya membalas senyum pada Mayra hingga mata kedua itu saling mengunci kembali namun tidak lama mereka duduk seperti semula ,Mayra bangun dan duduk berhadapan dengan Ansel kembali,terlalu dekat dengan pria itu bisa membuat Mayra jantungan seketika.
''Nayla kamu dapat dari mana foto tersebut ?''.Tanya Ansel serius.
''Aduh gimana ini,jika aku kasih tau Ansel dari mana aku dapat foto ini,pastinya mama keseret juga,tapi aku kasih alasan apa ya,gak mungkin kan aku bilang Nemu di pinggir jalan ,ah ribet deh....pikir pikir May.''Batin Mayra terus berpikir alasan apa .
Melihat raut wajah Mayra mulai bingung kembali ,Ansel menautkan alisnya dengan gadis berhijab ini.
''Nay...''.Panggil Ansel.
''Ah..i-yy-ya Ansel ''.Sahut Mayra terkejut berubah gugup.
''Kenapa diam,aku tanya dari mana kamu dapatkan foto tersebut ''.Tanya Ansel kembali.
''Ak-aku juga tidak tau siapa orang itu,tapi seseorang memberinya tadi pagi di jalan ''.Bohong Mayra terpaksa .
''Kamu yakin ?''.
''A-aku tidak bohong ''.Jawab Mayra terlihat gelisah .
''Baiklah aku percaya,tapi aku benar-benar tidak menyukai orang-orang yang terlibat dengan foto ini,apakah kamu punya musuh ?''.Tanya Ansel.
''Tidak,aku pikir foto ini di tujukan untukmu ''.Jawab Mayra .
''Tepatnya untuk kita berdua, jangan-jangan itu ulah mantan kekasih mu ?''.Mayra menggeleng cepat,bukan membela Andre tapi dia sangat mengenal pria itu,pemuda baik namun sayang tidak bisa berpindah hati ke lain wanita.
''Tidak mungkin Ansel,dia malah bahagia jika aku tidak mengusiknya ,apa lagi sekarang dia sudah bebas mengekspresikan cintanya untuk kakakku ''.Ucap Mayra sendu.
''Sudahlah jangan di ungkit lagi pria brengsek itu,kamu simpan fotonya siapa tau itu berguna di saat ada yang menyerangmu dengan berbagai pertanyaan,kamu jelaskan saja nanti seperti teori ku tadi ''.Ucap Ansel mengalihkan pembicaraan.
Mayra mengangguk dan segera memasukkan foto tersebut kedalam tasnya.
Mayra melihat jam di tangannya tidak terasa mereka sudah berjam-jam duduk di restoran tersebut .
''Ansel makasih banget atas bantuannya,sudah sore hampir sore aku pulang dulu ''.Pamit Mayra bangkit dari duduknya.
''Aku antar, Ayo...! ''.Sambar Ansel ikut bangkit dari duduknya.
''Tapi---''.
''Tidak ada bantahan,bukannya kita sudah berteman ?''.Ucapan Ansel berhasil membungkam Mayra,mau tidak mau dia menyetujui nya.
Ansel menarik tangan Mayra dan terus menggenggam nya sampai ke parkiran Restoran,jelas Mayra terus ingin lepas namun apa kata jika tubuh dan perasaan nyamannya tidak sinkron ,dasar tangan penghianat umpat Mayra.
.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments