''Dasar bodoh '' Ucap pria itu dengan suara bariton.
Tubuh Mayra bergetar ketakutan ia masih memejamkan matanya karena masih syok bahkan Mayra masih belum sadar jika dirinya saat ini berada dalam pelukan seseorang .
''Kalau takut kenapa sok berani ''.Ucap pria yang menolong Mayra.
Mayra membuka matanya lalu mendongak melihat pria yang telah menolongnya,sejenak Mayra menikmati mata yang juga sedang menatapnya hati Mayra seakan damai dengan ketampanan pria yang masih memposisikan memeluk dirinya.
''Ya Tuhan tampan sekali pria ini,apakah aku sekarang berada di surga ya,Tuhan sungguh indah karyamu ''.Batin Mayra.
''Sudah puas menatapku ? ''.Pria tersebut kembali membuyar lamunan Mayra
Kesadaran Mayra kembali terkumpul, wajah sembab Mayra langsung merah akibat malu ketahuan menatap pria yang sudah menolongnya,Dia bergegas bangun dari pangkuan pria tersebut namun pria itu menariknya Mayra kembali terjatuh kepangkuan pria tersebut.Perasaan Mayra semakin cemas dengan pria yang tidak mau melepaskannya.
''Lepas ''.Ucap Mayra .
''Tidak akan ''.Sahut pria itu
''Ke-napa kau me-nahanku ?''.Mayra mulai gelisah curiga dengan pria yang terus memeluknya didepan umum,bahkan semua mata yang menyaksikan mereka sedang fokus melihat adegan didepan.
''Kamu pasti akan meloncat kembali ''.Cetus pria tesebut menatap Mayra intens.
''Hey ,aku tidak segila itu mana mungkin aku loncat,jembatan ini sangat tinggi bahkan aku bukanlah seorang atlet yang memiliki nyali besar''.
''Lalu barusan apa? ''.Tanya pria itu kembali.
''Aku hanya ingin mengambil liontin ku saja,tadi tidak sengaja terjatuh''.Ucap Mayra memastikan.
''Kami melihatnya dia mau loncat nak,lihatlah wajahnya dia habis menangis.''Ucap salah satu penonton.
''Aduh nak jangan nambah dosa ,kasihan bayinya dia juga butuh hidup ,kenapa remaja sekarang benar-benar keterlaluan sudah enak-enak sudah jadi anak malah mau bunuh diri ''.Ucap penonton lain dengan asal.
Mayra melongo dengan ucapan seorang Ibu-ibu yang jelas sudah salah paham menuduh dirinya bunuh diri dengan tuduhan menjijikkan pula.
''Kau lihat mereka semua berasumsi seperti itu ''.Sambung Pria itu.
''Hey tapi aku tidak melakukannya ''.Tangkis Mayra emosi.
''Sudahlah tidak mungkin kita disini terus-terusan yang ada tuduhan mereka semakin membuatmu sakit hati ,ayo ikut aku ''.Ujar pria tersebut yang langsung membantu Mayra untuk berdiri,lalu pria itu menarik Mayra menuju motor sport merah nya Ia memasangkan helm di kepala Mayra juga dikepala nya sendiri dan naik kemotornya,tapi Mayra masih enggan menaiki motor tersebut perasaannya tidak enak sebab pria yang telah menolongnya sama sekali tidak dia kenali.
''Cepatlah naik,apa kau akan berdiri sampai malam disini hmm...''.Titah Pria tersebut .
''Aku tidak mengenalmu kamu orang asing ,aku takut kamu macam-macam nantinya.''Ucap Mayra penuh curiga.
''Hey untuk apa aku menipumu,jangan mengira diriku orang jahat,tidak mungkin kan aku menolongmu tadi,apa ini rasa terimakasih mu padaku ''.Ucap Pria itu kesal dengan anggapan Mayra yang mencurigainya.
Tidak enak hati karena pria ini sudah menyelamatkannya Mayra mengalah dan langsung menaiki motor pria itu.
''Berpeganglah jangan sampai kamu jatuh dijalan ''.Titah Pria tersebut sembari menarik tangan Mayra hingga posisi Mayra seperti memeluk Pria tersebut,Mayra terus berontak ingin lepas dari jeratan tangan pria didepannya namun tenaganya kalah ,akhirnya perlawanan Mayra sia-sia dan dibiarkannya.
Pria itu menjalankan motornya setelah membubarkan kawanan yang membuat mereka heboh dengan aksi bodoh gadis di belakangnya.
''Jangan lancang kamu,aku naik motor mu itupun karena kamu yang paksa , bawa-bawa rasa terimakasih lagi ''.Gerutu Mayra kesal dengan pria tersebut,padahal dia sedang bersedih.
''Tenanglah aku tidak akan membahayakan mu ''.Ucap pria tersebut dibalik helmnya.
Mayra merasa canggung baru kali ini dia mengikis jarak dengan seorang pria,saat menjalin hubungan dengan Andre mereka tidak saling menyentuh apalagi melakukan lebih jelas tidak mungkin karena Andre terus bersikap dingin padanya.
Berbeda kali ini saat tubuhnya dan tubuh pria itu menempel jantung Mayra hampir copot ada getaran aneh mengelanyar dalam hatinya,hingga desiran darahnya sangat terasa perasaannya sangat menggelitik.
Pria itu bisa merasakan kalau gadis di belakangnya merasa gelisah terasa ditangannya begitu bergetar kala mereka bersentuhan.
Tenyata gadis ini tidak pernah bersentuhan,syukur deh .
Pria tersebut tersenyum dibalik helmnya.
✨✨✨✨✨
''Assalamualaikum Mah...''.Salam Nayla ketika memasuki rumahnya.
''Waalaikum salam ,sudah pulang nak.''Fina membalas salam Mayra.
Mayra meraih tangan Fina dan menyalim ,lalu Fina menerimanya.
''Ma apa Mayra sudah pulang ?''.Tanya Nayla netranya terus menyusuri kesemua arah.
''Ngapain pulang-pulang nanya gadis itu,keluyuran kali ''.Jawab Fina tidak suka.
Mayra menghela nafas berat dengan sikap mamanya yang selalu saja menjelekkan adiknya.Tanpa membalas Nayla berlalu masuk ke kamarnya .Nayla mengambil ponselnya bergegas menghubungi Mayra karena sampai sekarang raganya belum terlihat,apalagi jika mengingat masalah tadi,Nayla takut adiknya salah paham tentu saja malam ini juga dia akan menyelesaikan semua agar dia dan Mayra selalu akur.
✨Di sebuah Taman ✨
Ponsel Mayra terus berdering ,tertera nama sang kakak sedang menghubunginya tapi untuk saat ini Mayra menguatkan dirinya untuk tidak mengangkat telepon tersebut hingga beberapa panggilan tersebut tidak dijawabnya.
''Kenapa tidak diangkat ...? ''.Ucap pria yang menolongnya tadi dengan membawa dua botol minuman lalu duduk disamping Mayra yang terus menggenggam ponselnya.
''Minumlah,biar perasaanmu terasa sedikit tenang ''.Ucap pria itu sembari menyerahkan minuman untuk Mayra.
Mayra menoleh kearah pria itu,seketika dia terpesona melihat pria itu saat sedang minum dengan satu tangan menyerahkan minuman untuknya .
''Kenapa terus menatapku,minumlah...''.Ucap pria itu ,Mayra langsung kaget pipi putihnya langsung memerah entah malu atau terpesona dia menunduk sembari mengambil minuman ditangan pria tersebut.
Minumannya langsung diminumnya dengan sedikit salah tingkah.Gerak gerik Mayra sedikitpun tidak terlewatkan dari tatapan pria tersebut.
''Oh ya perkenalkan namaku Ansel Eric Julian ''.Mengulurkan tangan kedepan Mayra.
Mayra menatap Ansel pria yang telah menolongnya.
''Sepertinya dia juga ingin mengetahui namaku,jelas sekali namaku tidaklah beruntung,pria ini terlihat seperti orang baik jika aku berkenalan dengannya memakai namaku sendiri ujung-ujungnya aku dibuang lagi,siapa tau jika aku meminjam nama itu aku akan ikut hoki dari nama yang sangat kusayangi ''
Ragu ragu Mayra menjabat tangan Ansel yang sedari menunggu sambutannya.
''Nayla Bramantyo ''.Ucap Mayra tanpa permisi memakai nama kakaknya agar hidupnya tidak apes lagi.
''Wah nama yang indah seindah orangnya ''.
Blussssh
Pipi Mayra langsung merona dengan ucapan manis Ansel yang memujinya, ucapan yang hanya didapatkan dari kakak dan Papa.
''Apa kita bisa berteman manis ? ''.Tanya Ansel menaikkan alis menunggu jawabannya.
''I--ya aku mau ''.Jawabnya malu-malu.
Mimpi apa semalam bisa berteman dengan pria tampan mengalahkan rupa tampan seorang Andre Nicholas.Mungkin ini adalah keajaiban dari nama Kakaknya.pikir Mayra
''Sebenarnya aku familiar dengan wajahmu ?''.Ucap Ansel ramah.
''Oh ya?,tapi aku tidak mengenalmu sama sekali.''Tutur Mayra .
Ansel terus menelusuri wajah manis Mayra.sementara Mayra merasa canggung dipandang seperti itu.
''Tunggu aku baru ingat kamu kan yang menabrak ku tadi pagi saat di kampus ''.Ujar Ansel mengingat kejadian tadi pagi,pantas terasa familiar sekali dengan wajah tersebut ternyata gadis yang tidak sengaja bermain di kepalanya seharian ini.
''Tapi kok aku gak ingat ya ''.Ucapan Mayra berhasil membuat Ansel tertawa.
Bukannya merasa jengkel karena ditertawakan Mayra malah semakin terpesona dengan ketampanan Ansel yang berlipat ganda saat lesung pipi Ansel terlukis dipipinya.
''Ya jelas lah kamu tidak mengingatnya sebab kamu tidak melihatku.''Sahut Ansel masih menyisakan tawanya.
''Aku ingat tadi pagi menabrak seseorang tapi karena buru-buru aku tidak sempat melihat wajahmu tadi ,maaf ''.Ucap Mayra merasa malu menggigit kukunya
''Yasudah sekarang karena kita sudah menjadi teman ceritakan kenapa kamu berada disana? dan hampir terjatuh ke sungai berarus maut itu ''.Ujar Ansel berharap.
Mayra menghela nafas beratnya ,pandangannya lurus kedepan dia mencoba menahan air mata bodohnya tapi lolos juga ,ternyata hatinya kembali rapuh.
Melihat gadis manis disampingnya menahan air mata Ansel merasa bersalah .
''Jika tidak sanggup jangan diceritakan ''.Ucap Ansel lembut mengusap bahu Mayra.
''Tidak apa-apa,aku rasa dengan berbagi sedikit denganmu membuat beban kesedihanku ringan.''Ucap Mayra menguatkan diri.
''Aku patah hati ''.ucap Mayra pelan.
''Lalu ngapain naik ke besi?''.Tanya Ansel penasaran.
''Jangan berpikir aku mau bunuh diri,aku tidak sengaja menjatuhkan liontin pemberian kekasihku dan berinisiatif mengambilnya !!''.Jelas Mayra.
''Kamu mempertaruhkan nyawamu demi liontin itu?''.Tanya Ansel kesal.
''Kamu benar aku itu sangat bodoh,seharusnya aku tidak mengambilnya,seharusnya aku membuangnya beserta perasaanku ini,seharusnya aku tidak egois untuk memilikinya,aku bodoh Ansel karena kalung itu aku hampir mati....aku bodoh Ansel.''Racau Mayra setengah berteriak tangisannya langsung pecah.
Ansel mengusap punggung gadis tersebut guna menyalurkan ketenangan.
''Kamu tidak Bodoh Nayla,ambillah hikmah dibalik kejadian ini,mungkin saja pria itu tidak sebaik yang kamu duga ''.Bujuk Ansel agar Mayra tenang.
''Tidak Ansel akulah orang yang harus disalahkan,karena ku cinta mereka terhambat,pria itu tidak mencintaiku hiks...pria itu hanya mencintai kakakku,aku egois Ansel,aku memaksa pria itu untuk menjadi kekasihku,sekarang aku yang sakit Ansel.''Mayra kembali menangis hatinya terenyuh dengan takdir yang seperti mempermainkan hidupnya.
''Pakailah bahuku untuk menangis..''.Tawar Ansel lembut,dia merasa iba pada gadis di sampingnya.
Tanpa menjawab Mayra langsung memeluk Ansel dari samping menenggelamkan wajahnya di bahu Ansel.
Ansel mengusap kepala Mayra yang mengenakan kerudung,Mayra menumpahkan tangisannya,rasa gundah dan sakit dia hamparkan di bahu pria yang baru Mayra kenal beberapa jam yang lalu,pria yang telah menolong dari kebodohannya.
''Menangis lah sampai semuanya terasa tenang kembali ''.Bisik Ansel membuat Mayra memeluknya lebih erat.
Dari kejauhan sepasang mata menatap adegan tersebut dengan sinis,wajahnya menyeringai licik,tidak lupa juga orang tersebut memotret Mayra dan Ansel tapi wajah Ansel tidak terlihat karena pria itu menunduk menatap Mayra yang sedang menangis.
''Dasar murahan ''.Ucap orang itu menyeringai licik.
🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments