Part 16
Sudah seminggu berlalu, Arsen pun tak pernah bekerja bagaimana ia memberikan uang untuk Anita. Anita yang kesal pun ingin mengajak Arsen merantau dari kampung, Anita tak ingin selalu menyusah kan orang tua, bagi Anita tak apa jika harus hidup susah, dari pada selalu begini tergantung kedua orangtua nya. Lagikian Anita pun sudah sehat tak ada salanya untuk berangkat dari rumah demi kebaikan kehidupan kedepan nya.
Kepergian Anita bersama anak-anak dan suaminya untuk merantau ke kota jambi pun di izin kan orang tuanya.
Setiba di sana, Arsen mencari rumah kosong untuk menginap, karna pergi cuman membawa uang cukup untuk ongkos saja, kebetulan sanak kerabat Arsen ada disana, untuk sementara waktu Arsen minta izin dari sanak kerabat Arsen yang di panggil mbak If, untuk menginap dirumahnya.
Azan magrin mulai terdrn4gar di komandangkan, Arsen dan Anita sampai didepan pintu mbak If.
POV. Anita
Saat ini aku mengekor dari belakang mas Arsen yang sedang berjalan menuju rumah yang terlihat sedikit mewah di depan kami, mas Arsen menggendong Anindira yang sedang tertidur pulas, aku pun begitu bahu ku sangat pegal rasanya sedari tadi berjalan sambil menggendong Adam, apalagi Adam yang berumur dua bulan ini badan nya sangat gemuk.
Kami berhenti di depan pintu rumah yang terlihat sedikit mewah ini, mas Arsen bilang gak salah ini rumah mbak If kakaknya, tapi saudara jauh, entah saudara seperti apa yang penting ada sangkut pautnya, sudahlah tak bisa aku jelaskan. Mas Arsen sembari mengentuk pintu, tak lama kemudian pintu itu terbuka tampak wanita berusia tiga puluhan berdiri depan pintu, entah mengapa aku rasanya tak suka dengan nya, tapi aku hanya diam mecoba untuk berdamai dengan keadaan.
"Arsen,, " ucap wanita yang berdiri di depan pintu itu.
"Ini yang kamu gendong anakmu?" sambungnya.
"Iya mbak ini anakku, dan itu istriku" ucap mas Arsen sambil menoleh kebelakang kearahku.
"Ada apa ini " ucapnya tanpa basa basi mengajak masuk kedalam, sepertinya wanita ini tak punya adab, bukan menyuruh masuk kedalam rumah, malahan bertanya dengan muka tak sedap di pandang.
"Begini mbak, untuk sementara waktu aku dan istri beserta anak-anak ku bisa tinggal disini dulu, menjelang aku dapat kerja mbak?" ucap mas Arsen.
"Hmmm,, giman ya Arsen, soal makan kalian gimana, kalian kan banyak" ujarnya setengah hati.
Nyamuk semakin banyak, suasana pun semakin dingin, seperti tak punya hati nurani, sedari tadi mengobrol berdiri di teras, tak juga kunjung di suruh masuk, ah pegal sekali rasanya kakiku ini. Sebenarnya aku kesal dengan perempuan ini. Kulihat Anindira anak sulungku mulai menggigil kedinginan, sebenarnya perempuan itu tau tapi ia menghiraukannya.
"Aku akan membantu mbak membersih rumah, dan mas Arsen besok akan mencari kerja secepatnya" sahut ku di belakang mas Arsen.
"Ya mbak, sekalian besok aku cari tempat tinggal. Hanya malam ini saja aku menumpang disini" sambung mas Arsen
"Hmmm,,, gimana ya kamar nya cuman tinggal satu di belakang tapi gada kasur sama bantal" ucapnya
"Tak apa-apalah mbak, jadi boleh atau tidak mbak? anak saya sudah kedinginan" ucap mas Arsen.
"Oh ya,,udah. Masuklah" ucapnya dengan berat hati
Mas Arsen berjalam masuk kedalam rumahnya, aku mengekor di belakangn, kulihat sekali dari raut wajah perempuan ini setengah hati memberi kami tumpangan, matanya seperti menunjukkan kebencian dan ketidak senangan pada diriku. Aku tahu hal itu, tapi kucoba tersenyum padanya, dan menghiraukan tatapan tak suka darinya untukku. Panas dingin biar lah kutahan saat ini, aku menumpang wajar sajalah perempuan ini bersikap seperti ini.
Kami tiba di ruang keluarga, perempuan yang di panggil mas Arsen dengan sebutan mbak If itu berjalan di depan, ia menunjukkan dimana kami harus tidur, kulihat kamar yang ia tunjukkan sangat buruk seperti gudang, dan banyak sekali sarang laba-laba. Tak apa masih bisa di bersihkan.
Tenggorokan ku terasa kering, tapi tak ada basa-basi keluar dari mulut perempuan ini untuk minum. Mau minta tapi segan, takut nya di bilang udah di kasih numpang malah minta-minta.
Perempuan itu meninggalkan kami sebentar lalu datang kembali membawa sapu, Aku bentang kan kain panjang yang telah ku bawakan di luar ruangan kamar itu, kubaringkan Adam anak keduaku kelantai yang beralas kain panjang itu, mas Arsen pun membaringkan Anindira. Aku dan mas Arsen membersih kan ruangan itu. Tak berselang lama aku dan mas Arsen selesai membersihkan ruangan kotor yang berlantai keramik itu. Kubentang kain yang ku bawa dari rumah, lalu mas Arsen menggendongkan Adam dam Anindira untuk di tidurkan kelantai di dalam kamar yang ku alasi dengan kain.
Huwaa,,, Huwa,,, Adam menangis karena lapar, ku kasih Asi ia terdiam sebentar lalu menangis kembali, karna air susuku tidak ada, sebenarnya perutku perih sedari tadi tak makan-makan. Adam terus menangis, lalu mas Arsen menggendong nya, untunglah Anindira tak terbangun.
Setelah mas Arsen berhasil menidurkan Adam, ia baringkan Adam di sampingku. Kulihat kembali jam yang aku kenakan sudah jam setengah dua malam, mas Arsen pun sudah tertidur pulas, aku coba memejam mata dan menahan rasa lapar dan haus. Perlahan mataku terpejam dan terhanyut dalam mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
mommy 2A
aku mampir thor
dan membawa like untuk muu
semangat TERUS thor💪💪
Salam hangat dari
JERITAN HATI INI🤗😊
2021-10-20
1
AlongPee
lanjut baca thor
mari kita saling dukung
2021-10-07
0
Realrf
bagus banget . punya ku aja ga se detail ini 🙈🙈🙈🤔🤭 malu aku
2021-10-04
1