part7

Setelah magrib, Arsen ingin bergegas pergi di kediaman Anita, dengan semangat penuh harapan bisa bersatu kembali.

Diisi lain, dirumah kediaman Anita telah di kunjungi oleh mamak dalam rumah.

"Assalamualaikum " Arsen pepapasan di depan pintu dimana tempat ruang tamu, ia telah di tunggu oleh Hendri dan kedua orang tua Anita

dan Anita ia jua tentunya.

"Walaikumsalam" serentak mereka

"Duduk lah nak Arsen" ucap Ayani lalu pergi kedapur membuat Air kopi buat menantunya. Selesai, ia bergegas pergi keruang tamu "Minum nak"

"Terimakasih buk"

"Nak Arsen benar-benar ingin rujuk kembali dengan Anita?" tanya paman Hendri.

"Ya paman" Arsen menatap penuh harapan pada Hendri "Aku khilaf paman, aku benar-benar emosi saat itu paman, dan aku menyadari aku salah" jelas Arsen lebih panjang.

"Kami hanya bisa membantu, soal untuk bisa menerima nak Arsen kembali itu tergantung Anita. Betul bukan begitu Pak zain? " ucap paman Hendri.

"Iya ya" jawab Zain sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Mmmm bagaimana Anita keputusan berada di tangan mu"

"Sudahlah lah paman, aku tak inggin rujuk lagi, hati ini terlalu hancur.

Terlalu sering mas Arsen meminta maaf dan mengulangi kembali"

[Setiap manusia pasti mempunyai titik jenuh dan batas kesabaran, memaafkan itu mungkin. Namun, untuk kembali kita harus memikirkan seribu kali tentang hal itu. Mengapa meminta maaf jika masih mengulangi hal sama]

"Ta, mas memang salah Ta. Mas menyadari kesalahan mas, apa tak sedikit pun ada hati dan cinta lagi untuk mas Anita? Apakah begitu mudah kamu melupakan semuanya? Mas tak sanggup berpisah, mas benar-benar tak sanggup Ta. Mas mohon,, maaf kan mas" Arsen berlutut dikaki Anita.

"Sudahlah mas sandiwara macam apa lagi ini mas?" tanpa sadar Anita menjatuhkan butiran air dari matanya.

"Bukan Anita, ini semua bukan sandiwara, mas tulus Anita, mas pun telah berjanji tak Akan berpisah kecuali ajal yang memisahkan kita Ta" kali ini ia juga tulus meminta maaf dan menyesali semua yang ia perbuat.

"Cukup mas, tak usah kau bicara itu lagi, tak satu dua kalinya kau menyakiti ku dan meminta maaf lalu mengulanginya, tetapi sudah sering kali. Pandai kau bicara mas sehingga bisa membuat orang-orang yakin padamu bahwa kamu akan benar-benar berubah" Anita menepis tangan Arsen sedari tadi memegang kaki nya.

"Ingat anak kita Ta, bagaimana ia lahir tanpa seorang ayah di samping nya. Lebih hancur lagi jika ia sudah besar mengetahui kita telah berpisah semejak ia di dalam kandungan" Jelas Arsen mencoba menerka air mata.

"Kata Arsen pun ada benar nya Ta, apalagi keadaan kamu sekarang sedang hamil begini, tak ada orang meng-sah kan perceraian Ta" jelas Paman Hendri.

"Jadi aku harus bagaimana paman? apa aku harus hidup seperti ini di sepanjang hidup ku" Anita sesekali mengusap air mata yang menetes di pipinya. "aku tak pernah yakin kalo mas Arsen bisa berubah" sedu Anita.

"Ta setiap manusia pasti pernah khilaf. Namun, bukan berarti ia tidak bisa berubah" tatapan Arsen begitu tulus pada Anita

"Bagaimana Anita? Setau paman bercerai saat hamil tidak sah "

"Baiklah paman aku akan rujuk dengan mas Arsen" Anita berlari masuk kedalam kamar ia tak tahan lagi menahan isak tangisnya.

Mengapa setiap ingin melepas lelaki ini, hatinya selalu saja tak rela, begitu besar kah cinta Anita kepada lelaki itu sehingga rasa sakit itu bisa lenyap oleh rasa tak rela terpisah, oh tuhan semalang itukah hidup seorang gadis yang dulu menjadi pujaan semua pria. Namun, kini ia hanya bisa menangis meratapi hidupnya.

"Terimakasih " Arsen hanya menunduk, ia tahu terlalu melukai wanita yang sangat ia sayangi.

Rasanya sudah lama mereka berbincang-bincang, terdengar suara Azan Isa telah di kumandang kan. Hendri pun hendak pulang karna mesalah telah ia selesaika.

"Sudah Arsen sekarang kau sudah rujuk, dengan keponakan paman. jadi, jaga dia baik-baik. Paman hanya bisa ikut campur masalah ini selebih nya itu masalah keluarga kalian pribadi, jangan kan paman orang tua kamu dan orangtua Anita juga tak berhak ikut campur" ajaran Hendri pada Arsen.

"Iya paman terimakasih banyak"

"Iya, pesan paman cuman satu jaga baik-baik keponakan paman, kalo begitu paman pulang dulu, permisi pak Zain buk Ayani" paman hendri melangkah keluar dari rumah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dua bulan telah berlalu, kini sudah waktunya Anita melahirkan buah hatinya yang selama ini sebagai alasan ia bertahan tetap diam di dunia ini.

"Huaaa,,, huaaaa,, hhuhuaaaa,,, " terdengar suara tangisan bayi yang begitu lantang. Sementara, di luar Arsen dan kedua orangtua Anita. mereka telah melukiskan senyuman begitu indah, ini bukti bersyukur nya mereka atas kelahiran bayi ini.

Mereka masuk ruangan. Dimana Anita telah tergeletak di ranjang tempat ia melahirkan. terlihat banyak darah bercucuran disekitar ranjang yang ia tepati, badan nya di basahi keringat dingin, matanya terpejam.

"Alhamdulillah bayi nya perempuan buk, pak" dokter itu melukiskan senyum begitu hangat.

"Alhamdulillah " serempak diiringi senyuman

"Anita" Arsen menghampiri Anita yang tengah terbaring di ranjang dengan mata terpejam.

Di samping itu dokter sedang membersihkan bayi yang baru saja terlahir di dunia ini oleh seorang ibu yang sangat hebat dan kuat.

"Anita" panggilan itu kembali keluar dari mulut Arsen. Cemas, ia itulah yang Arsen rasakan, begitupun dengan orang tua Anita.

Terpopuler

Comments

Rosi T

Rosi T

aku mampir lagi kak

2022-01-10

1

Jo Doang

Jo Doang

aku hadir membawa dukungan kak.. salam dari Pocong family

2021-10-23

1

Atha Mie

Atha Mie

sudah mamlir kak,

2021-10-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!