Part 15

"pert15

"Huwwaaa,,, " Anak keduaku yang baru saja lahir menangis karna terkejut oleh suara garang mas Arsen, aku coba mendiaminya dengan memberi Asi untuk nya, Alhamdulillah diam kembali.

Kutarikan selimut hingga menutupi kepalaku, sebenarnya bukan untuk tidur, Tetapi ingin menangis melepas rasa sesak yang kudapati dari suami dan mertuaku, entah aku terlalu lebay, entahlah. Rasany aku benar-benar ingin teriak sekencang-kenceng nya isak tangisku ini, biar aku bisa lega.

Mas Arsen diam, ia tidur di samping putra bungsuku yang baru saja lahir, aku membelakangi mereka. Aku hanyut dalam tangis. Kantuk mulai menyerang mataku, tanpa sadar aku terlelap.

"huwaa,,,, huwaa,,," Aku tersentak mendengar tangisan dari putra kecil, segera kumembalikkan badan untuk menyusui nya. setelah ia tertidur aku kembali memejamkan mata.

...----------------...

"Ta,, bangun" badan ku di goyangkan, aku perlahan membuka mata ternyata mas Arsen yang membangunku.

"Aku masih ngantuk mas" ujarku

"Katanya mau pulang kerumah ibuk" ujarnya

Langsung kulihat jam. oh tidak, ini sudah jam sembilan. Aku duduk ditepi ranjang sembari menunggu mas Arsen mengemaskan barang.

Sesekali mas Arsen menatap mataku.

"Matamu bengkak, apa kau menangis tadi malam? " aku tak menjawab sepatah katapun darinya.

Skip*

...----------------...

Setiba dirumah orangtua, aku langsung merebahkan diri ke ranjang beserta bayi mungil ini.

Mas Arsen duduk di samping bayi ku. Sementara, Aindini di bawa main oleh ibuk.

"Siapa yang bagus untuk nama anak kita ya Ta? Tanya mas Arsen

"Entahlah lah mas, aku juga memikirnya sejak kemarin"

"Hmmm" mas Arsen berfikir sejenak "Bagaimana namanya kita kasih Adam Ardiansyah saja"

"Adam, nama yang bagus mas" ucapku

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sudah satu bulan Adam lahir. Namun, aku belum juga sehat-sehat seperti biasa. Heranku, pas aku melahirkan Anindira anak pertama ku, dua hari sudah melahirkan aku bisa kesanaa-kemari. Tapi tidak untuk anak kedua ku ini.

Hari ini ibu berencana membawaku berobat dan periksa ke dokter Elsa tempat aku melahirkan Anindira dulu. Setiba disana, saat dokter Elsa memeriksa ku. Ia seperti tercengang.

"Kamu lahiran kemaren dimana Ta? " tanya nya

"Sama dukun dok"

"Astagfirullah, kenapa harus kedukun, sekarang ini sudah ada dokter" ucapannya begitu khawatir.

"Ya mau giman lagi dok"

"Ini pas di jahitan kamu melahirkan Anindira dulu sobek lagi, aku gak bisa tanggung jawab soal ini Ta, siapa yang membuatnya itulah yang bertanggung jawab" ujarnya

"Trus gimana dok? "

"Mau di jahit ini juga sudah lama, kamu makan aja obat dan vitamin ya"

Skip*

Disaat perjalanan ibu mengomel padaku, masalah lahiran anak kedua. sebenarnya ia tak marah padaku. Ia hanya kesal pada mertuaku.

"Itu tuh kelakuam mertuamu, pandai-pandai manggil dukun beranak, sudah begini mana dukun itu tanggung jawab sama kamu"

"Sudah lah buk, yang terjadi biarlah terjadi"

"Gak semudah itu Ta, jadi gini kan kamu juga yang cacat gara-gara perempuan tua itu sok-soan tahu"

"Aku sama mas Arsen sudah menolak buk, tapi ibu mertuaku ngelotot juga" ucapanku sambil menyalahkan mertuaku.

Tak lama kemudian, aku dan ibu pun sampe di rumah.

Setiba dirumah ku mendengar tangisa Adam, mungkin ia lapar. Memang aku tak menyiapkan susu tabung untuknya. Kulihat Anindira mulai bisa menerima kehadiran adiknya. Ia berusaha menghibur adiknya Adam yang di dalam pelukan ayahnya. Aku tersenyum senang melihat itu.

Terpopuler

Comments

MonSop

MonSop

Q mampir kak

2021-10-29

0

Sri Yati

Sri Yati

semoga ya thor...

2021-10-17

1

Khafida II

Khafida II

semangat kakak..

2021-10-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!