Part 8
POV. Anita
"Anita,,, Anita,,, Kamu pasti baik-baik sajakan,,, " suara yang sangat aku kenal terdengar remang-remang, kubuka pelan mata ku merata menatap langit-langit ruangan yang kutepati. Kulihat di sampingku terlihat seorang pria tampan yang sangat aku cintai, ia memegang tangan ku dengan cemas bak nya takut kehilangan. Memang betul selama ini ia tulus menyayangi ku. Tetapi, mengapa dengan cara yang salah. Kusapa lembut dengan tatapan ku.
Sakittt,,, ia ini memang sakit sekali. Namun, rasa sakit ini membuatku sangat bahagia. Mengapa? Ya karna inilah awal kehidupan yang sangat berwarna bagiku, awal menjadi keluarga yang lengkap, awal menjadi seorang ibu. Ah sudah lah tak bisa kujelaskan ini memang karunia terbesar Tuhan, rasa sakit ku kini telah terkalah kan dengan kebahagiaan yang begitu mendalam.
Kulihat di sampingku mas Arsen terus mengecup tangan ku, ada rasa iba sepertinya di dalam hatinya.
"Mass,,, "sapaku lembut.
"Anita kamu sudah sadar sayang" ucap mas Arsen entah sadar entah tidak air matanya menetes membasahi dahi ku yang baru saja ia kecup.
"Anita terimakasih kau telah memberi bidadari kecil untuk ku, terimakasih sayang"
Aku hanya tersenyum kecil. Selang tak lama berbicara berdua dengan mas Arsen, orangtua mas Arsen masuk.
"Assalamualaikum " ucap ibu wina yang di ekori di belakang nya bapak Abram ayah Arsen.
"Walaikumsalam" ucap mas Arsen, aku hanya diam.
"Mana cucuku " ucap wina, entah pada siapa ia bertanya.
"Di kamar sebelah ma lagi di mandiin" jawab Arsen
"Bagaimana keadaan mu" tanya wina mertuaku
"Baik ma" ucap ku berusaha mengeluarkan suara yang sedari hilang entah kemana.
"Ibu dan ayah mu mana " tanya pria yang berbadan tegap berwajah tampan itu ia adalah Abram, ia papa mertuaku.
"Lagi mengurus asuransi pembayaran biaya istriku pa" jawab Arsen lalu keluar dari ruangan.
Kini di ruangan aku terbaring, hanya ada mama mertuaku, papa mertuaku baru saja keluar entah kemana. Setelah tak lama suasana hening, akhirnya mama wina mertuaku buka suara.
"Yang tanggung biaya rumah sakit mu siapa" tanya padaku
"Uang orangtua ku ma" jawabku pelan
"Makanya jadi istri itu jangan boros, hemat dikit biar gak nyusahin orangtua" ucap nya sambil berjalan dan menyilangkan tangannya di dada. "kalo beginikan anak saya yang malu kan! "ketus mertuaku
Aduh,,,, rasanya sakit sekali hati ini, ingin melawan ia mertua. Tetapi, pantas kah perlakuan nya yang seperti ini padaku, aku masih saja hormat. Masa ia tidak tahu bagaimana anaknya sendiri, kan memang benar mas Arsen jarang memberikan aku uang, kalau ada pun cuman sedikit mana bisa aku menabung.
"Kamu dengar yang mama katakan Anita!" suaranya sedikit mengeras.
Air mataku mentes terus menelusuri telinga ku. Mama mertua ku tak tahu hal itu. Air mata itu bukan takut bukan apa-apa. Tetapi, karna kata-katanya terlalu sakit untuk di pendam.
"Oh tuhan,,, kuat kan aku" ucapku membatin
"Jangan bisa ngasih anak doang, kamu harus bisa ngatur keuangan suami mu juga. Jangan seenaknya ngasih uang ke orangtua mu, ke aku aja kamu gak pernah basa-basi uang sepersen pun" ucap nya lagi-lagi membuat hati ku geram ingin ******* bibirnya dengan tangan ku.
Bisa-bisanya mertuaku berfikir aku sering memberikan uang anaknya kepada orangtua ku, padahal orangtua ku yang selalu membiayai kami.
Kulihat dari gerakan bibirnya lagi-lagi ingin menceloteh. Tetapi, ia seperti memgurungkan niatnya.
POV. Author
Tampak seseorang berjalan ingin memasuki ruangan tempat Anita melahirkan, makin dekat langkah kaki itu berjalan. Ya ia adalah Arsen yang sedang menggendong buah hatinya yang di hadiahi oleh istri kesayangan nya.
"Alhamdulillah Akhirnya mas Arsen datang, jadi si nenek lampir gak lagi ngoceh" Anita membatin
"Itu cucuku " ucap wina tersenyum menyeringai
"Iya nenek" ucap Arsen mengecilkan mimik bicaranya
"Uhh lucu sekali" wina mengambil Bayi itu dari tangan Arsen lalu mencium nya
"Aduduh cayang nenek udah lahir " ucap wina
Waktu terus berlalu, kini Ayani dan zain memasukin ruangan dimana di tempat kan puntrinya yang melahirkan seorang cucu yang lucu untuk mereka.
"Eh besan, udah lama datang" ucap Ayani
"Iya nih, lihat lah lucu sekali cucu kita " ujar Wina
"Uuu mwh" kecupam Ayani mendarat ke pipi mungil bayi ini
Tak menunggu lama, sudah setengah hari berada di rumah dokter Elsa, Anita telah di perboleh kan pulang.
Setiba di rumah, Anita hanya berbaring dan duduk. Sementara mas Arsen mencuci kain yang di penuhi darah pas Anita lahiran.
Anindira arsyanah, panggilan Dira. Ya nama itulah yang di berikan oleh sepasang kekasih itu untuk ananknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Snowball Power
Baca ginian jadi rada takut untuk menikah🤧
2022-01-08
0
Puan Harahap
alhamdulillah lahir dengan selamat
2021-10-19
1