part 13

Part 13

Baru saja dua hari aku dirumah tante Neni. Tetapi, mas Arsen sudah menjemputku dan meminta maaf. Ya, begitu terus yang ia lakukan.

Begitulah namanya keluarga. Keluarga bukan saja dituntut untuk akan kesempurnaan. Terkadang kami berdebat, berkelahi, bahkan kami sewaktu-waktu berhenti berbicara. Namun pada akhirnya, keluarga tetaplah keluarga. Dimana cinta akan selalu ada.

Kini aku merasa tidak enak badan, mas Arsen tidak ada di rumah ia pergi membawa Anindira kerumah orang tua ya. Ibu dan ayah duduk di teras, kebetulan ayah sedang libur bekerja.

Aku berdiri di depan jendela kamar ku, kulihat jam yang aku kenakan, ternyata baru saja jam 10:57, Tetapi mataku sudah terasa ngantuk, kembali ku tatap langit duluar jendela kamar ku. Indah, ya itu lah yang dapat ku ucapkan. Namun, tak seindah wajah ketapanan mas Arsen miliki. Ah apa yang aku pikirkan mengapa aku menjadi memuji-muji orang yang membuat hidupku terluka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sudah beberapa bulan berlalu perutku terasa sangat sakit. Sepertinya aku ingin melahirkan, ku panggil mama mertuaku. Memang beberapa minggu ini aku menginap di rumah mertua karna mas Arsen mengajakku untuk lebih dekat dengan mamanya.

"Maa,,," pekik ku dari kamar "aduh sakitt,, maa,,," aku menjerit kesakitan. Sengaja aku memanggil mama mertuaku, karna mas Arsen sedang membawa Anindira jajan.

Mertuaku berlari mendekatku "ada apa" ucapnya. " Perutku sakit ma" badanku bercucuran keringat dingin. Terlihat mama mertua ku sedang linglung "Aduh gimana ini" ucapnya memang dirumahnya kini hanya kami berdua suaminya pergi keladang kemungkinan pulang nanti sore.

"Aduh,,,, sakit ma,, " Ucapku terus meneritis.

"Anita kenapa ma" ucap mas Arsen tiba-tiba mengahampiri kekamar

"Panggil dukun beranak skarang! Cepat! " tintah mama mertua ku

"Gak bawa kerumah sakit atau bidan saja ma? "tanya mas Arsen.

"Sudah jangan ngabisin uang, panggil mbah Yasam"

" Saya takut terjadi apa-apa sama istri saya ma kalo ga kedokter"

"Heh Arsen! kamu seperti banyak uang saja, kedukun saja lebih murah, dari pada kedokter ngabisin uang saja. Mbah Yasam itu sama saja seperti bidan pada umumnya" ketus mertua ku. Aduh sedang sakit begini, masih saja mama mertua perhitungan dengan uang, padahal yang habis bukan uang dia juga.

"Aku gak mau kedukun ma" ucapku sembari menahan kesakitan. Aku tak bersih hati dengan dukun.

"Ahhh,, sudah cepat Arsen! Jemput mbah Yasam, stelah itu kamu bawa dira main keluar, gak baik dia liat beginian ntar dia nangis lagi"

Tak menunggu lama mbak Yasam susah datang.

"Dimana?" kudengar suara nya bertanya, aku tahu ia menanyakan aku.

Ia memasuki kamar di mana aku berbaring kesakitan.

"Ambil napas trus lepaskan perlahan" ucap mbah Yasam.

"Aaaa,,, aduuuh,,,, sakit,,, Tuhan,,,, sakit,," ini benar-benar sakit yang luar biasa kurasakan,,sakit tanpa biusan, sakit yang sesunggunya, oh Tuhan jika aku bisa memilih antara sakit dan kematian. Mungkin, kematian yang ku ingin sekarang ini. Tak ada bandingnya sakit yang kurasakan.

"Tenang ya nak" ucap wanita paruh baya ini, ia mendorong kan perutku terus menerus kebawah

"Aaaaaa,,,,,," teriakan histeris ku keluar hanyut dalam sedu tangis ku.

Sepertinya separuh badan bayi ku sudah keluar. Namun, ditarik kasar oleh wanita paruh baya ini, kasar ya itu sangat kasar kali. Tak bisa kuceritakan bagai mana sakitnya.

Huwaa,,,,, Alhamdulillah ucapanku, walau anak ini telah lahir, sakit nya tak berhenti. Terasa sangat tangan perempuan ini memasuk dan mengotak-atik isi perutku, banyak sekali cacian dan makian dalam hatiku untuk perempuan ini.

Terasa ia menarik sesuatu lagi didalam perutku, tapi kesadaran ku perlahan mulai menghilang, penglihatan ku mulai mengabur, bahkan suara yang di keluarkan oleh orang-orang di sekitarku sekalipun tangisam bayiku mulai terdengar remang-remang. Perlahan kesadaranku mulai menghilang.

POV. Author

Anak dan darah pekat yang besar, biasanya di bilang kakak si anak, telah keluar dari perut Anita. kini Anita tergeletak basah oleh darah dan keringat dingin, matanya terpejam. Mendengar tangisan bayi yang begitu lantang Arsen menghampiri kamar di mana Anita telah tergelak di lantai.

Cemas,,iya sangat cemas sakali yang Arsen rasakan, ia takut sekali kehilangan istrinya.

"Anita,,, Ainta,, " ucap Arsen sambil menggoncang kan badan Anita. Namun, tak kunjung ada respons dari Anita.

Mbah Yasam yang bergelar dukun itu dan wina mama mertua Anita pergi keluar dari ruangan kamar itu, mereka membersihkan bayi yang baru saja lahir.

Kini Arsen menangis melihat kondisi tragis Anita, seharusnya ia tak mengiyakan perkataan ibunya.

"Taa,,, " ucapan lirih keluar lagi dari mulut Arsen.

"Mama kenapa papa" ucap gadis kecil yang bernama Anindira itu.

...****************...

Tinggalkan jejak setelah membaca, biar menambah semangat Author.

Terpopuler

Comments

octorita

octorita

aku mampir ya kak..
sudah di favorite juga..
bacanya aku cicil ya..
semangat..
salam dr My Reincarnation

2022-01-10

0

Nulis terus✍️💪

Nulis terus✍️💪

lanjut.

2021-10-20

0

solin

solin

mantap kakak, jangan lupa mampir karya ku

2021-10-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!