happy reading 😘
.
.
.
Ketika mereka sudah berada di dapur mereka tampak diam memperhatikan dua orang yang tengah memasak bersama ,hal itu membuat Riska merasa cemburu dan langsung pergi meninggalkan dapur .
"akur nih kalian ,lagi pada masak apa ?" celetuk Reno tiba-tiba
"loe lihat aja sendiri " sahut Vano
"berdua aja nih masak nya ?" celetuk Bagas pula
"loe fikir " ucap Vano lagi
"hehe..." cengir Bagas
"sorry ya kita gak bawain makanan buat kalian " ucap Tasya seraya menarik kursi
"ok tak masalah " sahut Vano santai
"loe bisa masak Sa?" tanya Reno
"hm...."sahut Elsa
Elsa pun menyiapkan masakan nya di atas meja makan ,dibantu Vano .
"mana Riska ?" tanya Elsa
"eh iya mana tuh anak ?" ucap Guntur
"gue lihat dulu ke kamar nya deh " ucap Leny lalu beranjak
Leny pun berjalan melewati beberapa ruangan hingga sampai di ruangan tengah ia merasa sesuatu tengah memperhatikan nya .
"duh ko berasa ada yang perhatiin ya ,tapi gak ada siapa-siapa" gumam nya seraya melihat sekeliling
Bayangan wanita berambut panjang tadi pun kembali teringat di benak nya ,dengan cepat ia pun menuju kamar .
"Riska loe ngapain?" tegur nya saat melihat Riska berdiri menghadap jendela
Namun Riska hanya diam tak bergeming
"Ris.....Riska " panggilannya
Masih tak ada sahutan, Leny pun lebih mendekat lagi pada Riska
"Riska " sentak nya
"loe ngapain Len ,gue di sini" suara Riska terdengar di belakang nya
"hah , Riska, loe " ucap Leny shock dan menengok ke arah jendela yang sudah tidak ada sosok seperti Riska
"gue apa ,loe kenapa sih ?"tanya Riska di ambang pintu
"tadi gue lihat loe berdiri di sini , tapi ko sekarang gak ada ,loe malah muncul di belakang gue" ucap Leny bingung
" masa sih ,dari tadi gue di kamar mandi ,mau balik ke dapur malah denger suara loe manggil-manggil gue " ucap nya
Keringat dingin mulai membasahi kening nya , jantung nya berdetak kencang karena ketakutan yang ia rasakan.
"Ris ,gue takut , kita ke dapur aja yuk" ajak nya menarik tangan Riska
Mereka berdua pun kembali ke dapur, sepeninggal mereka nampak sesosok wanita bergaun putih dengan darah yang mengalir dari leher nya tengah menatap kepergian Leny dan Riska .
"Len , ko gue ngerasa ada yang perhatiin kita ya" ucap nya pelan
"nah loe juga ngerasa kan ,sama gue juga tadi ngerasain gitu, udah yuk cepetan jalan nya" ucap Leny seraya menarik tangan Riska
"nah akhirnya datang juga kalian , cepetan gue sudah lapar nih " ucap Joni
"sorry kalian nunggu lama ya " ucap Riska seraya melirik pada Vano ,namun yang di lirik nampak cuek dan acuh
"baiklah kita makan " seru Reno bersemangat
"hm....makanan nya enak ini loe yang masak Van ?" puji Ririn
"bukan, tapi Elsa yang masak ,gue cuma bantu motong sayuran dan ngaduk-ngaduk saja " sahut nya
"wah kita gak nyangka loe pintar masak Sa ,pasti loe belajar masak sama nyokap loe kan " ucap Tasya memuji
"gak , udah lama gue gak tinggal bareng nyokap,nyokap gue pergi digondol maling " jawab nya asal seraya menatap tajam pada Riska
"maksud loe di gondol maling?" tanya Reno bingung
"gak ada maksud apa-apa, gue udah selesai ,yang terakhir bereskan dan cuci piring kotor nya" ucap Elsa tiba-tiba
"selesai bagaimana loe baru makan sedikit " ucap Vano
"gue udah ga selera ,kalian lanjutkan saja makan nya" Elsa pun beranjak dari duduk nya dan pergi meninggalkan mereka yang nampak bingung dan saling lirik
"si Elsa kenapa sih ,aneh banget deh " ucap Leny pelan
"tau ah , dia mah emang aneh ,sudah jangan fikirkan dia, kita lanjutkan lagi makan nya " ucap Guntur seraya mengunyah makanan nya
"Guntur loe itu gak sopan ya, paling enggak telen dulu tuh makanan , baru ngomong " seru Leny
"hehe.....sorry kebiasaan " cengir nya
"kebiasaan yang buruk " timpal Ririn
"ada apa dengan nya ?" Vano terdiam sejenak memikirkan sikap Elsa tadi
"kenapa Vano tiba-tiba diam begitu ,apa yang ia fikirkan ?" gumam Riska dalam hati nya
.............
Matahari kini sudah tenggelam ke peraduan nya , berganti gelap tanpa sinar bulan karena langit malam ini tampak mendung .
Mereka pun berkumpul di ruang santai ,ruangan yang paling luas di rumah itu .
"jadi apa yang akan kita lakukan besok nih ?" tanya Bagas saat mereka tengah berkumpul
"kita ke kantor Kepala Desa dulu ,setelah itu baru lah kita berkeliling desa , kita lakukan tanya jawab seperti halnya mewawancarai , menggali informasi apa saja tentang tananam herbal yang berada di Desa ini" jawab Vano yang di angguki mereka
"jangan lupa juga membawa beberapa peralatan buat kalian mencatat , seperti misalnya buku catatan ,ponsel untuk merekam dan mengambil gambar , atau apa saja sekira nya bisa membantu kegiatan kalian" ucap nya lagi
tok tok tok
Pintu depan terdengar ada yang mengetuk .
"duh siapa sih malam-malam begini?" tanya Joni
"jangan-jangan...."
"dia pak Kades ,cepat buka pintu nya " ucap Elsa memotong ucapan Bagas
"tahu dari mana loe" sergah Guntur
"gak percaya buka aja " ucap Elsa lagi
"Vano pun beranjak hendak membuka pintu nya, yang lain nampak penasaran ingin memastikan ucapan Elsa , mereka pun mengikuti Vano ke ruang depan .
Ckleek.....
"pak kades " ucap Vano setelah membuka pintu nya
"iya nak Vano , maaf mengganggu malam-malam begini, saya cuma mau memberikan ini " ucap nya seraya memberikan beberapa lilin
"lilin untuk apa pak?" tanya Vano
"sebentar lagi akan turun hujan ,biasa nya akan mati lampu , jadi untuk jaga-jaga, maklum nak ini kan di kampung " ucap nya lagi
"oh begitu ya pak ,terima kasih lilin nya ya pak, jadi tak enak merepotkan bapak " ucap Vano canggung
"ah tidak apa-apa, sudah menjadi kewajiban saya untuk membuat kalian merasa nyaman di Desa kecil ini" ucap pak Darma
"baiklah kalau begitu saya pamit , permisi " ucap nya seraya pergi meninggalkan rumah itu
Vano pun segera menutup pintu dan berbalik namun
"aduh Gusti" pekik nya terkejut
"hey itu dialog gue "seru Bagas tak terima
"sorry , lagian kalian ngapain di belakang gue ,bikin kaget saja " ucap Vano
"kita cuman mau mastiin ucapan si Elsa,kalau yang datang itu pak Kades, eh ternyata benar ya " ucap Reno
"ko si Elsa bisa tahu ya kalau yang datang itu pak Kades?" gumam Tasya
"hm...apa jangan-jangan si Elsa punya indera ke enam ya " gumam Joni
"halah palingan cuman kebetulan " timpal Guntur
"kebetulan lagi ?" fikir Vano
Ia teringat pada saat kejadian di dalam bis ,yang saat itu Elsa mengatakan jika ada kecelakaan di depan nya ,dan terbukti ucapan Elsa benar ,dan kini Elsa mengatakan jika yang datang adalah pak Kades dan benar lagi
"apa dia hanya asal tebak , tapi ko bisa tepat gitu ya tebakan nya " batin Vano
tiba-tiba
PESSSS.....
"aaaaakkkkkhhhh........"
.
.
.
.
.
to be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Nuri Maulidia
eh mrinding
2022-07-16
0
Herni Wati
kayaknya bakalan suka nih ama novel
2022-05-28
0
Muhammad Sadad
lah kok saya baca jam 23.55 lebih 😩
2022-04-28
0