John menghentikan mobil nya tak jauh dari sebuah rumah mewah dan besar. Di halaman rumah itu, seorang anak berusia 4 tahunan sedang bermain bersama baby sitter nya.
"Dia mirip dengan anda, Tuan. Sangat mirip" tukas John dengan senyum lebar mengembang di bibir nya.
Gabriel yg duduk di kursi belakang hanya tersenyum mendengar komentar John, ia sendiri sedang sangat fokus memperhatikan putra nya yg bernama Michael itu. Putra yg tak pernah bisa ia sentuh dan hanya bisa ia pandangi dari kejauhan. Putra yg tak pernah bisa ia ajak berbicara dan hanya bisa ia doakan dalam diam.
"Pulang, John. Aku lelah" seru Gabriel dan John pun langsung mengikuti perintah tuan nya itu.
Di perjalanan pulang, Gabriel memperhatikan jalan dan gedung yg ia lewati. Entah kenapa ia merasa itu adalah tempat baru karena ia merasa lebih nyaman berada di tempat sebelum nya, di desa. Tentu saja.
"Stop!" perintah Gabriel saat ia melewati toko hewan "Aku ingin membeli kucing" ujar nya yg membuat John terbelalak kaget.
"Ku.. Kucing?" tanya John tak percaya.
"Iya, yg mungil, kecil, warna nya yg putih, hmm belikan yg wanita"
"Yg betina" John meralat dengan cepat namun Gabriel tak menghiraukan nya.
"Sekarang, Jhon!" perintah nya karena John hanya diam saja.
"Aku rasa kita bisa memesan nya saja, Tuan. Selain itu bisa langsung di antar kerumah" ujar John.
"Tapi aku mau nya sekarang" tegas Gabriel yg membuat John semakin merasa kebingungan.
"Baiklah" gerutu John kesal. Ia pun segera berputar arah mengunjungi toko itu.
"Tuan tidak ikut turun?" tanya nya setelah ia memarkirkan mobil nya di depan toko hewan itu.
"Tidak" jawab Gabriel yg membuat John mendelik kesal.
Ia pun masuk ke toko itu dan menanyakan ciri ciri kucing yg Gabriel mau pada penjual itu.
"Maaf, Pak. Ciri ciri yg seperti itu tidak ada, apa lagi yg putih polos" jawab nya.
"Apa kau bisa memesankan nya atau mencarikan nya?" tanya John lagi.
"Bisa, tapi saya tidak janji akan menemukan nya" jawab sang penjual dan John pun memberikan kartu nama nya.
"Hubungi aku saat kau mendapatkan nya ya" pinta nya.
"Baik, Pak" jawab penjual itu dan John pun segera kembali ke mobil.
"Dimana kucing nya?" tanya Gabriel antusias. Membuat John semakin keheranan saja, Gabriel seperti anak kecil yg ingin mainan baru.
"Tidak ada kucing seperti ciri ciri yg kau mau, Tuan" jawab John dan ia pun segera menjalankan mobil nya.
"Cari di tempat lain" tegas Gabriel yg membuat John menggeram kesal.
"Sejak kapan Tuan menjadi penggemar kucing, tunggu... Apa karena gadis desa itu, huh? Yg punya kucing itu?" tuduh John dan kini ia seperti ayah yg memergoki putra kecil nya punya pacar.
Sementara Gabriel, bukannya menjawab ia malah mengulum senyum samar. Gabriel menyandarkan kepalanya di sandaran kursi dan ia memejamkan mata.
"Hapus saja gadis kecil itu dari otak mu, Tuan. Atau kau akan patah hati untuk yg kedua kali nya" seru John lagi yg seketika membuat Gabriel langsung membuka mata.
"Aku tidak jatuh cinta pada nya, John. Aku hanya mengagumi nya"
"Memikirkan nya sembari tersenyum seperti orang gila itu bukan rasa kagum, Tuan"
"Dia menolak lamaran ku" jawab Gabriel lagi dengan nada datar.
"Dan aku sangat bersyukur, kita hidup hanya untuk kita sendiri. Jangan menggantungkan harapan pada orang lain" tukas John lagi dan Gabriel kembali tak menghiraukan nya
Gabriel kembali mengulum senyum, terbayang wajah polos Firda, kata kata nya yg tak pernah di filter, tatapan mata nya yg begitu menggemaskan.
"Aku rasa aku merindukan nya" ucap Gabriel yg membuat John seketika langsung menginjak rem "Sialan" geram Gabriel kesal.
"Kamu yg sialan" jawab John yg membuat Gabriel mendengus dan kemudian John kembali menjalankan mobil nya.
Kini mereka memasuki sebuah terowongan menuju mansion Gabriel.
Namun saat hendak keluar dari terowongan itu, tiba tiba ada mobil yg sengaja menabrak mobil mereka dari belakang dengan cukup keras. Membuat mobil Gabriel terguling dan mereka berusaha sekuat tenaga bertahan.
"Tuan, kau baik baik saja?" tanya John dan ia berusaha keluar dari mobil.
"Sialan, siapa lagi ini" geram Gabriel yg juga berusaha keluar dari mobil. Tercium bau anyir dari tubuh kedua pria itu, karena darah mulai mengucur dari kepala kedua nya yg terluka. Bahkan lengan John juga terluka cukup parah.
Saat kedua pria itu sibuk berusaha keluar dari mobil, mereka melihat ada sebuah truk besar dari depan yg melaju cepat seolah akan memusnahkan mereka.
John dan Gabriel bergerak lebih cepat, dan saat kedua nya bisa keluar, Gabriel dan John berlari menjauh dan kini mereka berada di tepi jembatan. Gabriel berbalik begitu juga dengan John. Mereka mengeluarkan pistol nya dan melepaskan beberapa tembakan ke truck itu sebelum akhirnya ia dan John melompat kedalam sungai.
.........
"Pesantren oh pesantren... Firda datang, tinggal di sana cukup lama, pasti bosan. Ho ho ho"
Firda bersenandung sembari memasukkan beberapa pakaian nya ke dalam ransel milik nya. Tak lupa ia membawa kertas note yg cukup banyak.
"Bisa beli di sana, ngapain bawa dari sini. Berat" gumam Firda dan ia mengeluarkan kertas itu dari ransel nya.
Ummi nya menyiapkan sebuah ransel hitam dan Ummi nya mengatakan Firda tidak boleh membawa barang yg banyak, karena itulah Ummi nya sudah menyiapkan tempat takaran barang barang Firda. Tak boleh lebih dari ransel itu. Kata nya.
"Pengen bawa bantal juga padahal" ia menggumam lagi sembari memeluk bantal kesayangan nya "Tapi engga muat, Ummi oh Ummi... Tega nya kau" rengek Firda sendirian.
Ia pun mengambil kertas note dan pena, ia menuliskan sesuatu di sana.
'Terkadang, takdir akan menempatkan kita di situasi yg tak pernah kita bayangkan. Akan mengeluarkan kita dari zona nyaman, dengan paksa atau suka rela. Tapi keluar dari zona nyaman, bukan berarti keluar dari zona aman. Sertakan Allah dalam setiap langkah, agar Allah membimbing saat kita salah langkah"
Firda menempelkan kertas note itu di pintu lemari pakaian nya, ia menghela nafas lesu. Hanya dalam hitungan hari, ia akan di kirim ke pesantren. Suasana baru, tempat baru, di kelilingi orang orang baru. Firda tak bisa membayangkan akan jadi seperti apa nanti diri nya di sana. Namun ia yakin ia pasti bisa, kakak sepupunya juga semuanya pergi ke pesantren dulu. Bahkan ada yg sampai ke luar negeri.
"Masih untung Ummi engga ngirim Firda ke luar negeri, nanti kalau Firda bosan atau engga kerasan kan susah pulang nya" ucap nya dan ia pun menjatuhkan diri nya ke ranjang, memeluk bantal kesayangan nya dan segera masuk ke alam mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
SriWatini S'Kun
padahal firda bisa mwngucapkn kata2 bijak ya....tp kok absurd gitu yah
2022-09-19
0
Rinjani
hahaaa senyum2 baca tingkah Firda waduh nih bocil buat gemes. Gabrial opo o maning
2022-09-14
0
manda_
kucing ciu ciu gak dibawa firda 🤣🤣
2022-08-13
0