Di pagi harinya, Gabriel memegang perutnya yg sudah keroncongan, merasa lapar karena terkahir makan memang hanya saat di rumah Firda.
Terdengar suara ketukan pintu di luar, Gabriel tahu itu pasti Bi May yg akan membersihkan rumah dan akan memasak untuknya.
Gabriel membuka pintu lebar lebar dan kemudian ia kembali berjalan masuk tanpa berbicara sedikitpun dengan wanita itu. Memang begitulah diri nya, tak pernah menyapa, tak pernah basa basi. Bi May sendiri merasa canggung dan bingung karena Gabriel seperti memusuhi nya saja. Tak ada tatapan ramah maupun senyuman walau hanya sedikit saja.
Sementara di kamar nya, Gabriel tiba tiba teringat dengan Firda yg membelikan nya makanan kemarin di pasar. Ia pun mengambil satu lembar uang seratus ribu dan mendatangi Bi May yg saat ini berada di dapur sedang mempersiapkan bahan makanan.
"Aku ingin makan bakso sapi" seru Gabriel benar benar tanpa basa basi yg bahkan suara tiba tiba nya itu mengagetkan Bi May.
"Bakso sapi?" tanya Bi May memperjelas.
"Iya, ini uang nya. Belikan dua bungkus" titah Gabriel dan setelah Bi May menerima uang itu, Gabriel kembali masuk ke kamar nya.
Ia hanya uring uringan disana, sangat membosankan. Ia pun menghubungi John, dan saat panggilan nya terjawab, ia langsung mengeluarkan unek unek nya.
"Disini sangat membosankan, John. Tidak apapun disini, aku rasa aku akan mati bosan di sini. Sudahi acara persembunyian ini dan kirimkan jet ku sekarang juga!" titah Gabriel menahan semua kekesalan nya.
"Tuan, kami sedang mencari tahu siapa yg menyerang mu di hotel 6 bulan yg lalu. Karena musuh musuh kita tidak ada yg melakukan itu, ini pasti di lakukan oleh orang dalam. Jadi bersabarlah disana sebentar atau mungkin kau akan di bunuh saat tertidur nyenyak di kamar mu"
"Tapi, John..."
"Tuan, saat ini saya sedang sibuk. Nikmatilah waktu anda disana, saya janji kau akan segera keluar dari desa itu dan kembali ke kota"
Gabriel langsung melemparkan ponsel itu dengan kesal, bahkan ponsel jadul itu sampai rusak. Sekarang Gabriel semakin kesal, hanya itu satu satu nya alat komunikasi nya dengan John.
Gabriel keluar dari kamar nya, dan bersamaan dengan itu Bi May datang dengan membawa dua bungkus bakso sapi namun itu terlihat berbeda dengan yg Gabriel inginkan.
"Apa ini?" tanya Gabriel.
"Ini bakso sapi" jawab Bi May "Saya akan siapkan di mangkuk, Pak"
"Bukan bakso ini yg aku mau" ucap Gabriel dingin "Bakso nya tanpa kuah dan tanpa apapun" ucap Gabriel lagi "Belikan lagi" titah nya yg membuat Bi May menghela nafas berat.
"Iya, Pak" ucap Bi May berusaha sabar. Ia pun kembali pergi untuk membeli bakso yg Gabriel inginkan dan Gabriel menunggu di ruang makan.
Dan saat Bi May datang, Gabriel kembali merasa apa yg di bawa Bi May bukanlah bakso yg inginkan. Karena itu hanya bakso tanpa apapun, tanpa saos dan tanpa tusuk bambu seperti yg di belikan Firda.
"Ini bakso sapi nya, Pak" ucap Bi May.
"Bukan seperti ini" geram Gabriel tertahan, ia sudah sangat kesal karena bosan, dan sekarang apa yg ia inginkan tak kunjung ia dapatkan. Sementara Bi May terlihat sangat bingung dan sedikit takut, apa lagi melihat tatapan Gabriel yg seperti ingin memusnahkan nya saja.
"Jadi bakso yg seperti apa, Pak?" Bi May memberanikan diri bertanya. Karena bolak balik membeli bakso itu juga melelahkan, apa lagi ia belum masak dan belum bersih bersih.
"Bakso nya di bungkus sama plastik kecil, campur dengan saos pedas dan kasih tusuk bambu. Seperti tusuk gigi tapi yg besar" jelas Gabriel yg membuat Bi May semakin bingung "Kenapa malah diam? Ayo pergi carikan" tegas Gabriel dan Bi May pun segera berlari keluar.
Di perjalanan, ia menggerutu kesal.
"Dasar orang gila, engga bisa apa bicara baik baik. Lagian aneh juga mau nya, bakso apa yg di masukan ke dalam plastik, di campur saos dan dan di kasih tusukan bambu? Huf, sudah hari makin siang, aku harus membersihkan tiga rumah hari ini"
Sembari menggerutu, Bi May tak sengaja berpapasan dengan Firda yg jalan jalan sendirian sembari memakan cemilan yg di pegang nya.
"Kenapa kesal gitu pagi pagi, Bi?" tanya Firda sembari menjilati jari nya yg terkena sisa sisa cemilan itu.
"Ini, Neng. Keluarga istrinya Pak Mansur..."
"Om Gabriel?" tanya Firda menyela.
"Bibi tidak tahu nama nya, Neng. Tapi sepertinya iya, Gabriel, Pak Gabriel"
"Kenapa Om Gabriel?" tanya Firda dan ia kembali melanjutkan menikmati cemilan nya.
"Dia minta bakso, Neng. Ini bibi sudah belikan yg ke tiga kalinya, tadi bibi belikan dua kali salah terus"
"Memang nya mau bakso apa?"
"Katanya bakso sapi yg di masukan kedalam plastik kecil, di campur saos terus di kasih tusuk bambu" Bi May menjelaskan dengan wajah memberengut.
"Itu mah Pentol kali, Bi. Pentol daging" ucap Firda sambil tertawa geli dan seketika Bi May langsung menepuk jidat nya sendiri sembari berkata
"Oh ya ya... Kenapa Bibi tidak kepikiran kesana?"
"Noh, di sono noh tadi ada mamang Pentol yg lewat" Firda menunjuk ke arah belakang nya.
"Dimana?" tanya Bi May.
"Di sana, ayo..." Firda membawa Bi May pergi untuk membeli pentol daging untuk Gabriel.
Bahkan Firda ikut Bi May kerumah Gabriel karena Bi May bercerita kalau tadi Gabriel sangat menyeramkan. Sementara Firda sudah menceritakan bahwa ia mengenal Gabriel dan kemarin memang membelikan nya pentol dan mungil Gabriel ingin kembali memakan itu.
Sesampainya di rumah, Bi May mendorong Firda untuk berjalan duluan. Firda pun mengucapkan salam dan memanggil Gabriel sebelum masuk rumah.
"Assalamualaikum, Om Gabriel..." seru nya seperti anak anak yg memanggil teman nya untuk bermain.
Sementara Gabriel yg saat ini berada di kamar nya segera keluar saat mendengar suara Firda.
"Waalaikum salam, Firda" jawab Gabriel dan Firda langsung menyunggingkan senyum lebar nya.
"Ini pentol Om sudah dapat" seru Firda sembari menyerahkan pentol itu "Itu kan yg Om mau?"
"Iya" jawab Gabriel dengan cepat.
"Itu namanya pentol, Om. Bukan bakso, kalau di sini Om bilang bakso, om akan di kasih bakso kuah yg lengkap dengan suun, sayuran dan pangsit goreng" jelas Firda dan Gabriel mengangguk mengerti. Kini wajah nya tidak lagi dingin seperti sebelumnya dan hal itu berhasil membuat Bi May kebingungan, karena jelas jelas tadi Gabriel seperti macam yg sedang pegal pegal. Sangat menyeramkan.
"Ya sudah, Firda pergi dulu ya, Om"
"Engga sarapan di sini, Fir?" tanya Gabriel.
"Engga, Om. Makasih, Bi May juga belum masak"
Dan Bay hanya tersenyum tipis "Em, sebenarnya aku bosan di rumah" ucap Gabriel lagi.
"Terus gimana? Masak iya Firda harus mengajak Om jalan jalan?"
"Ya, itu ide bagus" ucap Gabriel.
"Itu pertanyaan, Om. Bukan pernyataan" seru Firda yg membuat Gabriel meringis "Tapi kasian juga sih, ya udah, ikut Firda kerumah, Om. Di rumah banyak orang, di jamin om engga akan bosan"
"Padahal mau nya jalan jalan berdua" Gabriel membatin kecewa.
"Engga jadi deh, tidak enak dengan keluarga mu, Fir"
"Em ya udah, Om di rumah saja, Firda jemput orang dulu, biar Om bisa jalan jalan"
"Orang siapa?"
"Nanti Om juga tahu"
"Okey, aku tunggu"
"Selamat menikmati pentol nya, Om"
Tbc....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Ramadhani Kania
mafia gk kenal yg nmanya pentol.....kenalnya senjata...😂😂
2022-08-31
2
Siti Aisyah
terus bakso yg 4 bungkus nya siapa yg makan..sayang klo di buang..apalagi pedes, manis...beuuh enak banget dimakan nya siang.siang pas lg laper..hahahahah
2022-06-26
0
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
baksonya bawa sini aja bi may😂😂😂
2022-06-25
0