"Sialan....!!!!" seorang pria melempar semua benda yg ada di hadapan nya. Srot mata nya menampilkan kemarahan yg luar biasa, ia menendang meja dengan penuh amarah.
"Dimana kamu bersembunyi, Emerson?" geram nya marah.
...
"Assalamualaikum..." Seru Firda saat sampai di depan rumah Pak RT.
"Waalaikum salam, Neng Firda" sapa seorang pria paruh baya, ia menyunggingkan senyum ramah nya pad Firda "Ada apa, Neng Firda? Tumben kesini"
"Ini Om Gabriel, Paman. Dia tersesat" ucap Firda sembari memperkenalkan Gabriel. Sementara Gabriel hanya diam saja dan menampilkan wajah datar nya. Sementara pak RT itu hanya diam saja, karena biasa nya jika ada orang baru disana maka akan selalu melapor pada Pak RT.
"Memang dia tinggal dimana?" tanya Pak RT.
"Dirumah nya Mansur, saya keluarga istrinya dari Jakarta" jawab Gabriel pada akhirnya dan seketika Pak RT mengangguk mengerti.
"Oh jadi itu kamu, iya kemarin Mansur menelpon katanya keluarga istrinya mau datang. Ya sudah, ayo aku antar" seru sang RT kemudian "Neng Firda mau ikut?"
"Engga, Paman. Firda mau pulang, mau ikut Ummi ke pasar" ucap Firda.
"Apa aku boleh ikut ke pasar?" tanya Gabriel dengan cepat, Firda menatap Gabriel heran. Gabriel yg menyadari hal itu segera berkata "Aku tinggal sendirian, jadi aku rasa aku butuh bahan bahan makanan dan juga aku tidak mengenal siapapun di sini selain kamu. Aku juga tidak bisa mengambil resiko akan kembali tersesat" Firda pun mengangguk mengerti.
"Baiklah kalau begitu" ucap Firda kemudian.
"Jadi, ayo kita ke pasar" ucap Gabriel sangat antusias. Seperti bocah yang baru di ajak ke pasar minggu.
"Ya Om pulang dulu ambil duit, Firda ikut deh kerumah Om, biar Firda tahu rumah Om dimana"
"Okey" jawab Gabriel tersenyum girang. Pak RT yg melihat itu merasa sedikit aneh dengan Gabriel dan ia tampak berbeda, apa lagi sejak tadi Gabriel selalu memasang wajah datar dan kaku dengan tatapan yg begitu tajam. Tapi saat berbicara dengan Firda, Gabriel menyunggingkan senyum yg sangat menawan dengan mata yg berbinar, ekspresi nya pun tampak seperti orang yg senang.
Gabriel, Pak RT dan Firda berjalan bersama menuju rumah Mansur. Firda dan Pak RT terus berceloteh tanpa henti, bahkan terkadang Pak RT di buat tertawa terpingkal pingkal dan kemudian garuk garuk kepala sambil cengengesan. Gabriel yg melihat itu merasa iri, karena Pak RT yg sudah tua renta itu bisa sangat akur dengan Firda. Firda juga menceritakan awal pertemuan nya dengan Gabriel di Jakarta karena itulah Gabriel mengatakan ia tak mengenal siapapun selain Firda, dan Pak RT pun mengangguk mengerti.
"Kita sudah sampai" ucap Gabriel saat ia melihat rumah yg di huni nya kini berada di depan nya.
"Oh, ini rumah mu. Kalau ini mah Firda tahu, Om. Kan yg bersih bersih rumah ini Bibi May, kadang kadang bersih bersih di rumah Firda juga" seru Firda.
"Begitukah?" hanya itu yg bisa Gabriel katakan.
"Kalau begitu, Paman tinggal dulu ya, Neng Firda. Paman masih ada yg harus di kerjakan" seru Pak RT.
"Iya, Paman. Terimakasih ya" seru Firda tersenyum lebar menampilkan sederetan gigi putih nya. Sedangkan Gabriel tak sedikitpun ada inisiatif mengucapkan terima kasih, bahkan ia masih memasang wajah datar nya pada Pak RT.
Setelah Pak RT pergi, Gabriel langsung mempersilahkan Firda masuk.
"Masuk dulu, Fir. Aku mau cuci muka dulu" ucap nya.
"Eh, jangan, Om" seru Firda dengan cepat "Di rumah kan engga ada orang, bahaya nanti kalau laki laki dan perempuan berada di tempat sepi tanpa pengawasan. Nanti di goda setan lho, Om. Kalau pun misalnya engga di goda, nanti malah jadi bahan omongan tetangga" tutur Firda dengan ekspresi sangat serius dengan mata yg membulat yg justru malah sangat menggemaskan di mata Gabriel.
"Em baiklah, tunggu sebentar saja" ucap Gabriel dan ia segera membuka pintu dengan kunci yg ia bawa. Dalam hati Gabriel bertanya tanya, orang macam apa Firda ini sebenarnya, ia tak mau berjalan di depan Gabriel, tak mau bersalaman dengan Gabriel dan sekarang tak mau masuk kedalam rumah hanya karena tak ada orang di sana.
Gabriel segera mencuci wajah nya dengan cepat dan kini ia sudah jauh terlihat lebih segar "Aku masih tampan, sangat tampan dan muda. Tapi kenapa dia selalu memanggil ku Om? Kakak jauh lebih baik, tapi akan jauh lebih baik lagi kalau dia mau memanggil nama ku dan bersikap tanpa meletakkan garis batas ini itu" Gabriel menghela nafas lesu sambil mengelap wajahnya dengan handuk kecil.
Setelah itu ia segera mengambil beberapa lembar uang dan memasukan nya ke dalam dompet nya, Gabriel mengunci kamar nya kemudian ia segera keluar.
Di luar rumah, Firda menunggu Gabriel sembari mengelus kucing nya. Bahkan sesekali gadis itu mengajak Ciu Ciu nya itu berbicara dan bercanda. Firda tampak begitu bebas tanpa beban, begitu murni tanpa noda, begitu ceria seolah tak pernah mengenal kesedihan. Dia seperti burung dara yg terbang bebas di udara dan mengepakan sayap nya dengan indah, begitu memukau.
"Aku sudah siap" ucap Gabriel.
"Okey, sekarang kita kerumah Firda dulu ya, Om. Karena Firda mau ke pasar sama Ummi, mau pakai sepeda motor. Nanti Om pakek sepeda motor nya Abi saja ya, ikuti kami dari belakang" ujar Firda sembari melangkah berdampingan dengan Gabriel.
"Baiklah" jawab Gabriel sembari menyunggingkan senyum.
"Om mau beli apq saja? Sudah di catat belum? Nanti biar engga ada yg kelupaan" tukas nya yg membuat Gabriel tak bisa berhenti tersenyum. Apa lagi ia tak benar benar ingin berbelanja, hanya saja ia sendiri tak mengerti kenapa Gabriel masih ingin bersama Firda dan masih enggan berpisah.
"Belum" jawab Gabriel singkat, Firda menghela nafas berat. Membuat Gabriel langsung menoleh ke arah gadis itu.
"Om, pasti hitungan dosa Om sedikit" seru Firda lagi.
"Kenapa begitu?" tanya Gabriel bingung.
"Karena Om irit banget bicara nya. Sedangkan kalau misalnya Om banyak bicara, bisa jadi nanti tanpa sadar mengucapkan hal yg salah atau malah menyakiti orang, atau memberi informasi yg salah. Nah, itu sudah dosa besar lho, Om" mendengar itu Gabriel hanya tersenyum, dan berfikir bahwa Firda sendiri lah yg Selalu banyak bicara "Kalau Firda masih pendiam, Om. Karena kata Ummi anak gadis itu harus diam dan kalem. Hehe" lanjut Firda sambil garuk garuk tengkuk nya. Sementara Gabriel terkekeh geli, merasa baru sekarang ada orang seperti Firda. Mengakui kelebihan nya padahal itu bukan fakt nya, namun kemudian Firda kembali berkata "Firda tahu, Firda engga bisa diam. Tapi Firda tahu kok batasan nya" lanjut nya yg seketika membuat Gabriel tak bisa menahan tawa geli nya. Sementara Firda pun hanya cengengesan dan menampilkan gigi nya.
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Miss Calla
Pasti beda lah mandangin cowok ma cewek 😆😆 apa lagi si ceweknya gemesin kaya firda 🤭
2023-07-31
1
rika yudesni
cerita ini kubaca untuk yang kesekian kalinya.
ku cinta dengan Gabriel Emerson dan Firda 💖💖💖
2023-04-08
0
manda_
😂😂🤭🤭
2022-08-12
0