Di pagi hari nya, entah mengapa Gabriel merasa sangat ingin keluar rumah dan menyusuri tempat tempat baru itu untuk nya apa lagi setelah kepergian John ke Swiss.
Ini adalah hal baru bagi Gabriel, dimana ia berada di tempat persembunyian yg bahkan tidak pernah terfikir oleh nya. Sebuah desa dan tanpa pengawal seorang pun. Biasanya jika di perlukan untuk bersembunyi, Gabriel akan bersembunyi ke ke luar negeri dan dengan pengawasan super ketat tentu di tempat paling aman sekaligus mewah.
Gabriel terus berjalan menyusuri jalan setapak, melewati beberapa rumah warga dan Gabriel dengan teliti melirik semua aktivitas mereka. Gabriel sudah sangat terlatih untuk membaca keadaan dan situasi, pandangan nya bisa lebih luas dari pada orang pada umumnya, pendengaran begitu tajam dan insting nya begitu kuat.
Gabriel terus berjalan sembari menghirup udara yg begitu segar, jauh dari polusi seperti di kota.
Tanpa sadar, Gabriel sudah berjalan cukup jauh. Karena sudah merasa lelah, Gabriel akhirnya berbalik arah dan hendak pulang namun tiba tiba ia terlihat kebingungan melihat jalan bercabang di depan nya.
"Dari jalan mana tadi aku datang?" gumam Gabriel sambil menerka. Ini sungguh bukan diri nya, ia tidah hafal jalan dan seperti nya ia tersesat. Gabriel tak pernah tersesat dimanapun ia berada.
Gabriel berjalan tanpa arah, namun ia tak kunjung menemukan jalan pulang. Ia terus berjalan, dan berharap segera melihat rumah yg di huni nya.
Namun tak bisa, Gabriel merogoh saku nya hendak menghubungi John dari ponsel jadul nya, tapi tidak bisa tersambung.
"Sialan..." geram Gabriel. Ia kembali melangkah sambil terus mencoba mengingat pemukiman warga yg tadi ia lewati.
Karena fokus nya memperhatikan warga, tanpa sengaja Gabriel tersandung bawa sebuah batu yg membuat ia terjatuh dan mengalami cidera di kaki nya. Gabriel segera berdiri dan mendapati jempol nya yg berdarah "Seharusnya aku memakai sepatu, bukan sandal jepit sialan ini apa lagi di desa" geram Gabriel yg melihat jempol nya berdarah.
"Astagfirullah, Om kenapa?" seketika Gabriel mendongak dan mendapati Firda yg menggendong kucing nya. Belum sempat Gabriel menjawab, Firda langsung berjongkok dan melihat jempol kaki Gabriel yg berdarah "Ya ampun, kesandung ya Om?" tanya Firda lagi dan tiba tiba ia langsung merobek ujung jilbab nya dan mengikat jempol Gabriel yg berdarah dengan sobekan itu. Membuat Gabriel tercengang dengan kebaikan Firda yg selalu tanpa fikir panjang.
"Terimakasih karena kamu sudah menolong ku untuk yg kedua kalinya" ucap Gabriel kemudian ia dan Firda sama sama berdiri.
"Yg kedua kalinya?" Firda mengulang kata itu sembari memikirkan sesuatu, dan seketika ia menganga lebar "Oh, Firda ingat sekarang. Om yg jatuh di kamar mandi hotel Kak Amar waktu itu kan?" seru Firda antara pertanyaan dan pernyataan.
"Kak Amar?" tanya Gabriel lagi yg sedikit terkejut karena Firda tampak sangat dekat dengan seorang pengusaha yg memiliki hotel sangat mewah.
"Iya, Kak Amar. Suami nya kakak sepupu Firda" seru Firda lagi.
"Oh, begitu..." gumam Gabriel kemudian ia menyunggingkan senyum lebar karena kini Firda teringat pada nya. Entah mengapa Gabriel merasa senang akan hal itu.
"Iya..." seru Firda lagi "Ya udah, Firda pergi dulu ya, Om. Jalan nya hati hati, Om. Padahal Om sudah tua, waktu itu jatuh di kamar mandi sekarang malah kesandung" ucap Firda yg kembali membuat Gabriel melongo.
"Apa aku sudah sangat tua? Apa tubuh dan wajah ku sangat kurang perawatan sehingga terlihat sangat tua di usia 28 ini?" Hati Gabriel bertanya keheranan.
"Em Firda..." seru Gabriel sambil berusaha mengejar Firda yg sudah berjalan meninggalkan nya. Firda yg mendengar nama nya di panggil pun segera menoleh.
"Kenapa, Om?" tanya Firda sambil mengelus kepala kucing yg ada gendongan nya.
"Em aku... Aku lupa jalan pulang" ucap Gabriel kikuk, Firda yg mendengar itu mengernyit bingung.
"Om tersesat? Rumah Om dimana?" tanya Firda.
"Kalau aku tahu dimana rumah ku, nama nya bukan tersesat, Firda" ucap Gabriel dan Firda hanya mengangguk anggukan kepala nya.
"Maksud Firda, alamat rumah, Om" ucap Firda kemudian dan Gabriel menggeleng pelan. Karena ia memang tidak tahu alamat tempat yg ia tinggali "Astagfirullah, Om ini alien kah? Atau amnesia? Kok engga tahu alamat rumah sendiri?" celetuk Firda yg membuat Gabriel merasa malu sekaligus gemas terhadap Firda.
"Kamu apa adanya, tulus, polos, murni, berkilau. Seperti permata dan begitu menarik perhatian"
"Ya udah, Om ikut Firda aja kerumah RT. Nanti Firda titipkan Om disana sampai ada keluarga Om yg nyariin" celetuk Firda lagi yg membuat Gabriel kembali melongo dan kemudian tertawa.
"Apa kamu fikir aku bocah yg hilang saat bermain di luar rumah?"
"Kok malah diam, ayo..." seru Firda lagi dan Gabriel pun mengikuti Firda dari belakang, namun tiba tiba Firda menghentikan langkah nya "Om jalan di depan" ucap Firda mempersilahkan.
"Tidak, seharusnya kamu yg berjalan di depan" ucap Gabriel.
"Jangan, engga baik laki laki berjalan di belakang perempuan" ucap Firda lagi, karena ia pernah mendengar jika mungkin laki laki akan memperhatikan tubuh nya dari belakang, apa lagi saat melangkahkan kaki, pinggul wanita itu akan bergoyang indah "Tapi masak iya?" batin Firda bertanya tanya mengingat hal itu "Cari aman aja lah"
"Tapi juga tidak mungkin seorang pria berjalan di depan wanita, karena pria seharusnya bisa melindungi wanita"
"Kalau gitu kita berjalan berdampingan aja, Om" ucap Firda sekena nya dan Gabriel pun langsung mengangguk senang.
Kedua nya berjalan berdampingan dengan jarak dua langkah dan sama sama menundukan pandangan, namun karena suasana begitu sunyi, akhirnya Firda bersuara.
"Om liburan di sini?" tanya Firda tanpa menatap Gabriel.
"Iya" jawab Gabriel singkat.
"Hm..." gumam Firda.
Suasana kembali hening, hanya terdengar suara langkah kaki mereka dan beberapa orang yg sedang beraktifitas tak jauh dari mereka.
"Om tadi dari mana? Kenapa sampai tersesat?" tanya Firda lagi.
"Hanya jalan jalan, aku bosan di rumah" jawab Gabriel.
Suasana kembali hening, Firda menghela nafas berat.
"Om tipe orang yang irit bicara ya" celetuk Firda dengan begitu jujur yg membuat Gabriel kembali terkekeh.
"Aku tidak tahu harus berbicara apa" Gabriel pun menjawab dengan jujur juga.
"Em... Om liburan kesini sama siapa? Terus berapa lama? Terus, Om suka engga di sini?" tanya Firda lagi.
"Aku sendirian, dan engga tahu berapa lama dan..." Gabriel melirik Firda yg masih terus melangkah, Gabriel mengulum senyum dan berkata "Aku sangat suka di sini" ucap nya lirih.
"Aku juga sangat suka pedesaan, adem" seru Firda sambil tersenyum lebar.
"Senyum mu begitu cantik, begitu juga dengan tawa mu. Kau juga bercahaya indah, seperti sebuah lentera" katakan lah Gabriel gila, tapi ia begitu mengagumi gadis desa yg begitu murni ini.
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Miss Calla
Gemess sama firda pengen nyubit pipi nya
2023-07-31
2
Miss Calla
Ya Allah… 😂😂
2023-07-31
0
Tati Suwarsih Prabowi
cie cie cie terpesona ama bocah...
2023-03-13
1