“Kakak,, ayo bersembunyi,” teriak Xi Juan dengan lantang dari kejauhan.
Xi Luan langsung melesat ke arah yang di tunjukkan oleh Xi Juan menggunakan tangannya.
Dengan cepat Xi bersaudara bersembunyi tepat waktu.
Bersamaan dengan bersembunyinya Xi Luan dan Xi Juan.
Gerombolan Monyet berkepala Putih dan Kuda berkepala Naga bersisik Naga datang dengan wajah marah. Kuda Berkepala Naga tersebut langsung mengepak kan sayapnya untuk turun saat ia melihat gerombolan Monyet berkepala putih.
Goarr..!!
Teriakan dari Kuda Berkepala Naga itu langsung membuat beberapa dari gerombolan monyet kepala putih mati.
Melihat kawanannya mati, monyet-monyet tersebut berteriak marah.
Kik kik kik..
Gerr..!!
Tiba-tiba wajah monyet-monyet tersebut berubah menjadi lebih besar dan suara mereka terdengar berubah.
Meski begitu, Kuda Berkepala Naga tersebut tidak takut. Malah wajahnya kini menunjukkan kesombongan dan meremehkan segerombolan monyet yang mengganggu tidurnya.
Dengan cepat kuda berkepala Naga tersebut mengeluarkan dari mulutnya.
Wuss..!!
Bom bom..!!
Beberapa dari Monyet Berkepala Putih langsung mati, beberapa bisa menghindar tanpa luka dan ada yang terluka.
Xi Luan dan Xi Juan yang melihat dari kejauhan kini tersenyum bahagia.
Mereka tak perlu repot-repot bertarung. Cukup dengan trik kecil saja sudah bisa di selesaikan.
“Kakak, ayo kita kesana ambil lagi Apel Emas yang tersisa, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini,” kata Xi Juan mengajak kakaknya dengan semangat.
Xi Luan langsung merenung beberapa saat dan berkata. “Tapi di pohon itu masih ada satu Monyet Berkepala Putih yang tersisa,” kata Xi Luan ragu-ragu.
“Kau ini seperti bukan kakak ku saja, mana semangatmu. Jika hanya satu kita berdua mampu membunuhnya dengan mudah,” kata Xi Juan tersenyum kecil.
Xi Luan langsung mengangguk melihat senyum kepercayaan adiknya, ia tahu pasti adiknya memiliki beberapa cara untuk mengalahkan Monyet Berkepala Putih yang masih tersisa.
Dengan cepat Xi Luan dan Xi Juan melesat pergi, tapi dengan sedikit kehati-hatian karena takut di ketahui keberadaan mereka.
Tap tap..!!
Beberapa jam kemudian, kini Xi Luan dan Xi Juan telah sampai.
Benar saja, di pohon besar tersebut masih ada satu Monyet Berkepala Putih menjaga Apel Emas dengan sangat waspada.
Dari kejauhan Xi Luan dan Xi Juan melihat jika dua Apel Emas yang di jaga adalah Apel Emas yang terbesar.
“Hehe,, kekuatan kita akan meningkat pesat setelah ini,” kekeh Xi Juan.
“Kakak, langsung lawan saja, aku akan membantumu mengalihkan perhatiannya, jika ada kesempatan serang sampai terluka parah, jika perlu langsung bunuh,” kata Xi Juan serius.
Xi Luan langsung maju.
Tap tap..!!
Goar..!!
Tanpa basa basi Monyet Berkepala Putih langsung melesat dan menyerang Xi Luan.
Cakar tangan kanan Monyet tersebut langsung terayun.
Xi Luan dengan cepat mengayunkan pedang kayu hitamnya.
“Tebasan Kematian,” teriak Xi Luan yang telah ia aliri tenaga dalam ke pedang kayu hitam.
Bom..!!
Xi Luan langsung mundur 10 langkah dan Monyet Berkepala Putih hanya mundur satu langkah.
Tapi saat ini Monyet Berkepala Putih tak menyadari Xi Juan yang kini ada di belakangnya.
“Tebasan Pedang Dewa,” teriak Xi Juan mengayunkan pedangnya ke arah punggung Monyet Berkepala Putih.
Monyet Berkepala Putih yang merakan bahaya langsung membalikkan badannya dan ikut mengayunkan cakarnya.
Bom..!!
Monyet Berkepala Putih langsung terpental kedepan karena sedikit terlambat.
Saat Monyet Berkepala Putih masih melayang di udara. Xi Luan muncul dari mengayunkan pedangnya.
“Tebasan Kematian,” teriak Xi Luan.
Dengan cepat Monyet Berkepala putih menyilang tangannya untuk menahan serangan Xi Luan.
Crashh..!!
Bom..!!
Monyet Berkepala Putih langsung terjatuh dengan tangan kanan telah terpotong.
Goar..!!
Teriak kemarahan langsung menggema di area tersebut.
Namun Xi Luan dan Xi Juan dengan cepat menyerang Monyet Berkepala Putih.
“Tebasan Kematian.”
“Tebasan Pedang Dewa.”
Bom..!!
Melihat Monyet Berkepala Putih masih hidup. Xi Luan dan Xi Juan kembali mengayunkan pedang mereka.
Slash..!!
Crash..!!
Xi Luan membelah tubuh Monyet tersebut, sedangkan Xi Juan memotong kepalanya.
Setelah itu Xi bersaudara langsung jatuh terduduk akibat kehabisan tenaga dalam.
“Huh huh..!! Membunuh satu Monyet Berkepala Putih saja sudah menghabiskan seluruh tenaga dalam kita berdua, tapi sangat menyenangkan. Aku tidak sabar meningkatkan kekuatanku dan melawan para Hewan Buas yang kuat-kuat seperti kuda berkepala naga itu,” kata Xi Juan kini mulai bangkit karena terpacu oleh semangatnya yang membara.
Melihat adiknya bangun, Xi Luan juga ikut bangun.
Dengan cepat mereka berdua pergi memetik Apel Emas, setelah memetik Apel Emas, mereka berdua langsung pergi karena takut akan ada banyak Hewan Buas datang akibat merasakan pertarungan mereka tadi.
Wuss..!!
Benar saja, setelah kepergian Xi Luan dan Xi Juan, datang beberapa Hewan Buas yang cukup tinggi kekuatannya.
Mereka semua saling melirik kemudian menggeram ingin mengkelaim jika tubuh Monyet Berkepala Putih adalah milik mereka.
Karena tak ada yang mau mengalah, mereka semua langsung bertarung memperebutkan mayat Monyet Berkepala Putih.
Sementara Xi Luan dan Xi Juan kini melesat ke arah gua tempat di mana Harimau Taring Pedang di kurung.
Tap tap..!!
“Huff..!! Berlari tanpa tenaga dalam ternyata cukup melelahkan,” kata Xi Juan mengelap keringat di wajahnya.
Tanpa menunggu waktu lama, mereka berdua kemudian masuk dan melihat Harimau Taring Pedang tidur santai.
Xi Juan langsung menepuk badannya dengan keras.
“Ha..!! Kau ini terlalu santai,” kata Xi Juan mengagetkan Harimau Taring Pedang.
Sementara Harimau Taring Pedang langsung mengeluh kesakitan.
“Hehe,, jika kau mengeluh lagi, maka aku akan membuatmu menjadi daging bakar,” kekeh Xi Juan.
Dengan cepat Harimau Taring Pedang diam dan menurut.
Melihat itu Xi Juan langsung tersenyum kemudian melempar Inti Hewan Buas dari Monyet Berkepala Putih yang sempat Xi Juan ambil tadi.
Dengan senyum cerah Harimau Taring Pedang melesat memakannya tanpa ragu.
Crak crak..!!
Terdengar suara renyah dari gigi Harimau Taring Pedang.
Tapi Xi Juan menghiraukannya dan melirik ke arah kakaknya.
Xi Luan yang dari tadi diam dan saat di lirik langsung mengangguk. Xi Luan langsung mengeluarkan 6 Apel Emas yang mereka dapatkan.
Setelah di bagi menjadi sama-sama 3.
Xi Luan dan Xi Juan melirik Apel Emas dengan teliti.
“Kakak, apakah kita mampu mengolahnya saat memakan Apel Emas ini?” Tanya Xi Juan.
“Sebenarnya aku yang bertanya, bukan kau. Kau yang cukup cerdas pasti tahu,” kata Xi Luan.
Xi Juan langsung diam.
“Lebih baik kita coba saja kakak,” kata Xi Juan, ia tak tahu harus apa. Karena kalau masalah tentang sumberdaya ia memang tak tahu apa-apa.
Mendengar itu Xi Luan langsung mengangguk, tanpa banyak tanya Xi Luan langsung bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan di lorong gua untuk mencari tempat nyaman.
Xi Juan juga melakukan hal yang sama, ia langsung meninggalkan Harimau Taring Pedang, tapi sebelum itu ia langsung memperingati Harimau Taring Pedang untuk tidak ribut, apalagi keributan tersebut mengundang beberapa Hewan Buas yang pasti akan penasaran.
Harimau Taring Pedang langsung mengangguk patuh.
Tap tap..!!
Kini Xi Luan dan Xi Juan sudah menemukan lokasi yang pas buat mereka meningkatkan kekuatan mereka menggunakan Apel Emas.
Tanpa menunggu lama Xi Luan dan Xi Juan langsung duduk bersila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Lanjutkan
2023-11-03
0
Yolly Andaki
kan
2022-06-23
0
Yolly Andaki
jut
2022-06-23
0