Xi Luan langsung mengangguk, kemudian mengutuk bukit ini, karena bukit tersebut hanya lahan kosong dengan banyak bebatuan tanpa adanya sedikit pohon-pohon rindang.
Hal ini membuat mereka berdua akan cepat terkejar, seandainya ini hutan. Setidaknya keselamatan mereka lebih terjamin.
Xi Luan menengok ke belakang karena merasa terancam. Dan benar saja, Hewan buas tersebut kini telah berada 100 meter di belakang.
“Adik, aku akan melawannya, dan kau alihkan perhatiannya agar terganggu. Setelah aku bertarung, jika ada kesempatan untuk menyerang, seranglah,” teriak Xi Luan.
Xi Juan mengangguk patuh.
Mereka terus berlari menggunakan kecepatan penuh mereka dari bebatuan ke bebatuan lain. Langkah mereka berdua saat berlari sangatlah panjang.
Tak terasa 1 jam mereka telah menuruni bukit, dan Macan tutul tersebut kini melompat akan menerkam Xi Luan.
Tapi tiba-tiba saja insting monster tersebut merasa ada bahaya. Saat kepalanya menengok ke arah samping. Sebuah batu seukuran kepalan tangan melesat ke arahnya.
Melihat batu tersebut, Macan Tutul tersebut merasa terhina. Padahal tadi ia merasa bahaya yang cukup serius, tapi nyatanya hanya sebuah batu.
Tatapan mata Macan tutul tersebut langsung ke arah siapa yang melempar batu, ia kemudian melihat Xi Juan yang sedang terkekeh.
Saat ini Macan Tutul tersebut berencana membunuh Xi Juan terlebih dahulu, karena merasa di permainkan.
Tapi Xi Luan yang melihat adanya kesempatan akibat teralih oleh Xi Juan.
Xi Luan tanpa basa basi langsung mengayunkan tinjunya.
“Mati,” teriak Xi Luan.
“Tapak Pembelah Bumi,” teriak Xi Luan menggunakan teknik bertarungnya, walau tanpa menggunakan tenaga dalam.
Macam Tutul yang melihat ke arah Xi Luan, ia tidak sempat menghindar secepat yang ia bisa.
Dan..!!
Bom..!!
Tapak kanan Xi Luan tepat mengenai perut Macan Tutul yang mencoba menghindar.
Xi Luan langsung membuka mulutnya lebar-lebar, saat melihat teknik bertarungnya sekuat ini.
“Perasaan teknik ku tidak sekuat ini walau aku menggunakan tenaga dalam,” gumam Xi Luan terkejut luar biasa.
Macan Tutul tersebut terlempar cukup jauh, walau ia tidak terluka, tapi ini adalah pencapaian menurutnya.
Sedangkan di sebelah utara Xi Juan tak kalah terkejut. “Kakak, kau luar biasa. Ayo lagi, nanti aku akan mengalihkan perhatiannya lagi agar terganggu,” teriak Xi Juan sekencang-kencangnya.
Xi Luan langsung mengangguk.
Ia langsung melihat ke arah Macan Tutul yang kini berusaha bangun. Matanya kini menaruh kebencian kepada Xi Luan. Bagaimana bisa seorang anak manusia tanpa tenaga dalam bisa memukulnya mundur.
Goarr..!!
Teriakan Macan Tutul beserta auranya langsung keluar, dengan cepat Xi Luan berlari ke dalam hutan setelah melihat Xi Juan memberikannya kode.
Melihat buruannya telah melarikan diri. Amarah Macan Tutul tersebut semakin besar.
Goaarr..!!
Macan Tutul tersebut langsung berlari dan menabrak pohon yang menghalanginya.
Sedangkan Duan Du yang santai tepat di atas hutan langsung bergumam. “Hmm Elemen Cahaya dan tubuh Sisik Naga Kuno anak ini masih belum bangkit sepenuhnya, seandainya telah bangkit setengah saja, walau tanpa menggunakan tenaga dalam pun, Hewan Buas tersebut pasti akan terluka parah dengan tingkat kekuatan fisik seperti itu,” gumam Duan Du melirik ke arah Xi Luan.
Kemudian pandangannya berganti ke arah Xi Juan. “Sedangkan anak ini, kenapa lama-lama aku melihatnya seperti diriku saat kecil ya?” gumam Duan Du terkekeh mengingat kenakalannya saat masih kecil.
Kembali ke Xi Luan dan Xi Juan.
Saat ini mereka berdua sedang bertarung melawan Macan Tutul tersebut.
Macan Tutul tersebut langsung melompat, dengan mulut terbuka lebar untuk menerkam Xi Luan yang telah melemparnya.
Tapi Xi Juan langsung datang dari samping memegang batang pohon yang besarnya sama dengan dirinya.
Tanpa menunggu lama, Xi Juan langsung mengayunkan batang pohon tersebut.
“Matilah hewan liar,” teriak Xi Juan.
Bam..!!
Macan Tutul tersebut langsung terjatuh bersamaan dengan hancurnya pohon tersebut.
Melihat adanya kesempatan. Xi Luan langsung mengayunkan tapaknya.
“Tapak Pembelah Bumi Tingkat 2,” teriak Xi Luan.
Tangan Xi Luan tiba-tiba mengeras dengan sendirinya beserta ada sesikit Elemen Cahaya yang transparan muncul ditangan Xi Luan. Tapi ia tak menyadarinya karena ia tak pernah melihat hal tersebut dan juga ia tak tahu dirinya mempunyai Tubuh Sisik Naga Kuno dan Elemen Cahaya. Karena sangat jarang orang mempunyai Elemen di dunia ini.
Saat Tapak Xi Luan bersentuhan dengan kulit kepala Macal Tutul tersebut.
Bom..!!
Tanah langsung retak, karena posisi Macan Tutul telah terjatuh lebih dulu akibat serangan Xi Juan , hal itu menguntungkan Xi Luan menggunakan teknik tapaknya.
Angin langsung berhembus cukup kencang saat itu terjadi. Mulut Xi Luan dan Xi Juan lagi-lagi terjatuh cukup lama karena saking terkejutnya mereka. Tapi mereka langsung melangkah mundur saat mendengar geraman Macan Tutul tersebut.
Gerrr..!!
Melihat Macan Tutul yang berusaha bangun dengan kepala hampir hilang setengahnya akibat pukulan Xi Luan.
Xi Juan langsung merasa kasihan. “Kakak, apakah kita pergi saja. Aku merasa kasihan melihatnya, sebentar lagi ia pasti akan mati,” kata Xi Juan.
Xi Luan diam saja, ia juga merasa kasihan terhadapa Macan Tutul tersebut. Tapi di dunia ini yang kuatlah yang tetap hidup dan yang lemah akan mati.
Saat kau menjadi kultivator, kau harus bersiap-siap menanggung resiko di bunuh atau membunuh. Itulah yang ia ingat dari pesan ayahnya.
“Adik, apa kau ingat pesan ayah kita dulu sebelum kita menjadi kultivator?” Tanya Xi Luan.
Xi Juan langsung merenung, tak lama ia langsung mengangguk ke arah kakaknya. “Benar, seandainya ayah tidak di bantu oleh Dewa Guru, aku yakin ia akan langsung mati. Kita sekarang berada di dunia Kultivator, jangan berbelas kasih kepada orang yang ingin membunuh kita. Jika kita berbelas kasih, itu akan menjadi bumerang untuk kita. Karena suatu saat nanti saat ia pasti akan kembali lagi membunuh kita saat ada kesempatan.” Kata Xi Juan dengan nada dingin.
Mendengar itu, Xi Luan tersenyum dan berkata. “Baiklah, kau bunuh saja dia adik.”
Xi Juan langsung menggeleng. “Kau saja kakak, aku akan berjaga di sini jika kemungkinan akan ada Hewan Buas yang lain datang kesini,” kata Xi Juan membuat alasan lalu pergi ke sembarang arah.
Xi Luan langsung mengangguk lalu mahu untuk membunuh Macan Tutul tersebut.
Sedangkan Duan Du kini tertawa terbahak-bahak. “Ini benar-benar aku saat masih kecil,” kata Duan, lalu kembali bergumam. “Tapi saat melihat ada yang melukai keluargaku aku akan menjadi lebih ganas dari yang lainnya. Apakah anak itu akan seperti itu juga?”
Karena tak bisa melihat masa depan dan Duan Du juga di larang mengganggu perjalanan anak ini kelak, ia hanya bisa menunggu saat ia menjadi Dewa atau berada di Alam Dewa suatu hari nanti.
Tepat setelah Xi Luan selesai membunuh Macan Tutul tersebut.
Duan Du langsung muncul dan berkata. “Pelatihan fisik telah selesai, walau masih banyak kekurangan. Tapi aku cukup puas.”
Duan Du langsung melambaikan tangannya untuk menarik Xi Juan yang tempatnya cukup jauh.
Wuss..!!
Buk..!!
Xi Juan langsung terjatuh di depan Duan Du.
“Baiklah, karena pelatihan fisik telah selesai, kini waktunya melatih kekuatan tubuh kalian.” Kata Duan Du menyeringai tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Defrin
itu ternyata mengapa Duan Du disebut jadi gurunya Xi Luan dan Xi Juan di cerita lahirnya raja para dewa 2
2024-02-10
0
nice
2023-11-03
0
-_-
thorr pkek QI aja jngn tenaga dalam pliss
2023-05-05
0