Sementara di hutan, kini Xi Luan dan Xi Juan telah selesai menebang pohon, butuh 3 jam lebih bagi mereka untuk menebang sekitar ratusan pohon.
“Kakak, terus kita apakan pohon-pohon ini?” Tanya Xi Juan sambil melangkah ke arah kakaknya.
“Hmm..!! Kita akan bariskan pohon ini berjarak setengah meter atau satu meter ke arah bukit tersebut, ini memudahkan kita untuk mendorong batu tersebut. Dengan bantuan pohon-pohon ini akan memudahkan kita jika mendorongnya. Terlebih lagi kakak melihat jika tempat kita ini agak menurun ke arah bukit.” Kata Xi Luan.
Xi Juan langsung mengangguk, tapi ia merasa agak aneh.
Melihat keanehan sang adik. Xi Luan langsung tersenyum lalu berkata. “Untuk cara kita membawanya ke atas bukit nanti saja kita pikirkan saat sudah mencapai bibir bukit.”
Xi Juan langsung mengangguk. “Baiklah, ayo kita bariskan kayu-kayu ini lebih dulu. Dan apa yang kakak beritahu, masalah membawanya kr atas bukit nanti saja kita pikirkan. Karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini,” kata Xi Juan bersemangat.
Mereka berdua pun langsung memindahkan kayu-kayu tersebut dengan semangat. Tidak ada rasa lelah di wajah mereka. Tidak seperti pertama kali berlatih, mereka lebih banyak mengeluh dan istirahat. Tapi kini, sedikitpun mereka tidak pernah mengeluh dan istirahat.
30 menit telah berlalu. Kini kayu-kayu tersebut berjejer rapi menuju bukit. Mereka juga membersihkan bebatuan dan pohon-pohon kecil yang menghalangi tempat mereka menaruh kayu tersebut.
Setelah itu, mereka langsung saling memandang. “Siapa yang terlambat sampai ke bibir bukit akan membuat tempat peristirahatan nanti,” teriak Xi Juan langsung berlari ke arah batu besar yang menjadi dasar pelatihan mereka.
“Kau curang adik,” teriak Xi Luan mengejar dari belakang sambil tersenyum.
Tap tap..!!
Setelah Xi Juan lalu di susul Xi Luan sampai ke batu yang akan mereka bawa.
Kakak beradik itu langsung mengambil nafas panjang kemudian saling menatap penuh tekad.
Mereka berdua mengangguk bersamaan.
“Ayo kita dorong,” teriak kakak beradik tersebut bersamaan.
Drett..!!
Drett..!!
Bunyi batu yang mereka dorong terdengar cukup besar, itu karena berat bobot batu tersebut melebihi 5000 kilo.
Terlihat Xi Juan kini menggertakan giginya dengan semangat mendorong batu tersebut menggunakan kedua tangan dan pundak kanannya juga mengenai batu tersebut guna membantu meringankan tangannya saat mendorong.
Sementara Xi Luan menggunakan kedua tangan dan pundak kirinya.
Senyum keduanya saat mendorong terlihat tidak mempunyai beban sama sekali.
Duan Du yang melihat itu dari kejauhan langsung iri. Karena dulu ia sangat sering mengeluh dan kabur saat di latih oleh kedua kakaknya Cen Tian dan Fang Liu.
Kelakuannya dulu malah membuat kedua kakaknya tersebut kewalahan dan kesal. Duan Du kini tertawa sendiri saat mengingat hal tersebut.
Duan Du kembali melihat ke arah Xi Luan dan Xi Juan.
Hah hah hah..!!
Xi Luan langsung berhenti mendorong, ia kemudian mengambil nafas dan melihat ke arah belakang. “Baru 50 meter,” gumam Xi Luan tersenyum kecut, kemudian ia melihat ke arah depan dan melihat adiknya masih semangat mendorong.
Melihat semangat adiknya, Xi Luan langsung ikut semangat, mana mungkin ia mau kalah dengan adiknya. Akan sangat memalukan baginya yang menjadi seorang kakak.
5 jam telah berlalu.
Kini mereka berdua mendongak ke atas, karena mereka kini telah sampai bibir bukit.
Mereka berdua kini memikirkan bagaimana cara mengangkat batu sebesar ini ke atas.
“Kakak, hari sudah mulai gelap, kita sudah berapa jam ini memindahkan batu ini hingga kesini?” Tanya Xi Juan.
Xi Luan menebak-nebak, lalu menjawab dengan tersenyum pahit. “Dari memotong kayu hingga memindahkan batu sampai kesini, mungkin sudah memakan waktu 8 jam lebih, sebentar lagi waktu 10 jam akan habis.”
Mendengar itu Xi Juan mengangguk. “Apapun hukumannya, kita tetap akan mengangkat batu ini ke atas, toh ini demi kebaikan kita juga kak.”
Mendengar ucapan adiknya. Xi Luan mengangguk dan bergumam. “Ayo Luan berpikirlah.”
Berbeda dengan Xi Juan, kini ia pergi begitu saja dan melihat sekelilingnya karena mungkin ada sesuatu yang berguna untuk memudahkannya memindahkan batu tersebut.
Tak menunggu lama, Xi Juan langsung berteriak.
“Kakak, aku menemukan sebuah tali yang terbuat dari rotan.”
Xi Luan langsung mendongakkan kepalannya ke atas dan melihat adiknya kini berada di puncak bukit. “Kapan ia disana?”, gumam Xi Luan bingung.
Tapi Xi Luan tak terlalu ingin ambil pusing, ia langsung berlari ke atas.
Tap tap..!!
Saat sampai puncak bukit dan menemukan adiknya kini tengah mengikat tali tersebut di sebuah batu yang jauh lebih besar dari yang mereka bawa.
“Apakah kita akan menarik batu yang kita bawa menggunakan tali rotan ini?” Tunjuk Xi Luan bertanya.
“Hmm..!! Walau kita membutuhkan waktu lama saat menariknya, setidaknya kita telah berusaha. Apapun hukuman dari Dewa Guru nanti, kita jalani saja,” kata Xi Juan.
Setelah berkata begitu, kakak beradik langsung turun dan mengikat satu batu tersebih dahulu. Setelah itu mereka langsung naik ke atas bukit lagi, saat naik tak lupa Xi Juan dan Xi Luan membersihkan beberapa sedikit penghalang yang bisa membuat batu yang mereka tarik nanti akan terhambat.
Setelah sampai puncak bukit. Xi Luan langsung berkata sambil melirik adiknya. “Ini bagus untuk melatih kekuatan tangan dan mengencangkan otot kita nantinya. Aku yakin Dewa Guru mungkin telah merencanakan ini dari awal. Ayo kita harus lebih semangat dan menguatkan tekad kita lagi, ini untuk kebaikan kita.”
“Ayo, kita tarik.” Teriak mereka berdua secara serempak.
“Satu, dua, tiga, tarik,” teriak Xi Luan yang berada di depan.
Saat mereka menarik tali tersebut. Terlihat tangan mereka langsung mengencang, walau matahari kini setengah terbenam, terlihat keringat mereka berdua bercucuran keluar saat pertama kali menarik batu tersebut.
Setelah satu kali menarik batu, Xi Juan yang di belakang langsung mengikat tali yang ia tarik di sebuah pohon yang telah ia tancap, agar batu yang telah naik tadi tidak terjatuh lagi.
“Ayo kira tarik lagi kakak, kita sudah tidak punya waktu lagi untuk istirahat,” kata Xi Juan semangat.
Xi Luan langsung mengangguk.
“Satu, dua, tiga tarik,” teriak Xi Luan kini sambil menggertakkan giginya.
Kini 3 jam mereka telah menarik batu tersebut, waktu yang telah di tentukan selama 10 jam telah lewat.
Batu yang mereka tarik pun baru sampai pertengahan bukit.
Wuss..!!
Duan Du muncul sambil tersenyum, tidak ada jejak kekecewaan terlihat di wajahnya.
“Waktu sudah lewat satu jam, kerja sama kalian sangat baik. Karena kalian bekerjasama dengan baik, aku tidak akan menghukum kalian. Tapi besok pagi-pagi kalian harus bangun pukul 05.00 untuk membawa air hingga pukul 08.00, setelah itu kalian harus melakukan hal yang sama, yaitu membawa batu ini bolak balik dalam waktu 10 jam.” Kata Duan Du.
Tanpa menunggu jawaban kakak beradik, Duan Du langsung melambaikan tangannya memindahkan mereka berdua ke halaman depan rumah.
“Kolam itu yang harus kalian isi besok menggunakan kedua dayung tersebut.” Kata Duan Du menunjuk ke arah kolam kosong yang sangat besar dan dalam berserta dayungnya.
“Terus, apakah kami boleh tidur di dalam?” Tanya Xi Juan mengangkat kedua alisnya secara bergantian penuh harap.
“Huuff, baiklah saat ini kalian boleh tidur di dalam.” Jawab Duan Du kemudian ia menghilang.
Xi Luan langsung tersenyum, dan berkata. “Kau memang yang terbaik adik.”
“Heng,, tentu saja kakak,” dengus Xi Juan dengan bangga lalu berjalan bersama Xi Luan ke dalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Lucu juga mereka
2023-11-03
0
Josss
josssssss
2022-06-18
1
andiniaja
gasss
2022-06-18
1