“Waktunya kalian berdua pelatihan dasar,” kata Duan Du semakin tersenyum lebar yang langsung membuat kedua kakak beradik itu langsung merasa tidak enak.
“Kenapa aku merasakan perasaan yang tidak enak,” gumam kakak beradik bersamaan.
“Ayo ikuti aku?” Ajak Duan Du berjalan di udara dengan santai. Tapi bagi kakak beradik Xi Luan dan Xi Juan, langkah Duan Du seperti angin.
Dengan susah payah kakak beradik tersebut berlari sekuat tenaga mengejar Duan Du.
“Hah.. Hah..!! Kenapa aku tidak bisa menggunakan tenaga dalam ku? Jika begini satu hari penuh mengejarnya pun belum tentu sampai,” kata Xi Juan dengan kesal, saat melihat langkah Duan Du semakin jauh dari mereka.
“Cukup kejar saja, mungkin ini pelatihan yang membuatku merasa tidak enak tadi,” kata Xi Luan memberi peringatan kepada adiknya.
“Tapi,” kata-kata Xi Juan terpotong oleh Xi Luan.
“Jika kau terus mengeluh begini, bagaimana kau bisa melindungi ibu dan ayah,” kata Xi Luan yang langsung meninggalkan adiknya berlari lebih kencang.
Xi Juan dengan kesal berteriak. “Tunggu aku kakak, jangan tinggalkan aku sendiri.”
Xi Luan dan Xi Juan terus berlari melewati rerimbunan hutan, beruntung di sini tidak ada Binatang Buas atau monster. Itu karena Duan Du telah menekan mereka agar tidak menganggu Xi Luan dan Xi Juan.
Waktu terus berlalu, 1 minggu telah berlalu. Kini Kakak beradik sedang beristirahat.
“Kakak, aku sudah tidak tahan, banyak sekali rintangan yang kita lewati saat berlari mengejar Dewa Guru, beruntung di sini tidak ada Binatang Buas, jika tidak.” Kata-kata Xi Juan terhenti karena merinding saat membayangkan ada Binatang Buas di sini.
“Sudah-sudah, ayo kita lari lagi, aku merasa saat kita beristirahat. Maka jarak kita berlari akan semakin jauh, ini pasti ulah Dewa Guru agar kita tidak manja,” kata Xi Luan mencoba menerka yang terjadi.
“Heeeh..!! Jika begitu ini bukan pelatihan, tapi penyiksaan. Lebih baik kita pulang dan berlatih di istana,” kata Xi Juan cemberut.
Pak..!!
“Aduh duh, kakak kenapa kau memukul kepalaku?” teriak Xi Jual dengan kesal.
“Ayo kita lari, ini pelatihan yang bagus untuk kita berdua. Terutama untukmu yang selalu mengeluh karena di manja oleh ayah dan ibu,” kata Xi Luan.
Tanpa menunggu jawaban Xi Juan, Xi Luan langsung berlari lagi. Walau mereka bisa melihat Duan Du dan jaraknya seperti di depan mata mereka. Tapi di setiap mereka melangkah, tetap saja jarak mereka dengan Duan Du akan sama.
Sementara Duan Du kini terkekeh, ia meneguk araknya sambil berjalan santai.
“Hehe,, aku dulu lebih tersiksa saat di latih oleh ibu. Sekarang saatnya membalas dendam kepada murid-muridku,” kekeh Duan Du. Sambil melihat Xi Luan yang selalu memperingati adiknya Xi Juan setiap saat.
“Hmm..!! Mereka berdua mempunyai bakat masing-masing, seperti kata kakak. Tugasku hanya melatih tubuh fisik mereka saja, dan memberikan beberapa teknik saja. Untuk tingkat kultivasi biarkan mereka berusaha sendiri agar tidak terlalu manja.” Gumam Duan Du.
Satu bulan telah berlalu. Kini kakak beradik Xi Luan dan Xi Jual telah melewati banyak sekali rintangan saat berlari. Beberapa waktu terahir mereka juga bertemu dengan beberapa Hewan Buas yang setingkat lebih tinggi dari tingkat kultivasi mereka.
Saat ini, Xi Luan mulai berpikir keras.
“Adik, apakah kau tidak sadar, selama kita berlari kita tidak pernah merasa lapar maupun haus, yang kita rasakan hanya lelah saja?”
Mendengar ucapan Xi Luan, Xi Juan langsung melirik ke arah kakaknya yang berbaring di sampingnya. Kini sipat Xi Juan agak sedikit dewasa, ia tidak terlalu mengeluh lagi.
“Benar juga, apakah ini karena bantuan Dewa Guru? Jika begitu,” kata Xi Juan langsung bangkit dari tidurnya.
Melihat adiknya bangun. Xi Luan lantas ikut bangun. “Apakah kau menemukan sesuatu?” Tanya Xi Luan penasaran.
“Hmm.. Saat ini aku merasa tubuhku lebih kuat dan beberapa minggu terahir kita juga tidak terlalu kelelahan saat berlari, apakah kakak sadar jika Dewa Guru mungkin melatih kekuatan fisik kita?” Kata Xi Juan melihat ke arah Xi Luan.
“Nah,, ini yang aku pikirkan dari satu bulan yang lalu, tapi aku tidak bisa mengucapkan atau mengatakannya karena masih ragu,” kata Xi Luan melihat tubuhnya yang jauh lebih tinggi dan kekar.
“Benar kak, jika begitu ayo kita berlari lagi mengejar Dewa Guru,” ajak Xi Juan semangat.
Hmm..!!
Xi Luan langsung berlari lebih dulu. Melihat sang kakak meninggalnya lebih dulu. Xi Juan langsung berteriak.
“Kakak, kau curang.”
Xi Juan langsung mengejar kakaknya.
Sementara Duan Du kini tersenyum. “Hmm sudah satu bulan lebih berlalu kini mereka baru menyadarinya,” guman Duan Du tersenyum kecut, karena biasanya anak seusia mereka berdua akan jauh lebih pintar. Tapi Duan Du melihat pikiran kakak beradik ini masih belum terlalu memikirkan ke arah dunia kultivator. Karena mereka hanya memikirkan keluarga saja.
Saat Duan Du bergumam, sebuah suara langsung masuk ke pikirannya.
“Duan'er,, sudah saatnya kau melatih tubuh mereka, lebih cepat lebih baik karena jika tugasmu telah selesai kita akan pergi bersama beberapa saudaraku untuk melihat apakah benar tentang adanya Alam Semesta Lain. Aku pernah bermimpi jika Alam Semesta yang aku kuasai ini hanyalah Alam Semesta Kecil dari Jutaan Alam Semesta di luar sana.”
Mendengar suara Kakaknya, Duan Du langsung bersemangat. “Kau tenang saja kakak, satu tahun adalah waktu yang sangat cepat, aku juga meminta izin meningkat kultivasi mereka beberapa tingkat saja agar mereka tidak mati. Karena seperti yang kakak bilang, kedua anak ini akan menjadi pelindung Semesta Ini.” Kata Duan Du melalui telepati.
Lalu Duan Du muncul tidak jauh dari mereka. “Hmm,, pelatihan fisik kalian yang terahir adalah ini, semoga kalian bisa bekerja sama dengan baik dan bisa selamat,” gumam Duan Du.
Tidak jauh dari Duan Du, kini Xi Luan dan Xi Juan sedang berusaha menaiki bukit.
Tap tap..!!
Hah hah hah.
“Kakak, bukit ini ternyata sangat tinggi, seandainya kita bisa menggunaka tenaga dalam. Betapa enaknya,” kata Xi Juan membayangkan dirinya menggunakan tenaga dalam.
Baru saja Xi Luan dan Xi Juan mengambil nafas. Tiba-tiba saja tubuh mereka merasa tertekan bercampur merinding.
Saat Xi Luan melihat ke arah utara, tubuhnya langsung bergetar keras.
“Adik, itu,, itu,, itu adalah Hewan Buas Tingkat 6 atau setara dengan Tingkat Raja ⭐ 5 Puncak,” teriak Xi Luan langsung menarik adiknya untuk melarikan diri.
Xi Juan langsung tersadar dari keterkejutannya saat di tarik.
Mereka berdua langsung melarikan diri dengan kekuatan kaki mereka sepenuh tenaga.
“Goarrr..!!”
Teriakan macan tutul tersebut langsung menggema saat ia mencium bau manusia.
Saat Hewan Buas Macan Tutul tersebut melihat ke arah kakak beradik yang sudah cukup jauh melarikan diri.
Ia langsung mengejarnya sambil menggeram meneteskan air liurnya merasa lapar.
Wuss..!!
Kecepatan Macal Tutul tersebut 10 kali lipat dari kecepatan lari kakak beradik Xi Luan dan Xi Juan.
Sedangkan Xi Luan dan Xi Juan yang berlari kini merasa tidak mungkin lepas dari kejaran Hewan Buas tersebut.
Dengan cepat Xi Juan berkata. “Kakak, kita bawa ia turun ke arah sana. Jika kita bisa masuk ke hutan, kita bisa merasa sedikit lebih aman,” tunjuk Xi Juan.
Xi Luan langsung mengangguk, kemudian mengutuk bukit ini, karena bukit tersebut hanya lahan kosong dengan banyak bebatuan tanpa adanya sedikit pohon-pohon rindang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Defrin
hahahaha....
itu pasti kerjaan Duan Du
2024-02-10
0
Joooooooozzz💪💪💪
2023-11-03
0
algore
joz
2023-03-13
0