Pesta Ulang Tahun (Part 3)

Mata Litha menyipit terkena flash kamera beberapa hadirin disana yang sangat penasaran dengannya, bukan, bukan karena dirinya tapi karena Nyonya Besar langsung menunjuknya yang mana dimata mereka Litha memiliki pengaruh bagi Pradipta Corp.

Seketika otaknya mengambil memori kelas 1 SMA, saat itu ia berdiri di depan mimbar, semua perhatian berpusat padanya, terlebih lagi para juri. Juara lomba pidato bahasa Inggris tingkat provinsi berhasil dia sabet, begitu bangganya ia dan keluarga. Masa depan yang nampak cerah saat itu karena Litha termasuk siswa yang mempunyai segudang prestasi.

Diambilnya nafas dalam-dalam lalu tersenyum dengan penuh percaya diri, ia melupakan sementara siapa sesungguhnya dirinya, yang ia yakini saat ini adalah Litha Pradipta yang berbicara di atas panggung.

Kata demi kata ia lontarkan dengan intonasi yang jelas, susunan kalimat yang ia tata pun terkesan bahwa ia orang yang dapat diperhitungkan kemampuannya. Tanpa sadar ada segaris bibir terangkat naik ke atas milik Rayyendra, ya, ia tidak memungkiri kekagumannya.

"Pengulangan hari lahir tiap tahun sejatinya tidak semata-mata berbicara tentang angka. Angka tersebut hanyalah bentuk pemikiran manusia, semakin banyak angka maka semakin panjang umur, namun dimata Tuhan justru tali kehidupan kita makin pendek."

Tanpa gemetar, suara Litha terdengar stabil dan seperti sudah biasa ia berbicara di depan umum. Setelah mengambil jeda sejenak ia lanjutkan kembali.

"Apa yang diharapkan ketika berhasil menambah umur? Semuanya tentu ingin kebahagiaan. Sayangnya kebahagiaan itu memiliki relativitasnya masing-masing. Disebutkan sebaik-baik seorang manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

Bagi banyak orang terkhususnya saya, Nyonya Besar adalah tangan dan kaki ajaib. Tangan ajaib yang dapat menghapus airmata dan kaki ajaib yang sanggup menopang keputusasaan.

Jika ada seruan bahwa kaum seperti kami memanfaatkan kemurah hatian Nyonya Besar maka itu benar adanya, karena harapan kami ada padanya. Kami hanya mampu mengirimkan doa terbaik dari doa-doa terbaik yang kami punya, untuk kebahagiaan beliau sehingga Tuhan Yang Maha Pemurah pun akan membayar tunai dengan rasa bahagia lebih banyak meski telah berada di usia senja.

Nyonya Dayyu Amarga Pradipta, saya, Navia Litha Sarasvati, akan selalu mencintai dan menyayangimu, Nek. Semoga Nenek akan terus bahagia dimanapun Nenek berada."

Tidak berlebihan jika Litha berkata seperti demikian. Ia tahu semua dari Ninda bahwa dibalik tangan dingin Macan Betina ada banyak kehangatan, ia mendedikasikan sebagian laba dari Pradipta Corp. untuk anak-anak yang tidak memiliki satu atau dua orangtua. Dibawah Pradipta Asa Foundation, anak-anak tersebut mendapatkan kesempatan bermimpi lagi untuk menggapai cita-cita yang sempat terputus, termasuk dirinya dan Firza.

Litha menutup sambutannya dengan ikrar tulus disaksikan semua orang yang hadir disitu. Nyonya Besar langsung berdiri memberikan applaus diikuti seluruh hadirin, ada kilat haru dimatanya. Begitu Litha turun dari panggung, ia merentangkan kedua tangannya menyambut Litha dalam pelukan.

"Terima kasih Litha, terima kasih. Kau memberiku hadiah yang saaaangat besar, yang tidak dijual meski aku mau membelinya dengan semua hartaku," bisik Nyonya Besar di telinga Litha penuh haru yang membuat Litha meloloskan sebulir air bening dari sudut matanya.

"Nona, aku akui kau sangat hebat, mampu menyentuh hati Nyonya tanpa persiapan. padahal kau hanya menyampaikan isi hatimu saja," ucap Pak Sas dalam hati.

"Gokil!!! Bagaimana bisa gadis biasa yang nampak seadanya, malam ini bisa se-outstanding ini!!!,' pekik Abyan dalam hatinya, senyum-senyum melihat Litha.

"Tidak kutampik, kata sambutanmu sangat memukau." Rayyendra memuji tapi seperti tak rela.

"Terima kasih Tuan ...," sahut Litha sopan sembari duduk kembali di kursinya.

Di meja yang tidak jauh dari meja VVIP, seraut wajah murka muncul.

"Sial! Rubah licik ini sangat pandai bersilat lidah," umpat Ramona.

"Siapa dia? Mengapa dia bisa mengambil hati Nyonya Besar? Selama ini kau melakukan apa saja, bodoh!!! Yang harus kau taklukan itu Nyonya Besar bukan Tuan Muda. Kalau kau sudah memegang hati Nyonya Besar, maka Tuan Muda pun dengan mudah kau dapatkan."

Suara berat berbisik di sisi Ramona mengagetkanya.

"Ayah, bagaimana aku bisa mengambil hati Nyonya Besar kalau dia tidak menyukaiku."

Mona membela dirinya sendiri, ia merasa telah berusaha untuk mendekati Nyonya Besar tapi hanya penolakan, penyindiran dan pengusiran secara halus yang ia terima.

"Itu namanya kau memang bodoh!! Buat apa kuberikan makanan mahal dan bergizi sejak kecil kalau kau berpikir saja masih dangkal."

Sebastian menatap wajah Mona kesal. Ada ambisi besar di hatinya, namun sekarang ia merasa telah ketinggalan langkah. Ia cukup gusar dengan sikap putri semata wayangnya, kemudian ia berjalan keluar ballrom untuk merokok.

Ramona hanya diam memperhatikan Nyonya Besar memperlakukan Litha dengan istimewa, setara dengan cucunya sendiri.

"Mona, lekaslah kesana! Jangan ketinggalan mengucapkan selamat ulang tahun pada Nyonya Besar, seharusnya kau yang menjadi orang pertama setelah Ray dan Firza." Bona menyenggol lengan Mona dengan setengah menyindir.

"Huhhhhh.... aku tidak peduli dengan Nyonya Besar. Aku hanya peduli dengan Ray."

"Benar yang dikatakan ayahmu, kau memang bodoh," ujar Bona melengos pergi meninggalkan Mona menuju meja VVIP.

"Apa katamu?!?!" teriak Mona tertahan tidak terima.

Sementara itu, Bona sudah mendekati meja VVIP.

"Selamat ulang tahun Nyonya, semoga Nyonya diberikan umur yang panjang, kesehatan yang baik dan hari-hari bahagia. Tiada yang Nyonya tidak punyai, jadi saya yakin pasti Nyonya hari ini sangat bahagia," ujar Bona formal memberikan selamat kepada Nyonya Besar.

"Hahahahaha... Kemampuan basa-basimu memang cakap. Tapi siapa bilang aku memiliki semua di dunia ini? Ternyata matamu hanya melihat harta duniawi saja ckckckck ...." Nyonya Besar menepuk pundaknya.

"Oh ya, apa yang tidak Nyonya Besar Pradipta tidak miliki? Aku ingin tahu Nyonya, karena pastinya lebih berharga dari yang Nyonya miliki saat ini," seloroh Bona lagi.

Ray menyikut perut sahabatnya, omongannya mulai ngelantur, entah sudah berapa gelas wine yang ia teguk.

"Tidak ... tidak ... tadinya begitu, tapi tidak setelah Litha mengucapkan sambutan ulang tahunnya kepadaku, aku sudah merasa lengkap untuk bahagia."

Jawaban Nyonya Besar bukan saja membuat Bona terperangah, tapi juga Ray dan Abyan, sedangkan Litha justru merasa tidak nyaman.

"Apa Nenek ingin cucu perempuan?" Spontan Bona tanpa menggunakan bahasa formal lagi.

🙋 Bona dan Abyan adalah sahabat yang dimiliki Ray sejak kuliah di Amerika, tepatnya setelah ia menyelesaikan home schooling setingkat SMA. Pada akhirnya nenek juga menganggap Bona dan Abyan seperti cucunya juga, meski begitu mereka tetap bisa menempatkan diri secara formal, profesional kerja dan santai 🙋

"Aaauuwwww!!!" pekik Bona sebab Abyan menyikut keras perutnya.

"Menurutmu?" Nyonya Besar malah balik bertanya dengan makna yang ambigu, Litha semakin tidak nyaman dengan situasinya.

"Ya, Bapak dan Ibu hadirin sekalian.... Kini kita memasuki acara Dansa, tradisi tiap tahun acara megah ini digelar. Silahkan bapak dan ibu yang kami hormati untuk mengambil posisi di lantai Dansa yang telah disediakan ...," sahut MC pria disambut meriahnya tepuk tangan.

"Dansa Waltz pertama akan mempersilahkan keluarga Pradipta, petinggi perusahaan Pradipta Corp. dan para pejabat untuk mengambil posisi." Suara MC wanita menyambung apa yang dikatakan MC pria barusan.

"Silahkan Nenek," sahut Ray membungkukkan badannya di depan Nyonya Besar meminta untuk menjadi pasangan dansanya, seperti biasa di tahun-tahun sebelumnya.

Nyonya Besar tidak menyambut, malah berkata

"Litha, gantikanlah berdansa untukku. Sekarang kakiku tidak begitu kuat untuk melakukan gerakan tari."

Semua yang ada di meja itu tercekat, kecuali Pak Sas. Hening, hanya wajah bingung Bona dan Abyan, wajah heran sekaligus geram Ray dan wajah pucat Litha yang tampak.

"Kau kan sudah belajar, tidak ada yang perlu kau takutkan, dan Ray, berdansalah seperti biasa, anggaplah dia Nenek versi muda hehehehe.... pasti akan lebih menyenangkan kan? Ketimbang berdansa dengan nenek tua."

Ray masih tidak bergeming, Bona dan Abyan saling menatap sedangkan Litha serasa dunia di sekitarnya berputar tidak karuan.

"Nenek, apa lagi ini ya Tuhan.... lebih baik 10 jam aku berdiri memberi sambutan daripada harus berdansa dengan Tuan Muda Congkak ini. Bicara dengannya pun kuhindari, tapi ini malah mengharuskan kami kontak fisik," keluh Litha tanpa suara.

"Bisa-bisanya Nenek mengerjaiku dengan menyuruhku berdansa dengannya. Cukup lakukan apapun tentangnya untuk diri Nenek sendiri tapi jangan denganku." Ray mengusap kasar wajahnya, ia kesal tapi tidak berani ia tunjukkan.

Suara musik pengiring dansa sudah terdengar, satu persatu hadirin mulai mengambil posisi di tempat yang telah disediakan, tinggal satu posisi yang belum tersentuh yaitu posisi sepasang penari ditengah-tengah arena dansa, tempat yang biasa Ray dan Nyonya Besar berdansa.

Musik terus mengalun, memaksa semua mata melihat ke arah meja VVIP karena tidak ada pergerakan menuju tengah arena. Ray tetap tidak bergeming, rahangnya mengeras, protes menuntut jawaban lebih masuk akal selain kesehatan dan umur tua dari neneknya. Ia tidak sudi berdansa dengan gadis yang menurutnya kampungan dan tidak berkelas.

"Apa Tuan tidak bersedia berdansa denganku? Atau mungkin saja Tuan tidak sudi? Jika salah satu saja dijawab dengan ya, maka artinya Tuan Muda menyerah kalah." Tiba-tiba tanpa diduga Litha menantang arogansi seorang Rayyendra.

🙋 Astagaaaaaa.... dari mana keberanian itu muncul 🙋

Litha sengaja melakukannya dengan harapan Rayyendra menolak berdansa sehingga ia tidak perlu membujuk Nenek Dayyu untuk mengurungkan niatnya.

Tangan kanan Rayyendra mengepal kuat, menatap dalam mata Litha, Litha pun tidak mau kalah, ia menatap balik.

"Apa maumu sebenarnya? Kau ingin aku yang menolaknya di depan Nenek hah. Kau cerdik juga rupanya tapi tidak cukup cerdik untuk mengelabuiku"

- Bersambung -

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Terima kasih sudah sampai di chapter 20.

Mohon kritik dan komentarnya, tapi disampaikan dengan positif ya kakak, biar author tidak kehilangan mood nerusinnya 🙏🙏

Salam sehat buat kita semua....

Terpopuler

Comments

meymei

meymei

asyeeeekkkk 💃💃💃💃 bravo👏👏👏👏👏👏

2021-12-14

0

🤍

🤍

Boom like

2021-11-21

0

ynynita

ynynita

boom like buat author biar semangat

2021-11-19

1

lihat semua
Episodes
1 Navia Litha Sarasvati (Prolog)
2 Semur Jengkol
3 Amarah Sang Cucu
4 Berpura-pura Pingsan
5 Tanggungjawab Litha
6 Cukup Dengan Menemaniku Disini
7 Kerinduan Nyonya Besar
8 Harusnya Kau Berterimakasih
9 Keluarga Pradipta
10 Tuan Muda Congkak
11 Mengedepankan Logika
12 Rumor yang Membuat Semakin Buruk
13 Sandaran Hati
14 Biarkan Berjalan di atas Relnya
15 Tidak Ingin Serakah
16 Nikmati Makananmu
17 Kehaluan Ninda
18 Pesta Ulang Tahun (Part 1)
19 Pesta Ulang Tahun (Part 2)
20 Pesta Ulang Tahun (Part 3)
21 Pesta Ulang Tahun (Part 4)
22 Pesta Ulang Tahun (Part 5)
23 Pesta Ulang Tahun (Part 6)
24 Hutang Budi
25 Adu Strategi
26 Bubur Polos Hangat
27 Anak Baik
28 Aku Mencintainya
29 Pernyataan Cinta
30 Memori tentang Tisha
31 Manusia atau Alien?
32 Bocah Egois dan Anak di Bawah Umur
33 Kalah Telak
34 Visualisasi Tokoh
35 Janji Firza
36 Makan Malam
37 Surat Wasiat
38 You Are My Sunshine
39 Bathin yang Bergejolak
40 Kesempatan Terakhir
41 Ini pernikahan atau Bisnis?
42 Perjanjian Bersyarat
43 Restu Ibu
44 Bagaimana Rasanya Punya Ibu?
45 Nyonya Muda
46 Ibu, Aku Takut ...
47 Kekacauan di Pernikahan (Part 1)
48 Kekacauan di Pernikahan (Part 2)
49 Tidak Baik Ingin Banyak Tahu
50 Walk in Closet
51 Tentang Tuan Muda Yang Mulia
52 Janji yang Tidak Ditepati
53 Tahu Diri
54 Berjuang Sampai Akhir
55 Jangan Kau Lambungkan Hatinya
56 Kejadian di Kantor Pusat (Part 1)
57 Kejadian di Kantor Pusat (Part 2)
58 Kejadian di Kantor Pusat (Part 3)
59 Berteman dengan Coklat
60 Tamu Tak Diundang
61 Tindakan Firza
62 Risau (Rayyendra)
63 Risau (Litha)
64 Perintah Terakhir Nyonya Besar
65 Hancur
66 Tunggulah 3 Bulan Lagi
67 Tidak Terpancing
68 Tom and Jerry
69 Kecewa
70 Sensitif
71 Unicorn tanpa tanduk
72 Separuh Jiwa Telah Pergi
73 Pembelaan Bibi Rima
74 Pertengkaran Dua Pradipta
75 Cinta dalam Hidupnya
76 Pejuang Cinta (Part 1)
77 Pejuang Cinta (Part 2)
78 Pejuang Cinta (Part 3)
79 Panggilan Khusus
80 Aku Merelakannya
81 Misteri Ibu dan Bibi Rima
82 Sparing dengan Tawon
83 Terngiang-ngiang
84 Kakak Ipar Terbaik di Dunia
85 Lembar Kehidupan Litha
86 Perang (Part 1)
87 Perang (Part 2)
88 Perang (Part 3)
89 Perang (Part 4)
90 Sang Pemenang
91 Intermezzo (1)
92 Masa Lalu (Part 1)
93 Masa Lalu (Part 2)
94 Masa Lalu (Part 3)
95 Masa Lalu (Part 4)
96 Masa Lalu (Part 5)
97 Serasa Dunia Milik Berdua
98 Tempat Berkesan
99 Membantumu Lebih Tenang
100 Pulang
101 Sesal
102 Voldemort
103 Hati yang Bergemuruh (Part 1)
104 Hati yang Bergemuruh (Part 2)
105 Hati yang Bergemuruh (Part 3)
106 Mengendalikan Ego
107 Kehancuran Tisha (Part 1)
108 Kehancuran Tisha (Part 2)
109 Tuas Pengaman
110 Alarm
111 CRF : Hangatnya Pagi
112 CRF : Titah Tertinggi
113 CRF : Menarik Perhatian
114 CRF : Menginjakmu Lebih Dulu
115 CRF : Run
116 CRF : Prasangka Evan
117 CRF : Keindahan Ciptaan Tuhan
118 Cemburu
119 Tidak Bisa Hidup Tanpanya
120 Titik Rapuh
121 Kau yang Bayar
122 Duo Matre
123 Menunggu Rapat
124 Prinsip Ekonomi
125 Mencintai dan Dicintai
126 Luka di Hati
127 Layu Sebelum Berkembang
128 Percaya Padaku
129 Tidak Jadi Menyesal
130 Hang Out ke Mall (Part 1)
131 Hang Out ke Mall (Part 2)
132 Cinta di Rumah Sakit
133 Ingin tunjukkan pada Dunia
134 Bravo, Litha!
135 Shortpink Fans Club
136 Hadiah Ulang Tahun
137 Kerajaan Sungai Bulan (Part 1)
138 Kerajaan Sungai Bulan (Part 2)
139 The Big Day : Nona Baik Hati
140 The Big Day : Posisi yang Diatur
141 The Big Day : Melihatmu Menguatkanku
142 The Big Day : Seleksi Akhlak
143 The Big Day : Tujuan dan Rumahmu adalah Aku
144 The Big Day : Kejutan Terakhir
145 Obrolan Sebelum Tidur
146 Penggeledahan di Amore Club
147 Benang Merah
148 Menjelang Pagi
149 Mantan Terindah
150 Aku Baik-Baik Saja
151 Memberi Pelajaran
152 Konsekuensi
153 Memaafkan
154 Belum Kelihatan Hilalnya
155 Putri Kesayangan
156 Bertemu Lucas
157 Presdir yang Posesif
158 River Flows in You
159 Pengakuan Dianggap Seorang Ayah
160 Bertahanlah, Nyonya ...
161 Jangan Kau Tahan Tangismu
162 Terima kasih, Pak Sas.
163 Bisakah Kau Melepas Cinta?
164 Intermezzo (2)
165 Pintar Bermain Kata
166 Waktu yang Bisa Menjawabnya
167 Siapa yang Tidak Menyukai Uang?
168 Intermezzo (3)
169 Aku yang Akan Menjagamu
170 Kobaran Api
171 Aku Mengizinkanmu Pergi
172 Hiduplah dengan Bahagia
173 Lahirnya Penerus Pradipta
174 Aku menyukaimu
175 Berdamai dengan Diri
176 Epilog
177 Bonus Chapter
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Navia Litha Sarasvati (Prolog)
2
Semur Jengkol
3
Amarah Sang Cucu
4
Berpura-pura Pingsan
5
Tanggungjawab Litha
6
Cukup Dengan Menemaniku Disini
7
Kerinduan Nyonya Besar
8
Harusnya Kau Berterimakasih
9
Keluarga Pradipta
10
Tuan Muda Congkak
11
Mengedepankan Logika
12
Rumor yang Membuat Semakin Buruk
13
Sandaran Hati
14
Biarkan Berjalan di atas Relnya
15
Tidak Ingin Serakah
16
Nikmati Makananmu
17
Kehaluan Ninda
18
Pesta Ulang Tahun (Part 1)
19
Pesta Ulang Tahun (Part 2)
20
Pesta Ulang Tahun (Part 3)
21
Pesta Ulang Tahun (Part 4)
22
Pesta Ulang Tahun (Part 5)
23
Pesta Ulang Tahun (Part 6)
24
Hutang Budi
25
Adu Strategi
26
Bubur Polos Hangat
27
Anak Baik
28
Aku Mencintainya
29
Pernyataan Cinta
30
Memori tentang Tisha
31
Manusia atau Alien?
32
Bocah Egois dan Anak di Bawah Umur
33
Kalah Telak
34
Visualisasi Tokoh
35
Janji Firza
36
Makan Malam
37
Surat Wasiat
38
You Are My Sunshine
39
Bathin yang Bergejolak
40
Kesempatan Terakhir
41
Ini pernikahan atau Bisnis?
42
Perjanjian Bersyarat
43
Restu Ibu
44
Bagaimana Rasanya Punya Ibu?
45
Nyonya Muda
46
Ibu, Aku Takut ...
47
Kekacauan di Pernikahan (Part 1)
48
Kekacauan di Pernikahan (Part 2)
49
Tidak Baik Ingin Banyak Tahu
50
Walk in Closet
51
Tentang Tuan Muda Yang Mulia
52
Janji yang Tidak Ditepati
53
Tahu Diri
54
Berjuang Sampai Akhir
55
Jangan Kau Lambungkan Hatinya
56
Kejadian di Kantor Pusat (Part 1)
57
Kejadian di Kantor Pusat (Part 2)
58
Kejadian di Kantor Pusat (Part 3)
59
Berteman dengan Coklat
60
Tamu Tak Diundang
61
Tindakan Firza
62
Risau (Rayyendra)
63
Risau (Litha)
64
Perintah Terakhir Nyonya Besar
65
Hancur
66
Tunggulah 3 Bulan Lagi
67
Tidak Terpancing
68
Tom and Jerry
69
Kecewa
70
Sensitif
71
Unicorn tanpa tanduk
72
Separuh Jiwa Telah Pergi
73
Pembelaan Bibi Rima
74
Pertengkaran Dua Pradipta
75
Cinta dalam Hidupnya
76
Pejuang Cinta (Part 1)
77
Pejuang Cinta (Part 2)
78
Pejuang Cinta (Part 3)
79
Panggilan Khusus
80
Aku Merelakannya
81
Misteri Ibu dan Bibi Rima
82
Sparing dengan Tawon
83
Terngiang-ngiang
84
Kakak Ipar Terbaik di Dunia
85
Lembar Kehidupan Litha
86
Perang (Part 1)
87
Perang (Part 2)
88
Perang (Part 3)
89
Perang (Part 4)
90
Sang Pemenang
91
Intermezzo (1)
92
Masa Lalu (Part 1)
93
Masa Lalu (Part 2)
94
Masa Lalu (Part 3)
95
Masa Lalu (Part 4)
96
Masa Lalu (Part 5)
97
Serasa Dunia Milik Berdua
98
Tempat Berkesan
99
Membantumu Lebih Tenang
100
Pulang
101
Sesal
102
Voldemort
103
Hati yang Bergemuruh (Part 1)
104
Hati yang Bergemuruh (Part 2)
105
Hati yang Bergemuruh (Part 3)
106
Mengendalikan Ego
107
Kehancuran Tisha (Part 1)
108
Kehancuran Tisha (Part 2)
109
Tuas Pengaman
110
Alarm
111
CRF : Hangatnya Pagi
112
CRF : Titah Tertinggi
113
CRF : Menarik Perhatian
114
CRF : Menginjakmu Lebih Dulu
115
CRF : Run
116
CRF : Prasangka Evan
117
CRF : Keindahan Ciptaan Tuhan
118
Cemburu
119
Tidak Bisa Hidup Tanpanya
120
Titik Rapuh
121
Kau yang Bayar
122
Duo Matre
123
Menunggu Rapat
124
Prinsip Ekonomi
125
Mencintai dan Dicintai
126
Luka di Hati
127
Layu Sebelum Berkembang
128
Percaya Padaku
129
Tidak Jadi Menyesal
130
Hang Out ke Mall (Part 1)
131
Hang Out ke Mall (Part 2)
132
Cinta di Rumah Sakit
133
Ingin tunjukkan pada Dunia
134
Bravo, Litha!
135
Shortpink Fans Club
136
Hadiah Ulang Tahun
137
Kerajaan Sungai Bulan (Part 1)
138
Kerajaan Sungai Bulan (Part 2)
139
The Big Day : Nona Baik Hati
140
The Big Day : Posisi yang Diatur
141
The Big Day : Melihatmu Menguatkanku
142
The Big Day : Seleksi Akhlak
143
The Big Day : Tujuan dan Rumahmu adalah Aku
144
The Big Day : Kejutan Terakhir
145
Obrolan Sebelum Tidur
146
Penggeledahan di Amore Club
147
Benang Merah
148
Menjelang Pagi
149
Mantan Terindah
150
Aku Baik-Baik Saja
151
Memberi Pelajaran
152
Konsekuensi
153
Memaafkan
154
Belum Kelihatan Hilalnya
155
Putri Kesayangan
156
Bertemu Lucas
157
Presdir yang Posesif
158
River Flows in You
159
Pengakuan Dianggap Seorang Ayah
160
Bertahanlah, Nyonya ...
161
Jangan Kau Tahan Tangismu
162
Terima kasih, Pak Sas.
163
Bisakah Kau Melepas Cinta?
164
Intermezzo (2)
165
Pintar Bermain Kata
166
Waktu yang Bisa Menjawabnya
167
Siapa yang Tidak Menyukai Uang?
168
Intermezzo (3)
169
Aku yang Akan Menjagamu
170
Kobaran Api
171
Aku Mengizinkanmu Pergi
172
Hiduplah dengan Bahagia
173
Lahirnya Penerus Pradipta
174
Aku menyukaimu
175
Berdamai dengan Diri
176
Epilog
177
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!