"Sayang .... Ayolah .... Aku ingin menikmati makan siang hanya berdua saja," rengek Mona membujuk kekasihnya agar tidak membawa asisten Yan untuk makan siang bersama.
"Tapi aku terbiasa ada Abyan."
"Hhhhhhh..... Mulai sekarang biasakanlah dirimu denganku, jangan hanya Abyan saja."
Asisten Yan tersenyum sinis, "Memangnya apa yang bisa kau lakukan selain hanya meminta ini itu," gumamnya dalam hati.
"Sudahlah, berhenti merengek, aku tidak suka mendengar rengekan. Hanya makan siang kan? Dimana?" Ray akhirnya menuruti kemauan Mona.
"Grey Savanna Restaurant."
"Pilihan cerdik, Nona," timpal Asisten Yan.
Mona mendengus dengan senyum sinis tanpa membalas dengan kata-kata.
"Aku hanya makan siang, paling lama satu jam aku sudah kembali," ucap Ray mengambil ponselnya di meja, ia masukkan ke saku jas dan beranjak meninggalkan ruangan.
Grey Savanna Restaurant merupakan cabang restoran kelas atas dari Prancis yang memberikan eksklusifitas bagi membernya, artinya hanya yang menjadi member saja yang dapat memesan meja. Member restoran tersebut bukan semata-mata orang yang beruang tapi juga orang yang prestisius di bidangnya.
Selain eksklusif, harga menunya juga fantastis. Biasanya yang diajak untuk menikmatinya adalah orang-orang yang memiliki hubungan spesial entah itu keluarga, bisnis atau asmara. Jangan ditanya bagaimana tempatnya, sudah pasti di desain mewah dan berada di lantai teratas gedung tertinggi di ibukota.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
"Maaf Litha, Nenek memanggilmu siang hari, benar tidak mengganggu kuliahmu?" tanya Nyonya Besar di halaman depan rumah utama.
"Tidak, Nek. Litha tidak kuliah hari ini, lagi malas saja, pengen mengembalikan mood dulu."
Litha tidak ingin kuliah karena masih ada sedikit rasa sakitnya di kampus. Dia butuh waktu sehari atau dua hari menata hatinya agar semua kembali normal.
"Kalau begitu, Nenek akan memperbaiki mood mu. Kau cukup mengikuti Nenek saja."
"Wah kemana, Nek?"
"Apa yang paling cepat untuk merubah suasana hati? Tentu saja dengan makanan. Ayo kita pergi sekarang, Nenek sudah memesan tempat."
Nyonya Besar sengaja mengajak Litha makan siang di luar untuk menghiburnya, ia ingin melihat keceriaan Litha kembali. Benar saja, mendengar memperbaiki mood dengan makanan, wajah Litha sangat antusias.
Disinilah mereka berdua berada. Restoran yang sangat mewah, yang Litha hanya lihat di film-film hollywood. Litha memperhatikan sekeliling, seketika dia merasa rendah diri dengan melihat pakaian yang dikenakan para pelayan yang jauh lebih bagus baik dari segi bahan serta modelnya.
Litha semakin terperangah melihat kilau kristal peranti makannya, taplak mejanya terasa sangat lembut di kulit tangan Litha dan diatasnya ada sebuket bunga segar yang wangi.
"Nek, tempat apa ini?" tanya Litha bingung melihat sekeliling dinding kaca restoran yang menyajikan pemandangan ibukota dari ketinggian pencakar langit.
"Kau suka tempat ini?" Nyonya Besar malah balik bertanya.
"Suka, tapi Litha tidak begitu nyaman, rasanya tidak cocok Litha disini, Nek, lihat saja baju pelayannya lebih bagus dari bajuku hehehehe..."
"Duduklah " titah Nyonya Besar kemudian memberi isyarat kepada salah satu pelayan agar membawa menu.
Demi apa yang dilihat Litha saat para pelayan menyajikan daftar menu-menu mewah. Jelas, semuanya tidak pernah Litha makan sebelumnya, bahkan namanya pun Litha tidak tahu.
"Makanlah semaumu," ujar Nyonya Besar tersenyum. Litha merasa canggung.
"Kau temani ngobrol Nenek disini, sambil makan apapun yang kau mau, setelahnya kau bisa langsung pulang."
"Benarkah?" Mata Litha mengerjap takjub, bayangkan saja satu menu dengan harga fantastis membuat tabungan Litha menjerit, apalagi semaunya dia.
"All can you eat. Psssttttt.... ini salah satu fasilitas khusus langsung dariku." Nyonya Besar menaruh telunjuknya di bibirnya dan melirik ke kanan dan kiri.
"Whaaaaa...... Nenek..... Aku sungguh ... sungguh beruntung mengenal Nenek."
"Oh ya?"
"Nenek memperlakukanku dengan baik sekali, sampai-sampai aku merasa cucu kandung Nenek iri padaku hahahahahaha...." Di akhir kalimat ia mengecilkan suaranya seakan takut kedengaran orang yamg dimaksud.
"Heheheh.... apa kau mau menjadi cucuku?"
"Litha sudah merasa menjadi cucu Nenek kok, perhatian dan kasih sayang Nenek ke Litha sangat luar biasa."
Bagi sebagian orang mungkin ucapan Litha seperti menjilat, tapi itulah yang Litha tulus rasakan. Bagaimana peran Nyonya Besar Pradipta membantu hidupnya belakangan ini, bahkan rasa perlindungan yang ia rasakan hilang sejak ayahnya meninggal, ia bisa dapatkan di sosok yang duduk di hadapannya.
"Mau kuberi nama Pradipta di belakang namamu?" Nyonya Besar berkata dengan ringannya, namun membuat Litha terhenyak, hatinya bergemuruh, ia sama sekali tidak menyangka dan membayangkannya sama sekali.
"Litha tahu di mana tempat Litha sesungguhnya Nek, Keluarga Pradipta bukan tempat Litha," pelan Litha berucap, ada getar samar disana.
Nyonya Besar tersenyum, lalu ia berkata "Itu adalah fasilitas khusus langsung dariku yang paling istimewa."
Litha terkejut, membelalakkan matanya tidak percaya. Nyonya Besar terkekeh kecil melihat reaksi Litha.
"Nenek .... Litha sudah sangat-sangat bersyukur dengan apa yang Nenek berikan ke Litha selama ini --"
"Hehehehe.... Cukup, apa kau berusaha menjilatku Litha hehehehe...." Nyonya Besar memotong ucapan Litha.
Litha menggeleng cepat, ada yang salah sepertinya.
"Tidak ... aku bercanda menganggapmu menjilatku, tapi aku benar-benar serius sebelumnya." Cepat-cepat Nyonya Besar mengklarifikasi ucapannya, khawatir Litha salah paham. Litha terdiam sejenak.
"Eng -- eng -- Nenek apakah Litha tidak sopan kalau menolaknya?" berhati-hati sekali Litha mengutarakannya.
Alis mata Nyonya Besar mengkerut ke tengah, 'kenapa?' begitu pertanyaan yang tersirat.
"Litha tidak ingin serakah Nek. Litha sudah merasa lebih dari cukup dengan apa yang selama ini Nenek berikan."
"Kau yakin?"
Litha mengangguk yakin.
"Kalau begitu ganti penolakanmu dengan makan sepuasnya disini. Apapun dan sebanyak berapapun yang bisa dihabiskan sampai kau bersendawa disini."
"Nenek, akan memalukan kalau bersendawa di tempat ini, kalau di warteg sih gak masalah."
"Hahahahaha.... akhirnya kau mengerti manner juga. Ternyata ajaran Pak Is berhasil hahahaha...."
Nyonya Besar tergelak menarik perhatian. Litha tersenyum malu. Sejak ia diumpat Rayyendra tidak tahu manner, besoknya Nyonya Besar langsung menginstruksikan Pak Is mengajari segala tata cara pergaulan kelas atas, dari cara makan, berjalan, berkomunikasi sampai berdansa.
"Nenek, tahu tidak Pak Is sangat galak padaku saat mengajarkannya, terutama cara berdansa, kakiku terus menerus diinjak Pak Is." Litha seperti mengadu ke neneknya sendiri, suasana mencair hangat.
Lagi-lagi Nyonya Besar tergelak, kali ini gelakkannya lebih keras dari sebelumnya, kontan saja semua orang memperhatikan mereka berdua. Siapa yang tidak mengenal Macan Betina Pradipta yang tegas, kini bahkan terbahak di depan seorang gadis muda.
"Makanya supaya pengajaran Iskhak tidak sia-sia, kau harus memperlihatkannya padaku di tempat umum seperti ini. Biar aku yang menilai apa dia berhasil mengajarimu, kalau tidak tentu dia yang akan mendapatkan hukuman." Nyonya Besar menahan tawanya karena sadar diperhatikan seisi ruangan.
Litha mengangguk dan berkata, "Lihat saja, ini saatnya akau membalas dendam ke Pak Is, biar dia yang mendapatkan hukuman."
"Hahahahahahahahahaha....." tawa panjang Nyonya Besar tidak tertahan lagi.
Litha begitu senang menikmati semua menu yang ada di daftar menu, semuanya ia minta satu-satu untuk dicoba, 'kapan lagi' bathinnya untuk bisa makan di tempat prestisius seperti ini, gratis pula karena semua Nyonya Besar yang membayarnya. Ia tidak sabar segera pulang dan menceritakannya semua ke Ninda. Litha senang sekali melihat matanya membulat kalau mendengar cerita tentang Keluarga Pradipta.
"Lihat!!! Kau bilang tidak ingin serakah tapi begitu rakusnya dirimu, gadis muda hahahahaha...."
"Oh, Nenek.... kapan lagi bisa menikmatinya kalau bukan hari ini. Litha hanya memanfaatkan keberuntungan dengan sebaik-baiknya hahahahaha....."
Sepanjang makan siang mereka diiringi keseruan dan tawa lepas, mengundang iri bagi beberapa orang. Sampai akhirnya Litha menyuapkan sendok terakhir dimulutnya, di lap mulutnya menggunakan serbet lalu ditahannya sejenak serbet itu di mulut.
Haaaggghhh....
Litha sekuat tenaga menahan sendawa di kerongkongannya. Mukanya merah padam, sangat malu, walaupun nyaris tidak ada suara sendawa terdengar, tapi Nyonya Besar terkejut.
"Lithaaaaa ...."
"Nenek ...." wajah Litha pucat. 'Mati aku...'
"Sepertinya aku harus menghukum Iskhak pulang nanti," seloroh Nyonya Besar.
"Ma-- maaf Nyonya ... Ini Litha yang salah, kenapa Pak Is yang dihukum?"
"Kan sudah kubilang kalau kau tidak berhasil menunjukkan mannermu, maka gurumu yang akan kena hukuman?"
"Jangan Nek! Jangan pecat Pak Is, Litha akan tanggungjawab kesalahan Litha." Mohon Litha menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Kadang kepolosanmu itu sangat menggemaskan hahahaha.... mana mungkin juga aku memecat Iskhak," bathin Nyonya Besar merasa lucu.
Nyonya Besar mengangkat tangannya, seorang pelayan mendekat.
"Tolong untuk satu porsi Foie Grass dibawa pulang, tambahkan juga seporsi Escargot."
"Baik Nyonya."
Setelah pelayan meninggalkan meja, Litha kembali memohon, "Nenek ... Litha mohon jangan hukum Pak Is ...."
"Lho, katanya kamu ingin membalas dendam karena Iskhak sudah membuatmu susah?"
"Tidak, Nek, Pak Is begitu karena Litha yang bebal, diberitahu berkali-kali gak nyambung."
"Litha mohon Nek ...." Litha terus meracau memohon maaf untuk Pak Is.
Nyonya Besar kembali tertawa "Ya Tuhan... gadis ini begitu polos dan menyenangkan untuk digoda. Andai saja kau itu cucuku."
Tiba-tiba...
"Nenek ..." suara berat namun hangat menyapa Nyonya Besar.
"Ray ...," sahut Nyonya Besar. Litha yang berada dihadapannya spontan berbalik. Dilihatnya Tuan Muda Congkak dengan seorang wanita cantik menggandeng lengannya. Para pemilik mata yang dilihatnya pun juga menatap heran Litha. Pandangan mereka semua bertemu. Ada banyak pertanyaan terbersit kemudian.
Apa?
Siapa?
Kenapa?
- Bersambung -
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Nb : Terimakasih dukungannya sudah membaca sampai episode ini. Semoga menghibur....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
💖🍁K@$m! Mυɳҽҽყ☪️🍁💖
litha gadis yg lucu bgi nenek dayyu
2021-11-10
2
Aulia Ashinta
masukan dkit ya thor, gpp ya
klu bs prckpanny agak di banyakin biar mkin asyik alur crtany 😁😁 mf ya thor
2021-11-03
1
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
nenekku pahlawan ku
2021-10-29
1