Sandaran Hati

"Pak Sas, mulai besok tidak perlu menjemputku lagi di kampus. Aku ke rumah utama dan pulang akan menggunakan taksi online saja Pak" Litha membuka percakapan dengan sosok yang paling irit bicara, yang keluar dari mulutnya adalah hal yang memang benar-benar penting.

"Kenapa Nona? Ada hal yang Anda keluhkan?" Agak terkejut Pak Sas menanggapi.

Sasmita, usianya seumuran dengan ayah Rayyendra, adalah asisten Nyonya Besar sewaktu masih menjadi presdir Pradipta Corp. Setelah Nyonya Besar pensiun, ia tetap menjadi asisten Nyonya Besar. Selain Pak Sas, yang menjadi orang kepercayaannya, ada Iskhak atau lebih akrab disapa Pak Is, kepala pelayan rumah utama.

Keduanya telah dianggap anak oleh Nyonya Besar namun tidak secara resmi melalui prosedur di pengadilan dan menyematkan nama Pradipta di belakang nama mereka seperti Firza. Walaupun begitu, loyalitas mereka tidak perlu diragukan, bagi mereka kiblat aturan manusia adalah Nyonya Besar.

"Tidak ada, Pak Sas. Hanya saja sekarang saya tidak nyaman dijemput mobil mewahnya Nenek."

Pak Sas hanya diam, tidak ada balasan darinya. Seperti biasa mereka berada dalam diam sampai Litha berada di pelataran rumah kostnya.

"Saya akan sampaikan keluhan Nona Litha kepada Nyonya Besar. Bagaimana keputusan Nyonya Besar akan saya beritahukan kemudian," ujar Pak Sas ketika Litha mau membuka pintu mobil.

"Baik Pak Sas. Terima kasih sudah mengantar saya."

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Di dalam kamar kostnya, sudah ada Ninda berbaring di kasurnya. Begitu melihat Litha di balik pintu kamar, ia langsung melirik jam dinding, tidak biasanya Litha pulang dari rumah keluarga Pradipta jam segini.

"Kok sudah pulang, Tha?"

"Nenek mengijinkanku istirahat hari ini. Dia sangat mengerti, bahkan sebelum aku memintanya, tidak-- tidak-- aku malah tidak bertemu Nenek hari ini tapi kenapa dia memintaku istirahat dengan baik."

Litha baru menyadarinya, kini ia mulai mengingat-ingat apa yang dia lewati di rumah utama. Kenapa Nenek bisa memintanya istirahat melalui Pak Is, padahal sebelumnya ia yang ingin meminta izin untuk pulang lebih awal selepas keluar dari kamar mandi dapur.

"Tha, kamu baik-baik saja?"

Ninda memperhatikan wajah Litha, tidak seperti biasanya Litha yang ia kenal. Ketidakfokusan, wajah yang tidak secerah biasanya bahkan di bagian dagunya ada tanda samar yang ia tidak tahu apa itu, ditambah tatapan matanya yang hampa dan senyuman yang dipaksakan. Litha hanya mengangguk.

Sebenarnya Ninda ingin sekali bertanya apa yang terjadi di ruang dekan saat Litha dipanggil seusai kuliah umum berakhir. Namun, Ninda mengurungkan niatnya, waktunya tidak tepat, biarlah Litha membenahi perasaannya sendiri saat ini.

"Kalau ada sesuatu yang menyesakkan, kamu bisa cerita di aku, Tha... jangan menyimpan sendiri terus, ada saatnya kita butuh didengarkan." Ninda mengusap bahu Litha. Ia tidak tahu apa yang dilalui sahabatnya, ia hanya tahu Litha sedang tidak baik-baik saja.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Di ruang kerja rumah utama setelah hari baru saja berganti malam, dulunya ruangan besar ini merupakan ruang kerja Nyonya Besar, kini hanya menjadi tempat untuk menghabiskan waktunya dengan membaca. Di ruangan ini menyimpan sejarah dari awal mula berdirinya Pradipta corp. hingga besar dan berjaya seperti sekarang, ada empat foto ukuran besar yang menunjukkan siapa pimpinan dari masa ke masa.

"Nona Litha tidak berkenan untuk diantar jemput lagi Nyonya, dia merasa tidak nyaman dengan mobil Nyonya," lapor Pak Sas sepulang mengantar Litha.

"Hhhhmmppppfffhhhh." Nyonya Besar hanya menghela nafas panjang.

"Apa yang harus saya lakukan Nyonya?"

"Ikuti saja maunya."

"Dia meminta untuk menggunakan taksi online."

"Apa ... kenapa?" Nyonya Besar bingung, ia mengira Litha meminta untuk dijemput dengan mobil yang lebih merakyat. Pak Sas hanya diam, menandakan ia tidak tahu jawabannya.

"Sas, kau cari tahu apa yang terjadi pada Litha hari ini " titahnya.

Ya, Nyonya Besar sudah mengetahui setiap detail kehidupan Litha. Awalnya ia senang mendengar setiap apapun yang keluar dari mulut Litha, sangat menghiburnya. Namun, di suatu waktu tanpa sengaja Litha menceritakan kehidupan pribadinya dan itu membuat Nyonya Besar sangat terkejut dan tidak menyangka, bagaimana bisa dia menyembunyikan semua masalah hidupnya dibalik senyum tawanya.

"Baik Nyonya." Pak Sas mengangguk, kemudian keluar dari ruang kerja.

"Pak Sas, kok saya tidak melihat Litha malam ini, dia belum pulang kan?" Firza baru saja datang, seperti biasa dia ingin ikut makan malam di rumah utama. Masakan yang selalu Litha buat, membuatnya selalu ingin datang ke rumah utama, bukan masakannya saja tapi juga orangnya.

"Nona Litha diizinkan Nyonya Besar untuk pulang beristirahat lebih awal Tuan."

"Ada apa?"

"Saya tidak tahu Tuan, saya hanya diberi perintah untuk mengantarnya pulang tadi sore."

Pak Sas menundukkan kepala, tanda ia segera undur diri dari pandangan Firza yang penuh dengan tanda tanya. Sepasang mata dari lantai atas memperhatikan perubahan wajah Firza.

Suasana makan malam di ruang makan terasa canggung, padahal situasi ini jarang terjadi, Nyonya Besar ditemani makan malam oleh kedua cucunya secara bersamaan. Tanpa kehadiran Litha, tiga orang tersebut memancarkan aura dingin mereka masing-masing sampai para pelayan bergidik ngeri dan tidak berani standby di ruang makan, akhirnya hanya Pak Is seorang mengambil alih.

"Nenek sudah selesai, ada yang kalian ingin bicarakan, kalau tidak ada, Nenek ingin beristirahat lebih cepat."

Rayyendra maupun Firza sama-sama diam, tidak berkomentar apapun.

"Istirahatlah Nek, saya izin pulang setelah saya menyelesaikan makan malam." sahut Firza sebelum neneknya beranjak meninggalkan ruang makan. Nyonya Besar hanya mengangguk lalu pergi.

Walaupun di rumah utama kamar Firza berada di samping kamar Rayyendra di lantai atas, tidak pernah ia gunakan untuk beristirahat sejak sekembalinya dari sekolah di luar negeri. Bukannya ia tidak ingin atau tidak betah, namun ia cukup tahu diri, bahwa tempat yang sesungguhnya bukan di rumah keluarga Pradipta, meski secara hukum ia berhak menikmati harta kekayaan keluarga Pradipta.

Firza tidak ingin memperuncing konflik yang sudah ada dengan menimbulkan prasangka-prasangka buruk dari Ray dengan tinggal serumah dengan neneknya, karena Ray memilih tinggal di apartemennya sendiri. Nyonya Besar menyetujuinya tinggal di apartemen seorang diri dengan syarat ia tetap bekerja di Pradipta Corp. mendampingi Rayyendra sebagai wakil presdir.

"Ada hubungan apa kau dengan gadis yang menemani nenek?" tanya Ray to the point setelah neneknya benar-benar masuk ke kamar.

"Apa kau sungguh ingin tahu?"

"Hahhhhh..... aku tidak peduli!" Ray langsung melengos pergi sambil melempar serbet makan dengan kasar ke atas meja. Firza yang melihatnya tersenyum sinis.

Tangannya merogoh saku celananya, diraih ponselnya kemudian dibuka aplikasi berwarna hijau. Tangannya mencari kontak bernama Litha Sarasvati.

'Lith, kamu dimana?' tanya Firza di aplikasi chatnya. Centang dua langsung bwrwarna biru dan status Litha sedang online.

Yess... teriak Firza dalam hati, status mengetik dari Litha.

'Di kost Kak, tadi diizinkan Nenek pulang lebih awal'

'Sekarang ada yang kamu kerjakan?'

'Tidak Kak'

'Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat'

'Kemana?'

'Pasti kamu menyukainya, aku jemput ya, sharelock lokasimu Lith'

'Baik Kak' balas Litha setelah agak lama.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Disinilah sekarang Firza dan Litha berada, di pinggiran sungai yang melintasi ibu kota dan disulap pemerintah kota menjadi tempat wisata warga setempat. Berdua duduk tanpa alas dan rasa sungkan akan kotor.

"Kenapa kamu sharelock nya di depan minimarket?" tanya Firza penasaran.

"Engggg-- itu-- ahh ... hanya tidak nyaman saja, Kak, kalau anak-anak kost yang lain lihat hehehehehe..."

"Apa aku nampak buruk di depan mereka?"

"Tidak-- tidak, Kak ... justru malah sebaliknya, terlalu bagus hehehehehehe...."

Untuk sesaat keduanya merasa canggung. Firza mencuri-curi pandang gadis di sampingnya, ia nampak biasa saja, tidak begitu menonjol namun entah kenapa hati Firza tertarik untuk pertama kalinya terhadap wanita.

"Hmmmm ... kira-kira kamu tahu tidak kenapa Nenek mengijinkanmu istirahat?" Firza membuka percakapan lagi. Litha hany menggeleng pelan.

"Kak Firza tahu?" Litha balik bertanya. Firza mengikuti Litha sebelumnya, hanya menggeleng.

"Ahhhh..... kenapa canggung sekali ...." Firza membathin.

Litha hanya diam menerawang tanpa batas ke depan. Ditekuk kedua lututnya lalu diletakkan kedua tangannya di atas lutut untuk menopang wajahnya yang polos.

"Kamu mengalami hari yang buruk?" lagi-lagi Firza membuka percakapan.

"Sedikit."

"Sedikit tapi dalam, kan."

Spontan Litha menoleh ke arah Firza mendengar ucapan lelaki tampan yang hanya menggunakan kemeja putih dengan lengan digulung sampai ke siku, terlihat memukau di bawah temaram sinar bulan.

"He-- eh... aku sering mengalaminya, Litha." Firza menyambung lagi ucapannya.

"Hhmmpffhhh ...." Litha menghela nafas panjangnya.

"Namun aku punya satu rahasia untuk menghadapinya, dan itu selalu berhasil."

"Apa itu Kak?"

Firza mendonggakkan kepalanya ke langit, malam ini cerah, banyak titik-titik cahaya bintang di sana.

"Selama aku masih bisa menatap birunya langit, aku selalu merasa baik-baik saja dan selama aku masih dapat melihat sinar matahari terbit, aku selalu memiliki harapan di hari ini."

Firza mengucapkannya dengan pandangan ke depan, memandangi jatuhnya sinar bulan di permukaan air. Litha tersenyum, seakan semangatnya telah kembali.

"Aku penasaran, apa hidup Kak Firza lebih menyedihkan dariku sampai bisa membuatku merasa lebih baik sekarang?"

"Kita tidak bisa menentukan dalamnya air hanya dari permukaannya saja, bukan?"

Litha mengangguk, rambut depan menutupi sebagian wajahnya, kecantikan yang sangat natural di mata Firza.

"Litha, dalam hidup kita butuh seseorang untuk bersandar, orang yang kita percaya. Jika tidak seberapapun kuatnya dirimu, pasti suatu saat kau akan rebah."

"Kalau begitu siapa sandaran Kak Firza?"

"Nenek. Aku tidak punya siapapun di dunia ini, sebelum Nenek datang padaku, selama tiga belas tahun hidupku tanpa sandaran dan itu sangat melelahkan."

Lagi-lagi Litha tersenyum kali ini senyum pias tergambar di wajahnya, ada pilu bersambut di hatinya. Ia teringat ayahnya, sandarannya.

"Benar kata Kak Firza, hidup tanpa sandaran sangat melelahkan. Ayahhhh .... aku sangat rindu padamu, kau yang selalu aku cari kalau aku menangis ...."

Ada butir halus di sudut matanya, dengan cepat ia usap dengan ruas jari telunjuknya, namun Firza dapat menangkap gerakannya.

"Litha, bisakah aku menjadi sandaran hatimu?" gumam Firza di lubuk hatinya.

Kini ia terjerat kuat pada perasaannya sendiri. perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa cinta.

- Bersambung -

Terpopuler

Comments

Rinjani

Rinjani

Firza emang suka ma Litha tp kayaknya Nenek Dayyu inginnya Ryyandra yg jd lo kan 🤲🤲🤭🤭🤪🤪🤪🤣

2021-11-29

0

ynynita

ynynita

🧡💙💙💙💙

2021-11-17

1

💖🍁K@$m! Mυɳҽҽყ☪️🍁💖

💖🍁K@$m! Mυɳҽҽყ☪️🍁💖

aduh saingan yg berat ini

2021-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 Navia Litha Sarasvati (Prolog)
2 Semur Jengkol
3 Amarah Sang Cucu
4 Berpura-pura Pingsan
5 Tanggungjawab Litha
6 Cukup Dengan Menemaniku Disini
7 Kerinduan Nyonya Besar
8 Harusnya Kau Berterimakasih
9 Keluarga Pradipta
10 Tuan Muda Congkak
11 Mengedepankan Logika
12 Rumor yang Membuat Semakin Buruk
13 Sandaran Hati
14 Biarkan Berjalan di atas Relnya
15 Tidak Ingin Serakah
16 Nikmati Makananmu
17 Kehaluan Ninda
18 Pesta Ulang Tahun (Part 1)
19 Pesta Ulang Tahun (Part 2)
20 Pesta Ulang Tahun (Part 3)
21 Pesta Ulang Tahun (Part 4)
22 Pesta Ulang Tahun (Part 5)
23 Pesta Ulang Tahun (Part 6)
24 Hutang Budi
25 Adu Strategi
26 Bubur Polos Hangat
27 Anak Baik
28 Aku Mencintainya
29 Pernyataan Cinta
30 Memori tentang Tisha
31 Manusia atau Alien?
32 Bocah Egois dan Anak di Bawah Umur
33 Kalah Telak
34 Visualisasi Tokoh
35 Janji Firza
36 Makan Malam
37 Surat Wasiat
38 You Are My Sunshine
39 Bathin yang Bergejolak
40 Kesempatan Terakhir
41 Ini pernikahan atau Bisnis?
42 Perjanjian Bersyarat
43 Restu Ibu
44 Bagaimana Rasanya Punya Ibu?
45 Nyonya Muda
46 Ibu, Aku Takut ...
47 Kekacauan di Pernikahan (Part 1)
48 Kekacauan di Pernikahan (Part 2)
49 Tidak Baik Ingin Banyak Tahu
50 Walk in Closet
51 Tentang Tuan Muda Yang Mulia
52 Janji yang Tidak Ditepati
53 Tahu Diri
54 Berjuang Sampai Akhir
55 Jangan Kau Lambungkan Hatinya
56 Kejadian di Kantor Pusat (Part 1)
57 Kejadian di Kantor Pusat (Part 2)
58 Kejadian di Kantor Pusat (Part 3)
59 Berteman dengan Coklat
60 Tamu Tak Diundang
61 Tindakan Firza
62 Risau (Rayyendra)
63 Risau (Litha)
64 Perintah Terakhir Nyonya Besar
65 Hancur
66 Tunggulah 3 Bulan Lagi
67 Tidak Terpancing
68 Tom and Jerry
69 Kecewa
70 Sensitif
71 Unicorn tanpa tanduk
72 Separuh Jiwa Telah Pergi
73 Pembelaan Bibi Rima
74 Pertengkaran Dua Pradipta
75 Cinta dalam Hidupnya
76 Pejuang Cinta (Part 1)
77 Pejuang Cinta (Part 2)
78 Pejuang Cinta (Part 3)
79 Panggilan Khusus
80 Aku Merelakannya
81 Misteri Ibu dan Bibi Rima
82 Sparing dengan Tawon
83 Terngiang-ngiang
84 Kakak Ipar Terbaik di Dunia
85 Lembar Kehidupan Litha
86 Perang (Part 1)
87 Perang (Part 2)
88 Perang (Part 3)
89 Perang (Part 4)
90 Sang Pemenang
91 Intermezzo (1)
92 Masa Lalu (Part 1)
93 Masa Lalu (Part 2)
94 Masa Lalu (Part 3)
95 Masa Lalu (Part 4)
96 Masa Lalu (Part 5)
97 Serasa Dunia Milik Berdua
98 Tempat Berkesan
99 Membantumu Lebih Tenang
100 Pulang
101 Sesal
102 Voldemort
103 Hati yang Bergemuruh (Part 1)
104 Hati yang Bergemuruh (Part 2)
105 Hati yang Bergemuruh (Part 3)
106 Mengendalikan Ego
107 Kehancuran Tisha (Part 1)
108 Kehancuran Tisha (Part 2)
109 Tuas Pengaman
110 Alarm
111 CRF : Hangatnya Pagi
112 CRF : Titah Tertinggi
113 CRF : Menarik Perhatian
114 CRF : Menginjakmu Lebih Dulu
115 CRF : Run
116 CRF : Prasangka Evan
117 CRF : Keindahan Ciptaan Tuhan
118 Cemburu
119 Tidak Bisa Hidup Tanpanya
120 Titik Rapuh
121 Kau yang Bayar
122 Duo Matre
123 Menunggu Rapat
124 Prinsip Ekonomi
125 Mencintai dan Dicintai
126 Luka di Hati
127 Layu Sebelum Berkembang
128 Percaya Padaku
129 Tidak Jadi Menyesal
130 Hang Out ke Mall (Part 1)
131 Hang Out ke Mall (Part 2)
132 Cinta di Rumah Sakit
133 Ingin tunjukkan pada Dunia
134 Bravo, Litha!
135 Shortpink Fans Club
136 Hadiah Ulang Tahun
137 Kerajaan Sungai Bulan (Part 1)
138 Kerajaan Sungai Bulan (Part 2)
139 The Big Day : Nona Baik Hati
140 The Big Day : Posisi yang Diatur
141 The Big Day : Melihatmu Menguatkanku
142 The Big Day : Seleksi Akhlak
143 The Big Day : Tujuan dan Rumahmu adalah Aku
144 The Big Day : Kejutan Terakhir
145 Obrolan Sebelum Tidur
146 Penggeledahan di Amore Club
147 Benang Merah
148 Menjelang Pagi
149 Mantan Terindah
150 Aku Baik-Baik Saja
151 Memberi Pelajaran
152 Konsekuensi
153 Memaafkan
154 Belum Kelihatan Hilalnya
155 Putri Kesayangan
156 Bertemu Lucas
157 Presdir yang Posesif
158 River Flows in You
159 Pengakuan Dianggap Seorang Ayah
160 Bertahanlah, Nyonya ...
161 Jangan Kau Tahan Tangismu
162 Terima kasih, Pak Sas.
163 Bisakah Kau Melepas Cinta?
164 Intermezzo (2)
165 Pintar Bermain Kata
166 Waktu yang Bisa Menjawabnya
167 Siapa yang Tidak Menyukai Uang?
168 Intermezzo (3)
169 Aku yang Akan Menjagamu
170 Kobaran Api
171 Aku Mengizinkanmu Pergi
172 Hiduplah dengan Bahagia
173 Lahirnya Penerus Pradipta
174 Aku menyukaimu
175 Berdamai dengan Diri
176 Epilog
177 Bonus Chapter
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Navia Litha Sarasvati (Prolog)
2
Semur Jengkol
3
Amarah Sang Cucu
4
Berpura-pura Pingsan
5
Tanggungjawab Litha
6
Cukup Dengan Menemaniku Disini
7
Kerinduan Nyonya Besar
8
Harusnya Kau Berterimakasih
9
Keluarga Pradipta
10
Tuan Muda Congkak
11
Mengedepankan Logika
12
Rumor yang Membuat Semakin Buruk
13
Sandaran Hati
14
Biarkan Berjalan di atas Relnya
15
Tidak Ingin Serakah
16
Nikmati Makananmu
17
Kehaluan Ninda
18
Pesta Ulang Tahun (Part 1)
19
Pesta Ulang Tahun (Part 2)
20
Pesta Ulang Tahun (Part 3)
21
Pesta Ulang Tahun (Part 4)
22
Pesta Ulang Tahun (Part 5)
23
Pesta Ulang Tahun (Part 6)
24
Hutang Budi
25
Adu Strategi
26
Bubur Polos Hangat
27
Anak Baik
28
Aku Mencintainya
29
Pernyataan Cinta
30
Memori tentang Tisha
31
Manusia atau Alien?
32
Bocah Egois dan Anak di Bawah Umur
33
Kalah Telak
34
Visualisasi Tokoh
35
Janji Firza
36
Makan Malam
37
Surat Wasiat
38
You Are My Sunshine
39
Bathin yang Bergejolak
40
Kesempatan Terakhir
41
Ini pernikahan atau Bisnis?
42
Perjanjian Bersyarat
43
Restu Ibu
44
Bagaimana Rasanya Punya Ibu?
45
Nyonya Muda
46
Ibu, Aku Takut ...
47
Kekacauan di Pernikahan (Part 1)
48
Kekacauan di Pernikahan (Part 2)
49
Tidak Baik Ingin Banyak Tahu
50
Walk in Closet
51
Tentang Tuan Muda Yang Mulia
52
Janji yang Tidak Ditepati
53
Tahu Diri
54
Berjuang Sampai Akhir
55
Jangan Kau Lambungkan Hatinya
56
Kejadian di Kantor Pusat (Part 1)
57
Kejadian di Kantor Pusat (Part 2)
58
Kejadian di Kantor Pusat (Part 3)
59
Berteman dengan Coklat
60
Tamu Tak Diundang
61
Tindakan Firza
62
Risau (Rayyendra)
63
Risau (Litha)
64
Perintah Terakhir Nyonya Besar
65
Hancur
66
Tunggulah 3 Bulan Lagi
67
Tidak Terpancing
68
Tom and Jerry
69
Kecewa
70
Sensitif
71
Unicorn tanpa tanduk
72
Separuh Jiwa Telah Pergi
73
Pembelaan Bibi Rima
74
Pertengkaran Dua Pradipta
75
Cinta dalam Hidupnya
76
Pejuang Cinta (Part 1)
77
Pejuang Cinta (Part 2)
78
Pejuang Cinta (Part 3)
79
Panggilan Khusus
80
Aku Merelakannya
81
Misteri Ibu dan Bibi Rima
82
Sparing dengan Tawon
83
Terngiang-ngiang
84
Kakak Ipar Terbaik di Dunia
85
Lembar Kehidupan Litha
86
Perang (Part 1)
87
Perang (Part 2)
88
Perang (Part 3)
89
Perang (Part 4)
90
Sang Pemenang
91
Intermezzo (1)
92
Masa Lalu (Part 1)
93
Masa Lalu (Part 2)
94
Masa Lalu (Part 3)
95
Masa Lalu (Part 4)
96
Masa Lalu (Part 5)
97
Serasa Dunia Milik Berdua
98
Tempat Berkesan
99
Membantumu Lebih Tenang
100
Pulang
101
Sesal
102
Voldemort
103
Hati yang Bergemuruh (Part 1)
104
Hati yang Bergemuruh (Part 2)
105
Hati yang Bergemuruh (Part 3)
106
Mengendalikan Ego
107
Kehancuran Tisha (Part 1)
108
Kehancuran Tisha (Part 2)
109
Tuas Pengaman
110
Alarm
111
CRF : Hangatnya Pagi
112
CRF : Titah Tertinggi
113
CRF : Menarik Perhatian
114
CRF : Menginjakmu Lebih Dulu
115
CRF : Run
116
CRF : Prasangka Evan
117
CRF : Keindahan Ciptaan Tuhan
118
Cemburu
119
Tidak Bisa Hidup Tanpanya
120
Titik Rapuh
121
Kau yang Bayar
122
Duo Matre
123
Menunggu Rapat
124
Prinsip Ekonomi
125
Mencintai dan Dicintai
126
Luka di Hati
127
Layu Sebelum Berkembang
128
Percaya Padaku
129
Tidak Jadi Menyesal
130
Hang Out ke Mall (Part 1)
131
Hang Out ke Mall (Part 2)
132
Cinta di Rumah Sakit
133
Ingin tunjukkan pada Dunia
134
Bravo, Litha!
135
Shortpink Fans Club
136
Hadiah Ulang Tahun
137
Kerajaan Sungai Bulan (Part 1)
138
Kerajaan Sungai Bulan (Part 2)
139
The Big Day : Nona Baik Hati
140
The Big Day : Posisi yang Diatur
141
The Big Day : Melihatmu Menguatkanku
142
The Big Day : Seleksi Akhlak
143
The Big Day : Tujuan dan Rumahmu adalah Aku
144
The Big Day : Kejutan Terakhir
145
Obrolan Sebelum Tidur
146
Penggeledahan di Amore Club
147
Benang Merah
148
Menjelang Pagi
149
Mantan Terindah
150
Aku Baik-Baik Saja
151
Memberi Pelajaran
152
Konsekuensi
153
Memaafkan
154
Belum Kelihatan Hilalnya
155
Putri Kesayangan
156
Bertemu Lucas
157
Presdir yang Posesif
158
River Flows in You
159
Pengakuan Dianggap Seorang Ayah
160
Bertahanlah, Nyonya ...
161
Jangan Kau Tahan Tangismu
162
Terima kasih, Pak Sas.
163
Bisakah Kau Melepas Cinta?
164
Intermezzo (2)
165
Pintar Bermain Kata
166
Waktu yang Bisa Menjawabnya
167
Siapa yang Tidak Menyukai Uang?
168
Intermezzo (3)
169
Aku yang Akan Menjagamu
170
Kobaran Api
171
Aku Mengizinkanmu Pergi
172
Hiduplah dengan Bahagia
173
Lahirnya Penerus Pradipta
174
Aku menyukaimu
175
Berdamai dengan Diri
176
Epilog
177
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!