Mengedepankan Logika

"Belakangan ini kamu sering makan malam di rumah." Nenek mengusap bahunya perlahan di ruang keluarga, menantikan jam makan malam beberapa saat lagi.

"Nenek rupanya sudah tidak menyayangiku sejak ada Litha di samping Nenek."

"Nenek selalu menyayangi kedua cucunya, takkan tergantikan tempatnya di hati Nenek. Saya hanya orang luar yang menyemarakkan hati Nenek." ucap Litha menimpali. Nenek Dayyu hanya terkekeh.

Tanpa sengaja mata Firza dan Litha bertemu, terasa getaran yang langsung terkoneksi sampai ke relung hati, keduanya tersipu malu.

Ada rasa tercipta disana, dan Nenek Dayyu pun dapat melihatnya jelas. Ia hanya tersenyum mengartikan dengan jelas pandangan dua anak muda di hadapannya.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Semusim terlewati sudah, Litha menjalani hari-harinya dengan bahagia. Dia tidak perlu risau memikirkan biaya hidup dan tanggungannya. Ia sudah cukup puas saat ini, tidak peduli gosip baby sugar yang makin menyeruak dan pandangan jijik teman-teman terhadapnya di kampus, ia tetap mengikuti perkuliahan seperti biasa.

"Tha, tau gak yang beri materi di kuliah umum hari ini siapa?" tanya Ninda menyejajari langkah Litha menuju aula kampus, yang ditanya hanya menggeleng acuh.

Baginya tidak peduli siapa pematerinya, yang ia ingin lakukan adalah menyelesaikan jam kuliah umum yang dijadwalkan hari ini dengan cepat, kemudian mengerjakan pekerjaannya di rumah utama Keluarga Pradipta, lalu pulang.

"CEO Pradipta Corp., Tha..."

Toengggggg....

Otak Litha menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Ninda disampingnya. Ekspresinya mengatakan 'apa Tuan Muda Congkak yang dimaksud?', Ninda pun membalas dengan anggukan dua kali.

"Tha ... Tha ... lihat semua mahasiswi disini berdandan dari biasanya untuk menarik di mata presdir Rayyendra." Ninda melihat sekeliling, mata Litha juga mengikutinya.

"Benar yang dikatakan Ninda, mahasiswi disini pada dandan semua, pake outfit yang keren lagi. Apa mereka semua mau menarik perhatian Tuan Muda Congkak itu? Hahhhh..... seandainya saja mereka tahu tabiatnya, pasti ilfil'." Litha membathin.

Litha duduk di temani Ninda di paling belakang barisan kursi, sengaja memilih disitu sementara semua berlomba-lomba datang lebih dahulu untuk mendapatkan kursi di barisan pertama, barisan terjelas bagi peserta untuk melihat wajah tampan Tuan Muda Presdir Pradipta corp.

Tak disangka, tampilan Rayyendra memukau seluruh hadirin disana. Bukan hanya wajah yang tampan dan postur tubuh yang bagus. bicaranya yang lugas, tegas namun penuh kewibawaan sungguh menjauhkannya dari kesan buruk, seakan-akan tabiat Tuan Muda Congkak yang Litha ceritakan hanyalah cerita bohong belaka.

"Tha, kayaknya Tuan Rayyendra gak seperti yang kamu bilang deh." Ninda berbisik menyenggol Litha yang masih terpana dengan perbedaan sosok Rayyendra di matanya.

Litha hanya diam, dia sangat menikmati penjabaran Rayyendra tentang seluk beluk dunia bisnis yang detail dan mudah ia pahami. Kemudian tanpa aba-aba, ia berdiri sambil mengangkat tangannya.

"Bolehkah saya bertanya Tuan...?" suara Litha lantang menantang tatapan Rayyendra yang sedikit terhenyak. Sebelum ini tidak ada siapapun yang berani bertanya mengenai hal apapun padanya. Baginya dialah sang penanya, bukan penjawab.

Semua mata di aula menghujam ke arah Litha, namun Litha cukup menguasai dirinya, ia tetap tenang bahkan tersenyum. Ninda terlihat panik demi melihat pandangan mereka semua, menarik-narik ujung baju Litha

"Dia mirip Miss Responbility," gumam Rayyendra dalam hati.

"Maaf, kuliah umum kali ini tidak ada session tanya jawab." Suara moderator membahana menjawab pertanyaan Litha.

"Apa-apaan si baby sugar? Beraninya dia bertanya padahal jelas-jelas di grup sudah disampaikan kuliah umum kali ini tidak ada sesion tanya jawab karena pematerinya Tuan Rayyendra." Suara seorang mahasiswi yang tenggelam dalam sorak sorai yang ditujukan buat Litha.

Hening... tanpa suara...

"Tuan, dia Miss Responbility," bisik Asisten Yan yang mendekatinya memberinya info.

"Ohhh ... rupanya ini kampus tempat dia kuliah. Heh ... ternyata otaknya tidak buruk." Rayyendra menarik garis bibirnya ke atas.

"Silahkan Nona, pertanyaan hanya untuk Anda." Rayyendra mengeraskan suaranya mempersilahkan Litha untuk bertanya.

Semua hadirin terutama kaum hawa langsung bereaksi, kenapa Litha begitu beruntung dapat berinteraksi langsung dengan Tuan Muda. Ah ... semuanya sangat iri.

"Terimakasih Tuan telah mengijinkan saya untuk bertanya. Nama saya Litha, dari jurusan XXX, yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara Anda mengelola perusahaan raksasa Pradipta Corp. terlebih lagi dalam mengambil kebijakan yang akan atau telah mempengaruhi perusahaan?" Litha bertanya dengan percaya diri, suaranya stabil dan pandangan matanya mengarah ke depan.

"Besar juga nyalinya ..., " bathin Rayyendra sebelum menjawab pertanyaan Litha.

"Dalam menjalankan perusahaan apapun itu, besar atau kecil pada prinsipnya sama. Segala kebijakan yang saya ambil selaku pimpinan mengedepankan logika atau rasionalitas, tanpa ada tendensi yang sifatnya pribadi." Rayyendra menjawab singkat, pandangannya tidak beralih dari si penanya.

"Lalu bagaimana menurut Anda, jika ada sebuah hal atau orang yang sangat merugikan perusahaan, namun alih-alih mendapat sanksi, justru malah diselamatkan karena memilki alasan yang sifatnya pribadi? Apa itu tidak merusak prinsip profesionalitas yang Anda pegang?"

🍀 flashback on 🍀

"Nek, boleh saya bertanya?" tanya Litha setelah makan malam.

Tidak ada siapa-siapa, hanya mereka berdua di ruang keluarga. Nenek Dayyu hanya mengangguk.

"Apa pernah terjadi sesuatu pada Nenek sebelumnya? soalnya cucu-cucu Nenek sangat khawatir ketika Nenek terjatuh karena Litha."

Litha sangat penasaran mengapa insiden Nenek Dayyu terjatuh membuat kedua cucunya sangat khawatir. Litha menanyakan ini semata-mata hanya untuk menjaga Nenek dari hal-hal yang tidak diinginkan, dia sangat menghindari perilaku kasar Tuan Muda Congkak kepadanya. Sungguh mengerikan mengingat kemarahannya waktu itu.

"Aku hanya terkaget Litha lalu jatuh, bukan jatuh karenamu."

"Sama saja, Nek."

Nenek Dayyu terkekeh.

"Nenek pernah terkena serangan jantung hebat sekali, dan itu membuat kondisi Nenek benar-benar memprihatinkan."

.

"Hah ...." Mata Litha membulat mendengar apa Nenek Dayyu katakan barusan.

"Kenapa bisa terjadi, Nek?" sambungnya lagi.

"Sekitar setahun yang lalu, perusahaan Pradipta mengalami kerugian besar selama ia berdiri, bahkan hampir mengancam kelangsungan perusahaan yang berada di London, padahal perusahaan disana adalah perusahaan basis Pradipta Corp. di benua Eropa."

Nenek Dayyu mengambil nafas sejenak lalu melanjutkan kembali.

"Setelah diselidiki itu akibat ulah Sebastian, rekan kerja almarhum ayah Rayyendra yang saat itu menjadi pimpinan di sana. Perusahaan disana sudah di ujung tanduk, Nenek langsung menyuruh Firza membereskannya dan meminta Ray memberi peringatan keras kepada Sebastian."

Sekali lagi Nenek Dayyu menarik nafasnya lagi.

"Bukannya efek jera dan menjadi cermin bagi yang lain apabila melakukan kesalahan, Sebastian hanya dipindahkan ke sektor lain, tetap dengan jabatan yang sama, sebagai direktur. Jelas ini menimbulkan kegaduhan di perusahaan terutama di gedung pusat."

"Kok bisa Nek, biasanya hukuman yang telah sangat merugikan perusahaan akan dipecat. Lah, ini hanya dipindahkan, dengan jabatan yang sama pula, ini bertolak belakang dengan image Tuan Muda," ujar Litha keheranan.

"Karena Sebastian adalah ayah Ramona, kekasih Ray, Litha. Entah apa yang membuatnya bisa seperti itu, selama ini ia begitu tegas dan rasional memimpin Pradipta Corp."

"Ooooo ... masalah hati rupanya ..." gumam Litha dalam hati.

"Inilah yang membuat Nenek selalu teringat almarhum Kakek. Bagaimana almarhum membangun perusahaan ini dari nol, kemudian ada seseorang yang hampir menghancurkannya, lalu orang itu seolah-olah tidak bersalah karena dilindungi cucunya sendiri.

Nenek akhirnya sakit, sampai-sampai Firza yang berada di London segera pulang mendengar Nenek pingsan karena lemas tidak makan selama beberapa hari.

Disitulah Ray dan Firza berkelahi langsung di depan mata Nenek. Pemandangan yang tidak pernah Nenek lihat sebelumnya, membuat Nenek shock dan terkena serangan jantung."

"Nenek ..."

Litha berkata lirih mendengar cerita Nenek Dayyu. Digenggam tangannya dengan lembut, seperti mengatakan 'Tenang, Nek, hal itu tidak akan pernah terjadi lagi'.

"Entah kenapa sejak saat itu mereka terlihat akur, namun terlihat makin jauh jarak diantara mereka." Pandangan Nenek menerawang ke langit-langit ruangan. Ujung matanya basah.

"Pulanglah Litha, hari sudah malam. Nanti kita lanjutkan lagi cerita kita ya ...." Nenek Dayyu segera menutup pembicaraan. Dia tidak ingin terlihat sedih di depan Litha.

Litha mengangguk, memahami perasaan wanita tua di hadapannya. Ia tidak ingin bertanya lebih lanjut, takut mengorek luka di hati Nenek.

🍀 flashback off 🍀

"Tha ... " Ninda yang duduk disampingnya tidak lagi menarik ujung bajunya tetapi sekarang jemari tangannya Litha yang digoyang-goyangkannya, bukannya ciut malah semakin membara di matanya, menantang mata Rayyendra dari kejauhan.

Dekan dan Rektor yang duduk sepanggung dengan Rayyendra panik, bertingkah gelisah, takut kalau-kalau Tuan Rayyendra marah dan tidak jadi menekan MoU kerjasama di bidang pendidikan. Dimana Rayyendra bersedia memberikan donasi untuk pembangunan dan sebagai gantinya pihak universitas menyediakan data mahasiswa terbaiknya untuk selanjutnya diberikan penawaran kerja langsung di Pradipta Corp.

Namun kini, harapan tinggal setengah, akibat pertanyaan Litha yang menusuk Tuan Muda. Bu Marisa, dekan kampus Z memelototi Litha tanpa henti.

"Apa maksud pertanyaannmu hah?" bathin Rayyendra menatap tajam sosok gadis yang berdiri dengan jarak sekian meter.

"Apa jawabanmu Tuan Yang Mulia Rayyendra ... Kau ingin mematahkan sendiri ucapanmu barusan huh ...." Tidak kalah sengit Litha membathin.

- Bersambung -

Terpopuler

Comments

Rinjani

Rinjani

wes Litha ingin buat Rayyendra makin terpojok .pantes Si mona tdk di kasih akses kluar masuk kayak Litha ....waduh dasar si congkak

2021-11-28

0

💖🍁K@$m! Mυɳҽҽყ☪️🍁💖

💖🍁K@$m! Mυɳҽҽყ☪️🍁💖

litha emang gadis pemberani

2021-11-10

1

naviah

naviah

good job litha👍💖🥰

2021-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 Navia Litha Sarasvati (Prolog)
2 Semur Jengkol
3 Amarah Sang Cucu
4 Berpura-pura Pingsan
5 Tanggungjawab Litha
6 Cukup Dengan Menemaniku Disini
7 Kerinduan Nyonya Besar
8 Harusnya Kau Berterimakasih
9 Keluarga Pradipta
10 Tuan Muda Congkak
11 Mengedepankan Logika
12 Rumor yang Membuat Semakin Buruk
13 Sandaran Hati
14 Biarkan Berjalan di atas Relnya
15 Tidak Ingin Serakah
16 Nikmati Makananmu
17 Kehaluan Ninda
18 Pesta Ulang Tahun (Part 1)
19 Pesta Ulang Tahun (Part 2)
20 Pesta Ulang Tahun (Part 3)
21 Pesta Ulang Tahun (Part 4)
22 Pesta Ulang Tahun (Part 5)
23 Pesta Ulang Tahun (Part 6)
24 Hutang Budi
25 Adu Strategi
26 Bubur Polos Hangat
27 Anak Baik
28 Aku Mencintainya
29 Pernyataan Cinta
30 Memori tentang Tisha
31 Manusia atau Alien?
32 Bocah Egois dan Anak di Bawah Umur
33 Kalah Telak
34 Visualisasi Tokoh
35 Janji Firza
36 Makan Malam
37 Surat Wasiat
38 You Are My Sunshine
39 Bathin yang Bergejolak
40 Kesempatan Terakhir
41 Ini pernikahan atau Bisnis?
42 Perjanjian Bersyarat
43 Restu Ibu
44 Bagaimana Rasanya Punya Ibu?
45 Nyonya Muda
46 Ibu, Aku Takut ...
47 Kekacauan di Pernikahan (Part 1)
48 Kekacauan di Pernikahan (Part 2)
49 Tidak Baik Ingin Banyak Tahu
50 Walk in Closet
51 Tentang Tuan Muda Yang Mulia
52 Janji yang Tidak Ditepati
53 Tahu Diri
54 Berjuang Sampai Akhir
55 Jangan Kau Lambungkan Hatinya
56 Kejadian di Kantor Pusat (Part 1)
57 Kejadian di Kantor Pusat (Part 2)
58 Kejadian di Kantor Pusat (Part 3)
59 Berteman dengan Coklat
60 Tamu Tak Diundang
61 Tindakan Firza
62 Risau (Rayyendra)
63 Risau (Litha)
64 Perintah Terakhir Nyonya Besar
65 Hancur
66 Tunggulah 3 Bulan Lagi
67 Tidak Terpancing
68 Tom and Jerry
69 Kecewa
70 Sensitif
71 Unicorn tanpa tanduk
72 Separuh Jiwa Telah Pergi
73 Pembelaan Bibi Rima
74 Pertengkaran Dua Pradipta
75 Cinta dalam Hidupnya
76 Pejuang Cinta (Part 1)
77 Pejuang Cinta (Part 2)
78 Pejuang Cinta (Part 3)
79 Panggilan Khusus
80 Aku Merelakannya
81 Misteri Ibu dan Bibi Rima
82 Sparing dengan Tawon
83 Terngiang-ngiang
84 Kakak Ipar Terbaik di Dunia
85 Lembar Kehidupan Litha
86 Perang (Part 1)
87 Perang (Part 2)
88 Perang (Part 3)
89 Perang (Part 4)
90 Sang Pemenang
91 Intermezzo (1)
92 Masa Lalu (Part 1)
93 Masa Lalu (Part 2)
94 Masa Lalu (Part 3)
95 Masa Lalu (Part 4)
96 Masa Lalu (Part 5)
97 Serasa Dunia Milik Berdua
98 Tempat Berkesan
99 Membantumu Lebih Tenang
100 Pulang
101 Sesal
102 Voldemort
103 Hati yang Bergemuruh (Part 1)
104 Hati yang Bergemuruh (Part 2)
105 Hati yang Bergemuruh (Part 3)
106 Mengendalikan Ego
107 Kehancuran Tisha (Part 1)
108 Kehancuran Tisha (Part 2)
109 Tuas Pengaman
110 Alarm
111 CRF : Hangatnya Pagi
112 CRF : Titah Tertinggi
113 CRF : Menarik Perhatian
114 CRF : Menginjakmu Lebih Dulu
115 CRF : Run
116 CRF : Prasangka Evan
117 CRF : Keindahan Ciptaan Tuhan
118 Cemburu
119 Tidak Bisa Hidup Tanpanya
120 Titik Rapuh
121 Kau yang Bayar
122 Duo Matre
123 Menunggu Rapat
124 Prinsip Ekonomi
125 Mencintai dan Dicintai
126 Luka di Hati
127 Layu Sebelum Berkembang
128 Percaya Padaku
129 Tidak Jadi Menyesal
130 Hang Out ke Mall (Part 1)
131 Hang Out ke Mall (Part 2)
132 Cinta di Rumah Sakit
133 Ingin tunjukkan pada Dunia
134 Bravo, Litha!
135 Shortpink Fans Club
136 Hadiah Ulang Tahun
137 Kerajaan Sungai Bulan (Part 1)
138 Kerajaan Sungai Bulan (Part 2)
139 The Big Day : Nona Baik Hati
140 The Big Day : Posisi yang Diatur
141 The Big Day : Melihatmu Menguatkanku
142 The Big Day : Seleksi Akhlak
143 The Big Day : Tujuan dan Rumahmu adalah Aku
144 The Big Day : Kejutan Terakhir
145 Obrolan Sebelum Tidur
146 Penggeledahan di Amore Club
147 Benang Merah
148 Menjelang Pagi
149 Mantan Terindah
150 Aku Baik-Baik Saja
151 Memberi Pelajaran
152 Konsekuensi
153 Memaafkan
154 Belum Kelihatan Hilalnya
155 Putri Kesayangan
156 Bertemu Lucas
157 Presdir yang Posesif
158 River Flows in You
159 Pengakuan Dianggap Seorang Ayah
160 Bertahanlah, Nyonya ...
161 Jangan Kau Tahan Tangismu
162 Terima kasih, Pak Sas.
163 Bisakah Kau Melepas Cinta?
164 Intermezzo (2)
165 Pintar Bermain Kata
166 Waktu yang Bisa Menjawabnya
167 Siapa yang Tidak Menyukai Uang?
168 Intermezzo (3)
169 Aku yang Akan Menjagamu
170 Kobaran Api
171 Aku Mengizinkanmu Pergi
172 Hiduplah dengan Bahagia
173 Lahirnya Penerus Pradipta
174 Aku menyukaimu
175 Berdamai dengan Diri
176 Epilog
177 Bonus Chapter
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Navia Litha Sarasvati (Prolog)
2
Semur Jengkol
3
Amarah Sang Cucu
4
Berpura-pura Pingsan
5
Tanggungjawab Litha
6
Cukup Dengan Menemaniku Disini
7
Kerinduan Nyonya Besar
8
Harusnya Kau Berterimakasih
9
Keluarga Pradipta
10
Tuan Muda Congkak
11
Mengedepankan Logika
12
Rumor yang Membuat Semakin Buruk
13
Sandaran Hati
14
Biarkan Berjalan di atas Relnya
15
Tidak Ingin Serakah
16
Nikmati Makananmu
17
Kehaluan Ninda
18
Pesta Ulang Tahun (Part 1)
19
Pesta Ulang Tahun (Part 2)
20
Pesta Ulang Tahun (Part 3)
21
Pesta Ulang Tahun (Part 4)
22
Pesta Ulang Tahun (Part 5)
23
Pesta Ulang Tahun (Part 6)
24
Hutang Budi
25
Adu Strategi
26
Bubur Polos Hangat
27
Anak Baik
28
Aku Mencintainya
29
Pernyataan Cinta
30
Memori tentang Tisha
31
Manusia atau Alien?
32
Bocah Egois dan Anak di Bawah Umur
33
Kalah Telak
34
Visualisasi Tokoh
35
Janji Firza
36
Makan Malam
37
Surat Wasiat
38
You Are My Sunshine
39
Bathin yang Bergejolak
40
Kesempatan Terakhir
41
Ini pernikahan atau Bisnis?
42
Perjanjian Bersyarat
43
Restu Ibu
44
Bagaimana Rasanya Punya Ibu?
45
Nyonya Muda
46
Ibu, Aku Takut ...
47
Kekacauan di Pernikahan (Part 1)
48
Kekacauan di Pernikahan (Part 2)
49
Tidak Baik Ingin Banyak Tahu
50
Walk in Closet
51
Tentang Tuan Muda Yang Mulia
52
Janji yang Tidak Ditepati
53
Tahu Diri
54
Berjuang Sampai Akhir
55
Jangan Kau Lambungkan Hatinya
56
Kejadian di Kantor Pusat (Part 1)
57
Kejadian di Kantor Pusat (Part 2)
58
Kejadian di Kantor Pusat (Part 3)
59
Berteman dengan Coklat
60
Tamu Tak Diundang
61
Tindakan Firza
62
Risau (Rayyendra)
63
Risau (Litha)
64
Perintah Terakhir Nyonya Besar
65
Hancur
66
Tunggulah 3 Bulan Lagi
67
Tidak Terpancing
68
Tom and Jerry
69
Kecewa
70
Sensitif
71
Unicorn tanpa tanduk
72
Separuh Jiwa Telah Pergi
73
Pembelaan Bibi Rima
74
Pertengkaran Dua Pradipta
75
Cinta dalam Hidupnya
76
Pejuang Cinta (Part 1)
77
Pejuang Cinta (Part 2)
78
Pejuang Cinta (Part 3)
79
Panggilan Khusus
80
Aku Merelakannya
81
Misteri Ibu dan Bibi Rima
82
Sparing dengan Tawon
83
Terngiang-ngiang
84
Kakak Ipar Terbaik di Dunia
85
Lembar Kehidupan Litha
86
Perang (Part 1)
87
Perang (Part 2)
88
Perang (Part 3)
89
Perang (Part 4)
90
Sang Pemenang
91
Intermezzo (1)
92
Masa Lalu (Part 1)
93
Masa Lalu (Part 2)
94
Masa Lalu (Part 3)
95
Masa Lalu (Part 4)
96
Masa Lalu (Part 5)
97
Serasa Dunia Milik Berdua
98
Tempat Berkesan
99
Membantumu Lebih Tenang
100
Pulang
101
Sesal
102
Voldemort
103
Hati yang Bergemuruh (Part 1)
104
Hati yang Bergemuruh (Part 2)
105
Hati yang Bergemuruh (Part 3)
106
Mengendalikan Ego
107
Kehancuran Tisha (Part 1)
108
Kehancuran Tisha (Part 2)
109
Tuas Pengaman
110
Alarm
111
CRF : Hangatnya Pagi
112
CRF : Titah Tertinggi
113
CRF : Menarik Perhatian
114
CRF : Menginjakmu Lebih Dulu
115
CRF : Run
116
CRF : Prasangka Evan
117
CRF : Keindahan Ciptaan Tuhan
118
Cemburu
119
Tidak Bisa Hidup Tanpanya
120
Titik Rapuh
121
Kau yang Bayar
122
Duo Matre
123
Menunggu Rapat
124
Prinsip Ekonomi
125
Mencintai dan Dicintai
126
Luka di Hati
127
Layu Sebelum Berkembang
128
Percaya Padaku
129
Tidak Jadi Menyesal
130
Hang Out ke Mall (Part 1)
131
Hang Out ke Mall (Part 2)
132
Cinta di Rumah Sakit
133
Ingin tunjukkan pada Dunia
134
Bravo, Litha!
135
Shortpink Fans Club
136
Hadiah Ulang Tahun
137
Kerajaan Sungai Bulan (Part 1)
138
Kerajaan Sungai Bulan (Part 2)
139
The Big Day : Nona Baik Hati
140
The Big Day : Posisi yang Diatur
141
The Big Day : Melihatmu Menguatkanku
142
The Big Day : Seleksi Akhlak
143
The Big Day : Tujuan dan Rumahmu adalah Aku
144
The Big Day : Kejutan Terakhir
145
Obrolan Sebelum Tidur
146
Penggeledahan di Amore Club
147
Benang Merah
148
Menjelang Pagi
149
Mantan Terindah
150
Aku Baik-Baik Saja
151
Memberi Pelajaran
152
Konsekuensi
153
Memaafkan
154
Belum Kelihatan Hilalnya
155
Putri Kesayangan
156
Bertemu Lucas
157
Presdir yang Posesif
158
River Flows in You
159
Pengakuan Dianggap Seorang Ayah
160
Bertahanlah, Nyonya ...
161
Jangan Kau Tahan Tangismu
162
Terima kasih, Pak Sas.
163
Bisakah Kau Melepas Cinta?
164
Intermezzo (2)
165
Pintar Bermain Kata
166
Waktu yang Bisa Menjawabnya
167
Siapa yang Tidak Menyukai Uang?
168
Intermezzo (3)
169
Aku yang Akan Menjagamu
170
Kobaran Api
171
Aku Mengizinkanmu Pergi
172
Hiduplah dengan Bahagia
173
Lahirnya Penerus Pradipta
174
Aku menyukaimu
175
Berdamai dengan Diri
176
Epilog
177
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!