Cukup Dengan Menemaniku Disini

# Esok paginya setelah insiden Semur Jengkol #

"Tha ... Litha! Cepetan mandinya."

Ninda menggedor keras kamar mandi agar Litha segera menyegerakan mandinya.

"Baru masuk juga Nin."

"Iya, tapi gimana itu ada yang nganter motor, Tha."

"Terima saja dulu Nin, ntar aku nyusul keluar, nanggung nih."

"Cih," gerutu Ninda tapi juga tetap melangkah keluar pintu kamar kost menemui pria yang sudah menunggunya.

"Maaf Nona, saya tidak punya banyak waktu menunggu," ujar pria bertubuh tegap itu gusar ketika Ninda menunjukan batang hidungnya.

"Terus ...."

"Terus bagaimana maksud Nona?"

"Lah harusnya saya yang bertanya seperti itu pada Tuan."

"Hmpfhh ... Apa saya bisa bertemu dengan Nona Litha sekarang?" ujar Asisten Yan menyerah, rasanya ingin mengucek-ucek mulut gadis di hadapannya yang menjawab sekenanya.

"Silahkan. Anda tunggu saja di depan pintu kamar mandi."

Ninda menggeser badannya mempersilahkan sekretaris Abyan untuk masuk sembari menunjukkan pintu dimaksud dengan pandangan matanya.

"Nona—"

"Kan, sudah aku bilang Nona Litha lagi di kamar mandi. Anda tidak sabar, jadi silahkan langsung saja menunggu disana atau kalau perlu digedor pintunya biar dia segera menyelesaikan pertapaannya."

"Meh. Setali tiga uang juga teman sekamar Miss Responsibility ini, tapi dia lebih rese," bathin Asisten Yan kesal, bisa-bisanya dia diperlakukan seenaknya oleh gadis yang tingginya tidak lebih dari bahunya.

"Sudahlah kalau begitu Nona, waktu saya amat berharga. Saya serahkan saja kunci motor baru ini kepada Nona sebagai ganti motor yang sudah Tuan Muda rusak kemarin. Tolong disampaikan juga, ada pesan darinya di dalam amplop ini."

Asisten Yan langsung memutuskan untuk tidak menunggu Litha menyelesaikan hajatnya, toh sama saja, gadis di depannya itu juga pemilik motor yang dihancurkan bosnya.

"Hei! Bilang saja dari tadi kalau mau mengganti motorku yang dihancurkan Tuan-mu yang arogan itu. Mana barangnya biar saya lihat sendiri?"

Ninda langsung menyambar kunci motor di tangan Asisten Yan sembari mengomel.

"Kenapa Nin?" Litha keluar dari kamar mandi mengelus-elus perutnya.

"Maaf Nona, saya undur diri. Kunci motor pengganti motor yang kemarin sudah diambil teman Nona, ini ada pesan dari Tuan Muda Rayyendra untuk Anda"

Asisten Yan menyerahkan sebuah amplop surat, tanpa menunggu lagi ia langsung beranjak dari depan kamar kost, menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali.

"Apa ini? Pake surat-suratan segala."

Litha membuka amplop surat itu dan mengeluarkan isinya, ada secarik memo dengan logo Pradipta Corp. Berwarna emas yang ditulis presdirnya sendiri.

SUDAH KUGANTI RUGI RONGSOKANMU DENGAN LEBIH BAGUS. AKU PERINGATKAN KAU AGAR TIDAK MEMANFAATKAN KEBAIKAN NYONYA BESAR ATAU AKU SENDIRI YANG KAU HADAPI.

Ditulis dengan huruf kapital semua dan ditekan, menggambarkan orang yang menulisnya memang tengah marah dan tegas memperingatkan.

"Hah! Apa-apaan ini? Siapa dia main ancam-ancam? Bukannya ini sudah selesai kemarin, ternyata dia masih punya dendam toh. Dasar Tuan Muda Congkakkkkk!" teriak Litha, begitu marahnya Litha sampai meremas tak berbentuk kertas memo yang baru saja dibacanya.

Ninda yang sudah keluar pintu kamar hendak melihat motor penggantinya tersentak kaget mendengar nada tinggi Litha yang belum pernah dia dengar semenjak mengenal sahabatnya itu.

"Baik kita lihat saja Tuan Muda Congkak, kau bisa apa denganku," gumam Litha geram, Ninda hanya bergidik ngeri melangkahkan cepat kakinya menuju area parkiran tempat kostnya.

"Baru kulihat Litha kayak gitu. Emang isi suratnya apa ya? Hiii ...." Ninda bicara sendiri sambil bergidik ngeri lagi mengingat pemandangan barusan.

...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...

#Taman Sebelah Barat Rumah Utama #

Litha duduk berdampingan dengan Nyonya Besar di bangku taman panjang besi berwarna putih. Suasana sore menjelang terbenamnya mentari menjadikannya lebih intens, lebih nyaman dan terbuka untuk berbincang-bincang.

"Litha, maaf kalau membuat dirimu tidak nyaman dengan memintamu bekerja disini." Nyonya Besar membuka percakapan.

"Tidak Nyonya, Litha hanya tidak mengira Nyonya Besar masih berbaik hati pada gadis miskin ini. Bahkan memberikan pekerjaan yang memang saat ini Litha butuhkan karena bisa disambi dengan kuliah."

Nyonya Besar hanya tersenyum, pandangannya masih menatap ke barat, ujung peraduan tenggelamnya sang surya.

"Dulu sewaktu almarhum suamiku masih hidup, dia sangat menyukai duduk disini seperti saat ini untuk menemaniku. Kami saling bercerita apa saja— dari hal berat yang membuat kami beradu pendapat sampai hal konyol yang akhirnya kami tertawa bersama disertai sinar oranye matahari yang sisa setengah."

Mata Nyonya Besar mulai berkaca-kaca mengingat mendiang Tuan Besar Pradipta, pendiri Pradipta Corp. Ada kenangan indah namun juga menusuk hati di setiap kata-katanya. Garis kerut di wajah wanita senja itu menunjukkan kelelahan dalam menjalani kehidupan tanpa belahan jiwa.

"Aku sangat rindu moment-moment itu. Sangat rindu sekali ...." Jari keriputnya menyasar ujung matanya yang mulai basah, jelas nampak kerinduan yang teramat besar hadir disitu.

Litha serba salah, dia tidak tahu harus melakukan apa. Dia hanya menunduk dan mengerti, sangat mengerti dengan sebuah kondisi yang merindukan seseorang yang telah lama pergi, seperti ia merindukan ayahnya yang selalu menjaga dan melindunginya. Kehilangan sosok itulah, mau tidak mau dia harus berdiri walaupun kakinya lemah, untuk menjaga dan melindungi dirinya sendiri.

"Karenanya— kau kupekerjakan, Litha. Cukup menemaniku melihat langit sore hingga matahari terbenam seperti saat ini. Kuingin kita saling bercerita, apapun itu ... tidak mengapa tentang keseharianmu di kampus atau apapun. Agar kesepian di telingaku bisa ramai kembali." Nyonya Besar memegang punggung tangan Litha sembari menatapnya lekat dengan garis bibir yang melengkung.

"Nyonya ...."

"Apa kau keberatan menemani seorang tua renta sepertiku? Aku sadar itu pekerjaan yang membosankan, makanya kuberikan gaji sepuluh kali lipat dari gaji ditempatmu bekerja sebelumnya."

"HA!!! Nyonya ...." Litha membelalakkan kedua bola matanya hingga seperti mau meloncat keluar ketika mendengar gaji sepuluh kali lipat.

"Hehehehehe ... Bagaimana kau tertarik? Selain itu kau akan mendapatkan fasilitas khusus langsung dariku." Nyonya Besar terkekeh melihat ekspresi wajah Litha.

"Lucu sekali anak ini. Mendengar gaji sepuluh kali lipat seperti mendapatkan lotere milyaran sedangkan fasilitas khusus langsung dariku, ekspresinya tidak antusias hahahahaha ...."

"Terserah padamu Nyonya. Aku tidak peduli apa maksudnya fasilitas khusus langsung darimu, yang penting aku digaji sepuluh kali lipat. Aku bisa menabung untuk pengobatan Ibu dan Kak Tisha, juga untuk sekolahnya Vania," sahut Litha dalam hati.

"Baik Nyonya ... Saya siap bekerja disini, saya akan bekerja dengan sepenuh hati dan tidak akan mengecewakan Nyonya ...," dengan semangat Litha menggenggam tangan Nyonya Besar.

"Hehehehe ... Kalau begitu mulailah besok dan sekarang jangan panggil aku Nyonya— tapi Nenek"

HAH!

Litha hanya bisa bereaksi dengan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Sungguh kejutan di sore hari.

"Sekarang masuklah. Mentari sudah tenggelam, waktu bercerita telah habis untuk hari ini, hehehehe ...."

Nyonya Besar berdiri, mengajak Litha masuk ke dalam rumah. Ia terlihat sangat senang sekali.

"Baik Nyonya— eh maaf, Nenek ...."

"Hehehehe ...."

Ini namanya musibah membawa berkah, walau pergelangan kakinya belum pulih benar namun Litha mendapat berkat yang sangat iabutuhkan tanpa pernah diduga sama sekali.

"Tuhan sungguh baik ... Tidak ada segala peristiwa tanpa memiliki makna. Aku sangat bersyukur padaMu ...." gumam Litha setelah sampai di kamar kostnya— setelah diantar Pak Sas, sopir pribadi Nyonya Besar.

Keistimewaan pemegang passcard pun sudah Litha rasakan. Hanya dengan tersenyum, dia mendapatkan perlakuan hormat dipersilahkan masuk— mulai dari para penjaga gerbang utama terkhusus Partono, para penjaga gerbang kedua rumah utama sampai seluruh pelayan di rumah ini termasuk Pak Is, yang paling ditakuti semua pelayan rumah dan Pak Sas, yang jarang sekali bicara seperti ada lem di bibirnya.

Dengan passcard, Litha serasa menjadi anggota keluarga di rumah Keluarga Pradipta. Mungkin inilah yang menjadi sumber amarah Rayyendra, sang pewaris Keluarga Pradipta. Mengapa gadis seperti Litha diberikan passcard sedangkan Ramona, gadis berkelas yang merupakan kekasih Tuan Muda Pradipta masih saja menanggalkan kartu identitasnya di pos penjagaan gerbang utama.

- Bersambung -

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Catatan :

Miss Responsibility — julukan yang diberikan Tuan Muda Pradipta sangking kesalnya kepada Litha karena menurutnya gadis sederhana itu begitu sok bertanggungjawab atas kesalahannya. Setelahnya, Asisten Yan— tangan kanan Tuan Muda Pradipta juga ikut menyebut Litha Miss Responsibility.

Jangan lupa dilike dan komentar positifnya ya Kakak... biar semangat ngelanjutinnya.... _LZ_

Terpopuler

Comments

Ifa

Ifa

aku mampir thor
bantu suport novel aku juga thor
hasrat cinta

2022-01-02

0

ynynita

ynynita

hadir yaaaa

2021-11-16

2

💖🍁K@$m! Mυɳҽҽყ☪️🍁💖

💖🍁K@$m! Mυɳҽҽყ☪️🍁💖

semangat litha

2021-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 Navia Litha Sarasvati (Prolog)
2 Semur Jengkol
3 Amarah Sang Cucu
4 Berpura-pura Pingsan
5 Tanggungjawab Litha
6 Cukup Dengan Menemaniku Disini
7 Kerinduan Nyonya Besar
8 Harusnya Kau Berterimakasih
9 Keluarga Pradipta
10 Tuan Muda Congkak
11 Mengedepankan Logika
12 Rumor yang Membuat Semakin Buruk
13 Sandaran Hati
14 Biarkan Berjalan di atas Relnya
15 Tidak Ingin Serakah
16 Nikmati Makananmu
17 Kehaluan Ninda
18 Pesta Ulang Tahun (Part 1)
19 Pesta Ulang Tahun (Part 2)
20 Pesta Ulang Tahun (Part 3)
21 Pesta Ulang Tahun (Part 4)
22 Pesta Ulang Tahun (Part 5)
23 Pesta Ulang Tahun (Part 6)
24 Hutang Budi
25 Adu Strategi
26 Bubur Polos Hangat
27 Anak Baik
28 Aku Mencintainya
29 Pernyataan Cinta
30 Memori tentang Tisha
31 Manusia atau Alien?
32 Bocah Egois dan Anak di Bawah Umur
33 Kalah Telak
34 Visualisasi Tokoh
35 Janji Firza
36 Makan Malam
37 Surat Wasiat
38 You Are My Sunshine
39 Bathin yang Bergejolak
40 Kesempatan Terakhir
41 Ini pernikahan atau Bisnis?
42 Perjanjian Bersyarat
43 Restu Ibu
44 Bagaimana Rasanya Punya Ibu?
45 Nyonya Muda
46 Ibu, Aku Takut ...
47 Kekacauan di Pernikahan (Part 1)
48 Kekacauan di Pernikahan (Part 2)
49 Tidak Baik Ingin Banyak Tahu
50 Walk in Closet
51 Tentang Tuan Muda Yang Mulia
52 Janji yang Tidak Ditepati
53 Tahu Diri
54 Berjuang Sampai Akhir
55 Jangan Kau Lambungkan Hatinya
56 Kejadian di Kantor Pusat (Part 1)
57 Kejadian di Kantor Pusat (Part 2)
58 Kejadian di Kantor Pusat (Part 3)
59 Berteman dengan Coklat
60 Tamu Tak Diundang
61 Tindakan Firza
62 Risau (Rayyendra)
63 Risau (Litha)
64 Perintah Terakhir Nyonya Besar
65 Hancur
66 Tunggulah 3 Bulan Lagi
67 Tidak Terpancing
68 Tom and Jerry
69 Kecewa
70 Sensitif
71 Unicorn tanpa tanduk
72 Separuh Jiwa Telah Pergi
73 Pembelaan Bibi Rima
74 Pertengkaran Dua Pradipta
75 Cinta dalam Hidupnya
76 Pejuang Cinta (Part 1)
77 Pejuang Cinta (Part 2)
78 Pejuang Cinta (Part 3)
79 Panggilan Khusus
80 Aku Merelakannya
81 Misteri Ibu dan Bibi Rima
82 Sparing dengan Tawon
83 Terngiang-ngiang
84 Kakak Ipar Terbaik di Dunia
85 Lembar Kehidupan Litha
86 Perang (Part 1)
87 Perang (Part 2)
88 Perang (Part 3)
89 Perang (Part 4)
90 Sang Pemenang
91 Intermezzo (1)
92 Masa Lalu (Part 1)
93 Masa Lalu (Part 2)
94 Masa Lalu (Part 3)
95 Masa Lalu (Part 4)
96 Masa Lalu (Part 5)
97 Serasa Dunia Milik Berdua
98 Tempat Berkesan
99 Membantumu Lebih Tenang
100 Pulang
101 Sesal
102 Voldemort
103 Hati yang Bergemuruh (Part 1)
104 Hati yang Bergemuruh (Part 2)
105 Hati yang Bergemuruh (Part 3)
106 Mengendalikan Ego
107 Kehancuran Tisha (Part 1)
108 Kehancuran Tisha (Part 2)
109 Tuas Pengaman
110 Alarm
111 CRF : Hangatnya Pagi
112 CRF : Titah Tertinggi
113 CRF : Menarik Perhatian
114 CRF : Menginjakmu Lebih Dulu
115 CRF : Run
116 CRF : Prasangka Evan
117 CRF : Keindahan Ciptaan Tuhan
118 Cemburu
119 Tidak Bisa Hidup Tanpanya
120 Titik Rapuh
121 Kau yang Bayar
122 Duo Matre
123 Menunggu Rapat
124 Prinsip Ekonomi
125 Mencintai dan Dicintai
126 Luka di Hati
127 Layu Sebelum Berkembang
128 Percaya Padaku
129 Tidak Jadi Menyesal
130 Hang Out ke Mall (Part 1)
131 Hang Out ke Mall (Part 2)
132 Cinta di Rumah Sakit
133 Ingin tunjukkan pada Dunia
134 Bravo, Litha!
135 Shortpink Fans Club
136 Hadiah Ulang Tahun
137 Kerajaan Sungai Bulan (Part 1)
138 Kerajaan Sungai Bulan (Part 2)
139 The Big Day : Nona Baik Hati
140 The Big Day : Posisi yang Diatur
141 The Big Day : Melihatmu Menguatkanku
142 The Big Day : Seleksi Akhlak
143 The Big Day : Tujuan dan Rumahmu adalah Aku
144 The Big Day : Kejutan Terakhir
145 Obrolan Sebelum Tidur
146 Penggeledahan di Amore Club
147 Benang Merah
148 Menjelang Pagi
149 Mantan Terindah
150 Aku Baik-Baik Saja
151 Memberi Pelajaran
152 Konsekuensi
153 Memaafkan
154 Belum Kelihatan Hilalnya
155 Putri Kesayangan
156 Bertemu Lucas
157 Presdir yang Posesif
158 River Flows in You
159 Pengakuan Dianggap Seorang Ayah
160 Bertahanlah, Nyonya ...
161 Jangan Kau Tahan Tangismu
162 Terima kasih, Pak Sas.
163 Bisakah Kau Melepas Cinta?
164 Intermezzo (2)
165 Pintar Bermain Kata
166 Waktu yang Bisa Menjawabnya
167 Siapa yang Tidak Menyukai Uang?
168 Intermezzo (3)
169 Aku yang Akan Menjagamu
170 Kobaran Api
171 Aku Mengizinkanmu Pergi
172 Hiduplah dengan Bahagia
173 Lahirnya Penerus Pradipta
174 Aku menyukaimu
175 Berdamai dengan Diri
176 Epilog
177 Bonus Chapter
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Navia Litha Sarasvati (Prolog)
2
Semur Jengkol
3
Amarah Sang Cucu
4
Berpura-pura Pingsan
5
Tanggungjawab Litha
6
Cukup Dengan Menemaniku Disini
7
Kerinduan Nyonya Besar
8
Harusnya Kau Berterimakasih
9
Keluarga Pradipta
10
Tuan Muda Congkak
11
Mengedepankan Logika
12
Rumor yang Membuat Semakin Buruk
13
Sandaran Hati
14
Biarkan Berjalan di atas Relnya
15
Tidak Ingin Serakah
16
Nikmati Makananmu
17
Kehaluan Ninda
18
Pesta Ulang Tahun (Part 1)
19
Pesta Ulang Tahun (Part 2)
20
Pesta Ulang Tahun (Part 3)
21
Pesta Ulang Tahun (Part 4)
22
Pesta Ulang Tahun (Part 5)
23
Pesta Ulang Tahun (Part 6)
24
Hutang Budi
25
Adu Strategi
26
Bubur Polos Hangat
27
Anak Baik
28
Aku Mencintainya
29
Pernyataan Cinta
30
Memori tentang Tisha
31
Manusia atau Alien?
32
Bocah Egois dan Anak di Bawah Umur
33
Kalah Telak
34
Visualisasi Tokoh
35
Janji Firza
36
Makan Malam
37
Surat Wasiat
38
You Are My Sunshine
39
Bathin yang Bergejolak
40
Kesempatan Terakhir
41
Ini pernikahan atau Bisnis?
42
Perjanjian Bersyarat
43
Restu Ibu
44
Bagaimana Rasanya Punya Ibu?
45
Nyonya Muda
46
Ibu, Aku Takut ...
47
Kekacauan di Pernikahan (Part 1)
48
Kekacauan di Pernikahan (Part 2)
49
Tidak Baik Ingin Banyak Tahu
50
Walk in Closet
51
Tentang Tuan Muda Yang Mulia
52
Janji yang Tidak Ditepati
53
Tahu Diri
54
Berjuang Sampai Akhir
55
Jangan Kau Lambungkan Hatinya
56
Kejadian di Kantor Pusat (Part 1)
57
Kejadian di Kantor Pusat (Part 2)
58
Kejadian di Kantor Pusat (Part 3)
59
Berteman dengan Coklat
60
Tamu Tak Diundang
61
Tindakan Firza
62
Risau (Rayyendra)
63
Risau (Litha)
64
Perintah Terakhir Nyonya Besar
65
Hancur
66
Tunggulah 3 Bulan Lagi
67
Tidak Terpancing
68
Tom and Jerry
69
Kecewa
70
Sensitif
71
Unicorn tanpa tanduk
72
Separuh Jiwa Telah Pergi
73
Pembelaan Bibi Rima
74
Pertengkaran Dua Pradipta
75
Cinta dalam Hidupnya
76
Pejuang Cinta (Part 1)
77
Pejuang Cinta (Part 2)
78
Pejuang Cinta (Part 3)
79
Panggilan Khusus
80
Aku Merelakannya
81
Misteri Ibu dan Bibi Rima
82
Sparing dengan Tawon
83
Terngiang-ngiang
84
Kakak Ipar Terbaik di Dunia
85
Lembar Kehidupan Litha
86
Perang (Part 1)
87
Perang (Part 2)
88
Perang (Part 3)
89
Perang (Part 4)
90
Sang Pemenang
91
Intermezzo (1)
92
Masa Lalu (Part 1)
93
Masa Lalu (Part 2)
94
Masa Lalu (Part 3)
95
Masa Lalu (Part 4)
96
Masa Lalu (Part 5)
97
Serasa Dunia Milik Berdua
98
Tempat Berkesan
99
Membantumu Lebih Tenang
100
Pulang
101
Sesal
102
Voldemort
103
Hati yang Bergemuruh (Part 1)
104
Hati yang Bergemuruh (Part 2)
105
Hati yang Bergemuruh (Part 3)
106
Mengendalikan Ego
107
Kehancuran Tisha (Part 1)
108
Kehancuran Tisha (Part 2)
109
Tuas Pengaman
110
Alarm
111
CRF : Hangatnya Pagi
112
CRF : Titah Tertinggi
113
CRF : Menarik Perhatian
114
CRF : Menginjakmu Lebih Dulu
115
CRF : Run
116
CRF : Prasangka Evan
117
CRF : Keindahan Ciptaan Tuhan
118
Cemburu
119
Tidak Bisa Hidup Tanpanya
120
Titik Rapuh
121
Kau yang Bayar
122
Duo Matre
123
Menunggu Rapat
124
Prinsip Ekonomi
125
Mencintai dan Dicintai
126
Luka di Hati
127
Layu Sebelum Berkembang
128
Percaya Padaku
129
Tidak Jadi Menyesal
130
Hang Out ke Mall (Part 1)
131
Hang Out ke Mall (Part 2)
132
Cinta di Rumah Sakit
133
Ingin tunjukkan pada Dunia
134
Bravo, Litha!
135
Shortpink Fans Club
136
Hadiah Ulang Tahun
137
Kerajaan Sungai Bulan (Part 1)
138
Kerajaan Sungai Bulan (Part 2)
139
The Big Day : Nona Baik Hati
140
The Big Day : Posisi yang Diatur
141
The Big Day : Melihatmu Menguatkanku
142
The Big Day : Seleksi Akhlak
143
The Big Day : Tujuan dan Rumahmu adalah Aku
144
The Big Day : Kejutan Terakhir
145
Obrolan Sebelum Tidur
146
Penggeledahan di Amore Club
147
Benang Merah
148
Menjelang Pagi
149
Mantan Terindah
150
Aku Baik-Baik Saja
151
Memberi Pelajaran
152
Konsekuensi
153
Memaafkan
154
Belum Kelihatan Hilalnya
155
Putri Kesayangan
156
Bertemu Lucas
157
Presdir yang Posesif
158
River Flows in You
159
Pengakuan Dianggap Seorang Ayah
160
Bertahanlah, Nyonya ...
161
Jangan Kau Tahan Tangismu
162
Terima kasih, Pak Sas.
163
Bisakah Kau Melepas Cinta?
164
Intermezzo (2)
165
Pintar Bermain Kata
166
Waktu yang Bisa Menjawabnya
167
Siapa yang Tidak Menyukai Uang?
168
Intermezzo (3)
169
Aku yang Akan Menjagamu
170
Kobaran Api
171
Aku Mengizinkanmu Pergi
172
Hiduplah dengan Bahagia
173
Lahirnya Penerus Pradipta
174
Aku menyukaimu
175
Berdamai dengan Diri
176
Epilog
177
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!