Mobil berjalan normal membelah malam. Tuan Muda Rayyendra memerintahkan asistennya menuju Amore Club and Party, klub malam terbesar di ibukota milik Bona Santoso, teman kuliahnya sewaktu di Amerika.
" Wah ... ada angin apa nih, Bos Rayyendra datang ke klub?" sapa Bona kepada Rayyendra yang tengah merebahkan badannya di sofa, di ruangan VVIP, ruangan khusus yang disediakan untuknya di klub ini.
Ia jarang sekali mampir ke klub malam yang sebagian sahamnya dimiliki Pradipta Corp. Jika ia ingin minum minuman beralkohol biasanya cukup Asisten Yan yang menyediakan di apartemennya, kecuali ia sedang ingin bersenang-senang dengan teman-temannya, itupun jarang sekali, atau hatinya dalam keadaan buruk seperti saat ini.
"Ah ... lagi sumpek Bon," ujar Rayyendra melonggarkan dasinya.
"Duduklah Yan, sudah kubilang kalau disini jangan jadi asistenku, bersenang-senanglah seperti kita dulu di Amerika," sambungnya ditujukan untuk Asisten Yan yang berdiri di belakangnya.
Asisten Yan langsung mengambil posisi duduk dengan tertawa. Rayyendra, Abyan dan Bona adalah teman satu almamater ketika menempuh pendidikan di negeri Paman Sam. Sedangkan Ramona adalah teman beda universitas, namun mereka sering menghabiskan waktu bersama karena satu negara.
Selepas kembali ke tanah air, Rayyendra langsung mengambil alih Pradipta Corp., teman-temannya pun kecipratan dewi fortuna. Abyan didapuk menjadi asistennya, mengurus semua keperluan di kantor maupun urusan pribadinya, ia orang yang paling dipercayai setelah neneknya.
Bona pun tidak kalah beruntung, Rayyendra sengaja menanam saham sebanyak 45 persen di klub malam miliknya, hanya 45 persen agar klub itu tetap menjadi milik Bona dan Ramona diberikan posisi Direktur cabang perusahaan Pradipta Corp. yang bergerak di bidang fashion.
🙋 Nepotisme ya si Rayyendra.... yaaa bisa dibilang begitu, faktanya juga banyak kan di kehidupan ini.... 🙋
"Ada apa denganmu? masalah dengan Mona?" Bona mencoba menyelidiki.
Ray hanya diam memainkan gelasnya yang berisi minuman keras, Abyan pun tersenyum, apalagi mengingat apa yang dicicipnya sebelum ke tempat ini. Abyan tidak pernah menyentuh minuman beralkohol, pernah sekali mencobanya di Amerika, yang ada malah muntah di baju Rayyendra, sejak saat itu ia tidak diperbolehkan menyentuh minuman tersebut.
"Yan, kenapa dia?" akhirnya Bona mencari tahu ke Abyan.
"Gara-gara wanita." Abyan tidak tahan lagi, ia tertawa.
Sepanjang ia mengenal Ray, ia tidak pernah dibuat gusar oleh wanita, bahkan Ramona pun tidak. Pacarnya itu bagaikan pelayan yang menyerahkan lehernya, jadi dia akan selalu menyenangkan hati Ray.
"What ... siapa? Mona?" kaget Bona, setahu dia, wanita yang di sekitar hanya Ramona, dia tidak pernah mendekati wanita walau dalam keadaan mabuk sekalipun, termasuk Ramona-- karena ia yang selalu mengikuti kemanapun Ray pergi.
Abyan hanya tertawa geli. Bona sangat tidak puas hanya dijawab kekehan Abyan dan tampang dingin Ray.
"Miss Responbility hahahahaha......" akhirnya Abyan tertawa lepas setelah merasa geli sendiri. Bona hanya merengut kesal sebab ia makin penasaran.
Di saat yang sama di kamar kost Ninda dan Litha, juga tercipta suasana yang sama dengan suasana di ruang VVIP klub malam Amore.
"Dasar Tuan Muda Congkak... bisa-bisanya dia mengataiku gadis kampungan yang tidak tahu apa itu manner? Memangnya kau tahu apa hah ... !!! bahkan kau tidak bisa menjaga perasaan nenekmu sendiri."
Litha mengumpat keras di depan Ninda. Ninda yang selalu mendengar sebutan Tuan Muda Congkak tanpa mengetahui siapa yang dimaksud hanya tertawa. Ia hanya tahu Litha bekerja menemani nenek dari keluarga kaya raya.
"Orang kaya biasanya begitu, Tha."
"Songongnya minta ampun Tuan Muda Congkak itu, tapi beda banget sama neneknya dan Tuan Muda Firza, mereka sangat baik."
"Si-- siapa tadi yang kau sebut? Uhukkk... uhuk... Tuan Muda Firza?" Ninda tersedak mendengar suatu nama. Litha hanya mengangguk seolah bertanya kenapa dengan isyarat matanya.
"Litha, selama ini aku sangat percaya padamu, bahwa kau bekerja menemani seorang nenek di keluarga kaya raya dengan gaji sepuluh kali lipat dari gaji mu di restoran cepat saji, lalu kau diantar jemput dengan Rolls Royce terbaru, perut dan lidahmu pun ikut terpuaskan. Bahkan motorkupun juga terganti dengan yang lebih bagus."
"Lah, emang benar kok."
"Aku tidak pernah kepo kamu bekerja di keluarga mana, kadang kalau dipikir apa ada keluarga seperti itu. Tapi ... kali ini aku penasaran Litha ... sampai kau barusan menyebut Tuan Muda Firza. Dirimu ini sebenarnya bekerja di keluarga siapaaaa???"
Ninda sudah tidak tahan lagi karena telinganya mendengar nama Firza, nama yang tidak asing di dunia bisnis. Dan sebagai mahasiswa di jurusan ekonomi dan bisnis, tentunya sudah tidak asing dengan keluarga tempat Litha bekerja, kecuali Litha seorang.
"Hmmmm ... Keluarga Pradipta." Litha menjawab santai.
"Aaaaaaaaaaa.............." Ninda berteriak heboh sambil memukuli Litha dengan bantal tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Nindaaaa ... apaan sih?!?"
"Heh ... Navia Litha Sarasvati, tega nian kau tidak memberitahuku sebelumnya kalau kamu bekerja di rumah Keluarga Pradipta. Apa yang kamu maksud Nyonya Besar atau nenek, itu Nenek Dayyu?"
Ninda menatap lekat wajah Litha berjarak lima centi, matanya melotot, yang dipelototi hanya mengangguk polos.
"Aaarrrgggghhhhh....!!!" Ninda berteriak lebih keras lagi dan meremas kepalanya. Sungguh jengkel dia dengan sahabatnya kali ini.
Tiba-tiba terdengar suara ketokan pintu dibarengi suara penghuni kos kamar sebelah. "Udah malam. Jangan berisik ... !!!"
Ninda memegang erat bahu Litha, menatapnya serius, agak dipelankan suaranya.
"Tha, selama ini gak masuk diakal pikiranku dengan pekerjaan dan benefitnya yang wow di luar akal manusia, bahkan kadang aku terpengaruh dengan gosip orang-orang di kampus kalau memang kamu punya sugar daddy, tapi aku tetap percaya kamu tidak akan seperti itu. Dan setelah kamu bilang kalau kamu bekerja di Keluarga Pradipta baru masuk di akalku." Ninda panjang lebar menjelaskan.
"Kenapa emangnya?"
"Ya ampuuuunnn Litha.... Ihhh gemes deh ... kamu emang bener gak tahu? Padahal siapa sih yang tidak tahu mereka di negeri ini, apalagi orang-orang yang akan berkecimpung di dunia bisnis, dan mahasiswa kayak kita pasti tahu mereka"
"Oh ya...?? aku memang tidak mengikuti berita dunia bisnis, aku cuman berusaha kuliah dengan baik, lalu mendapatkan pekerjaan yang baik atau punya usaha sendiri, walaupun kecil tapi setidaknya bisa mandiri untuk menghidupi ibu dan saudaraku, gak numpang mulu."
"Hhhhhhhh..... tapi gak segitu kudet juga kali ahhhh ..."
"Hahahahahahaha.... ehhh tapi aku beneran gak tahu lho siapa itu mereka, yang aku tahu mereka itu seperti memiliki kekayaan tak terbatas, apa yang dimau tinggal menjentikkan jari, pelayan pun banyak sekali sampai aku kadang lupa nama mereka hahahahah...."
Litha tertawa dan baru menyadarinya, jadi siapa Keluarga Pradipta?
"Garis besarnya yang aku tahu dari media, bahwa Pradipta Corp. didirikan oleh almarhum kakek presdir yang sekarang. Semakin berkembang, sampai ada tragedi pesawat yang ditumpangi kakek dan ayah presdir yang katanya dalam perjalanan bisnis hilang kontak di tengah laut, sampai sekarang jasadnya tidak ditemukan."
Sampai disini Litha hanya diam mendengarkan. Ia benar-benar tidak mengetahui cerita ini, dia hanya tahu Nyonya Besar sangat merindukan suaminya. Ninda melanjutkan ceritanya.
"Konon rumor yang beredar, karena tidak ada yang tau pasti, perusahaan Pradipta Corp. sempat krisis kepemimpinan dan itu sangat berpengaruh pada kelanjutan hidup perusahaan. Disaat itulah tangan besi Nyonya Besar atau nenek dari presdir turun untuk mengurus langsung carut marut perusahaan. Dia benahi semua kekacauan yang terjadi, sampai dijuluki Macan Betina Pradipta, tidak ada yang berani main belakang dan loyalitas yang orang-orang bekerja padanya diacungi jempol."
Ninda menarik nafas sejenak.
"Dia juga mengangkat seorang anak sebagai cucunya beberapa tahun lebih tua dari cucu kandungnya, entah apa alasannya tidak ada yang tahu. Sekarang Pradipta Corp. semakin eksis di dunia bisnis manapun dan semakin menjadi raksasa yang merambah ke mancanegara."
"Apa kau tau siapa-siapa saja yang kumaksud ?" matanya masih menatap lekat Litha. Litha hanya menggeleng.
"Hhhhhh...... Macan Betina Pradipta itu Nyonya Besar atau Nenek Dayyu yang kau temani tiap hari. Tuan Muda Firza adalah cucu angkat Nyonya Besar, dan Presdir yang kau selalu sebut Tuan Muda Congkak itu presdir Pradipta Corp. sekarang alias Tuan Muda Rayyendra"
"Hahhhhh...... benarkah???? Kau bisa tahu kisah Keluarga Pradipta darimana Nin?" gantian Litha yang menatap Ninda penuh pertanyaan. Ia memang tidak terlalu peduli dengan sesuatu yang tidak berkaitan dengan dirinya karena banyak yang lebih penting menguras pikirannya.
"Ya, karena keluarga mereka fenomenal dan selalu jadi perbicangan apalagi cucu-cucunya Nyonya Besar. Katanya mereka tampan dan mempesona, banyak wanita menggosipkan mereka. Bisa dibilang mereka idol di dunia bisnis"
"Haaaahhhhhh.... idol...??? Tidak salah tuh, kalau Tuan Muda Firza ya okelahhh.... tampan, tinggi, sabar, penuh perhatian, pokoknya cocoklah kalau dibilang idol. Tapi tidak dengan Rayyendra, Tuan Muda Congkak itu, yang bagus hanya tampang dan fisiknya saja selain itu semua zonk!" protes Litha.
"Jangan salah, Tha, jaringan Pradipta Corp. semakin berkembang dan nilai saham semua perusahaan yang dinaungi Pradipta corp. juga naik dengan signifikan selama Rayyendra yang memimpin. Kalau Neneknya dijuluki Macan Betina Pradipta, ia dijuluki Singa Pradipta. Semua lawan dan rekan bisnisnya takluk, Tha"
"Ehh, dia itu kurang cocok dengan julukan Singa Pradipta, noh yang cocok Singa Ngamuk hahahahahaha........"
"Haaaa....." Ninda takjub dengan julukan yang Litha berikan untuk Tuan Muda yang kerap disanjung kaum hawa.
Ninda masih sedikit tidak percaya, untuk meyakinkan dirinya ia minta Litha mengulang cerita dari awal bagaimana sampai ia sekarang tiap hari harus berada di rumah Keluarga Pradipta.
Takdir memang berjalan di atas buku kehidupan masing-masing pemiliknya. Menggerus waktu demi waktu ke takdir yang lain. Litha tidak mencarinya bahkan tidak sempat menginginkannya namun ia justru digiring kearahnya. Kini ia merasa sangat beruntung bisa bersentuhan langsung dengan sesuatu yang diimpikan banyak orang. Tapi pertanyaan berikutnya adalah sampai dimana keberuntungan Litha kelak?
- Bersambung -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
ynynita
bagus kak bahasanya
2021-11-16
2
💖🍁K@$m! Mυɳҽҽყ☪️🍁💖
suka dengan karakter litha
2021-11-10
1
ZainabMuhdhor89
singo gila lebih tepat nya.....
hmmmm kalau tuan muda firza cucok lah
2021-11-06
1