Terimakasih untuk kebodohan yg membuatku merasa nyaman.
HAPPY READING🌹🌹
Luca menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Bisa-bisanya ada yg membuatnya kesal sepagi ini.
Berungkali ia menatap dedaunan di hadapannya. Jika bisa, ia ingin membakar dengan tatapannya.
"Apa?" Jawab Luca menjawab telpon seseorang tanpa melihat namanya.
"Di atap."
"Males."
Luca menutup telponnya. Tanpa ia sadari, nafas kembali teratur, dan amarahnya hilang entah kemana.
Kenapa?
Apa karena Galang menghubunginya?
"Luca. Kita harus masuk kelas." Elen datang dengan ngos ngosan karena berlari.
"Lo gak takut sama gue?" Tanya Luca dengan menatapnya.
"Takut kenapa? Lo gak bakalan nyakitin gue."
"Gue bakalan nyakitin siapapun yg ganggu gue." Luca semakin mendekatkan wajahnya ke arah Elen.
"Gue gak bakalan ganggu lo, gue cuma mau nemenin lo." Elen menjawabnya dengan santai.
Entah kenapa ia merasa yakin bahwa Luca tidak akan pernah menyakitinya.
"Gak usah banyak mikir, ayo buruan masuk kelas." Elen menarik tangan Luca.
Sungguh ini sesuatu yg aneh menurutnya. Jika biasanya semua orang menghindar melihat tingkah Luca, Elen malah selalu membuntutinya.
Meski Elen menggenggam tangannya, Luca malah tidak melepasnya.
~~~~~~~~~
"Gior, lo buat ulah lagi?" Tanya Gerald.
"Kakak maafin gue, gue gak sengaja. Sumpah gue janji gak bakal ngulang ini lagi."
"Mau janji berapa kali lagi? Kalo kak Galang sampek tau hal ini, lo bakalan bener-bener kuliah di luar negri." Gerald merasa pusing dengan adiknya ini.
Ia selalu saja bermain-main dengan perempuan dan kuliahnya.
"Kak plis jangan kasih tau kak Galang."
"Gue gak bisa. Meskipun gue gak ngomong, pasti dia bakalan tau kalau nilai lo anjlok."
"Kak gue harus gimana?"
"Siap-siap aja buat kehilangan semua kebebasan lo."
Gerald meninggalkan adiknya dan kembali ke kantor.
"Ahhh gue harus gimana? Kak Galang bener-bener bakalan pindahin gue ke luar negri sekarang."
Gior merasa pusing karena ia sudah kehilangan akal. Sebelumnya ia di biarkan membawa sebanyak apapun perempuan dengan syarat nilainya akan tetap bagus.
"Oke, sebaiknya gue gak main cewek dulu biar bisa luluhin hati kakak."
"Tapi kakak bukan manusia yg bisa di luluhin. Aduhhh gue harus gimana."
Gior pergi dari cafe itu dengan frustasi. Harus bagaimana ia kali ini?
Jelas Galang tidak akan melepaskannya.
~~~~~~~~
"Lo mau kemana? Tanya Elen.
"Kantin."
Tanpa banyak bertanya Elen langsung saja membuntuti Luca ke kantin.
"Gue bawa bekal. Lo mau gak?" Elen menawarkan nasi goreng yg ia bawa dari rumahnya.
Luca hanya melirik makanan itu.
"Gak usah malu, coba deh makan." Elen menyuapkan nasi goreng itu ke mulut Luca.
Luca langsung mengambil sendok dari tangan Elen dan memakan nasi goreng itu.
"Pelan-pelan makannya, nanti keselek."
"Enak gak?" Tanya Elen.
Luca hanga mengangguk dan tetap melanjutkan makannya.
"Itu mama aku yg masak."
Mama?
Aahh hal itu membuat sedikit rasa perih di hati Luca.
"Gue mau tiap hari." Ujar Luca.
"Hah?" Elen tidak memahami apa yg di maksid Luca.
"Gue mau lo bawain gue bekal tiap hari dari masakan mama lo." Ujarnya.
"Beneran? Yessss, makasih." Elen malah merasa senang bahkan berterima kasih pada Luca.
"Jangan kek gitu ke orang lain."
"Maksudnya?"
"Jangan mau di manfaatin orang lain. Kecuali gue." Luca menatap serius ke ara Elen.
Gadis sebaik Elen, se polos Elen dan mungkin dia bodoh.
"Oke siap boss." Elen tertawa menanggapi Luca.
Ia mau, di manfaatkan Luca se banyak apapun. Asalkan dia Luca.
Gadis yg membuatnya merasa aman dan membuatnya merasa bersemangat menjalani masa sekolahnya.
TERIMAKASIH BUAT PEMBACA, JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
wiliss
Lanjutkan kk
2021-11-07
1
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
lanjut kak
2021-10-11
2