Terkadang beberapa hal tidak butuh penjelasan, hanya perlu tindakan.
HAPPY READING🌹🌹
Galang mengantar Luca sampai di depan kelasnya.
"Luca, lo gak papa? Katanya Deren gangguin lo." Elen memeluk Luca dan memutar tubuh luca menatapnya dari atas sampai bawah.
"Duhh... Gue pusing dari tadi badan gue di puter-puter." Luca mengehentikan Elen yg sedari tadi memeriksa tubuhnya.
"Ya namanya juga khawatir Luca. gue takut lo patah tulang atau lumpuh."
Mendengar ucapan Elen Luca langsung mengeplak kepalanya.
"Lo mau mati?" luca melotot ke arahnya.
"Luca gak usah ribut, gue pergi dulu nanti gue jemput." Galang mengacak rambut Luca kemudian pergi dari sana.
Elen yg baru menyadari kehadiran Galang langsung terperangah melihat laki-laki tampan itu.
"Ommmoo, dia siapa Luca? Sumpah tu cowok ganteng banget." Elen masih terpaku menatap tubuh gagah Galang dari belakang.
"Dia om gue." Luca masuk ke dalam kelas meninggalkan Elen yg masih mematung.
"Jadi lo beneran punya empat om ganteng? Dan dia salah satunya? Ya ampun Luca, jantung lo aman gak sih tiap hari di kelilingi mereka." Elen mengejar langkah Luca dan duduk di sampingnya.
"Lo lebay." Luca menaruh tasnya dan memainkan ponsel.
"Oke gue lupa kalo jantung lo terbuat dari baja jadi gak bakal lembek."
Luca mengabaikan ocehan tidak bermanfaat yg selalu Elen lontarkan.
"Kesel gak sih? tu cewek sok jagoan banget."
"Deren juga cerita kalo dia di lukai pake belati. Ngeri banget sih tu cewek."
"Menurut gue dia punya gangguan jiwa deh."
"Emang dia aja yg munafik sok nolak Deren padahal simpanan om om."
Mereka terus saja mengatai dan mengumpat Luca. sengaja mereka menaikan nada suaranya supaya Luca mendengarnya.
Luca tentu saja tidak perduli, ia sama sekali tidak ada urusan dengan mereka.
Tapi berbeda dengan Elen, dia malah menghampiri perempuan itu dan menjambak rambutnya.
"Eh lo ngaca ya, yang gila tuh lo. Dasar tante-tante."
"Enak aja lo ngatain gue, punya nyali juga lo. Lo berani karena ada dia kan culun." Alina mendorong tubuh Elen dengan keras hingga membentur bangku.
karena tidak terima mereka berakhir dengan saling jambak dan saling cakar.
"Sumpah kalian norak banget." Luca menendang bangku itu dan mengenai pinggang Alina.
"Awwww." Alina terjatuh memegangi pinggangnya.
"Lo lagi? Gak ada penghuni lain apa di sekolah ini?" Luca berdiri menghampiri tubuh Alina yg sempoyongan di bantu antek anteknya.
"Lo lebih milih si culun ini dari pada gue? Pantes sih lo kan gak waras." Alina masih belum jera mengatai Luca.
"Kalo lo tau gue gila, ngapain lo ganggu gue? Lo mau mati?" Luca mencengkram wajah Alina.
"Sekali lagi lo ganggu gue sama si culun, vidio lo sama om om bakal gue sebar." Luca menghempas wajah Alina dengan kasar.
"Buat kalian yg merekam kejadian ini. Jangan sampek kek Deren." Luca menatap seisi kelas dan seketika mereka langsung meletakkan hp mereka.
Luca menarik tangan Elen untuk pergi dari sana.
"Lo gila?" Luca memarahi Elen di taman sekolah.
"Gue cuman gak terima lo di hina. Gue gak suka." Elen menatap balik Luca.
"Gue gak perduli Elen, gue gak ada urusan sama mereka, dan gue gak butuh lo bela."
Entah mengapa mendengar perkataan Luca ia merasa kecewa, ia tidak pernah berani melawan Alina. Tapi kali ini dia melawan karena Luca, dan Luca seperti tidak menghargainya.
Ia tau Luca bisa menjaga dirinya dan ia lebih hebat dari Elen.
Tapi Elen hanya tidak suka ada yg menghina Luca.
Apa benar ia tidak butuh Elen
?
Melihat Elen menangis membuat Luca bingung. Apa dia sudah menyakitinya?
"Elen maksud gue.."
"Gue tau lo gak butuh gue, harusnya gue sadar diri dan gak pernah urusin hidup lo." Elen pergi dari hadapan Luca dengan tetap menangis.
"Elen bukan gitu, dengerin gue dulu."
Elena mengabaikan panggilan Luca dan tetap berlari meninggalkannya.
"Anj**irrr, sejak kapan hidup gue jadi pusing kek gini." Luca menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Kakak." Gior datang dengan wajah girangnya.
"Tumben lo ke sini. Pasti abis buat dosa ya lo." Galaxi melihat gerak gerik adiknya yg tidak biasa.
"Apa sih lu, gue cuman gak ada kelas dan bosen di rumah."
"Gak percaya gue." Galaxi menatap wajah Gior mencari sebuah kebohongan di sana.
"Kakak ada yg bisa gue bantuin gak?" Tanya Gior kepada Galang.
"Bantuin bersihin gudang sana." Jawaban galang berhasil membuat Galaxi dan Gerald tertawa.
"Gak mau, di sana kotor." Gior langsung menolak perintah Galang.
"Kalo gitu bantuin Gerald bikin laporan seharian." Galang mengubah perintahnya.
"Oke kalo itu sih gampang." Gior menerima sekaligus meremehkan pekerjaan Gerald.
"Gue cabut dulu, mau jemput Luca." Galang meninggalkan mereka bertiga di ruangannya.
**TINGGALKAN JEJAK DAN MAKASIH BUAT YG SELALU SUPORT AUTHOR🥰**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
wiliss
Pergi elen… 🥺
2021-11-10
2
AlongPee
hadir lagi thor
semangattt
2021-10-21
2
Anonymous
pergi aja elen....
2021-10-16
2