Se sederhana itu, aku menyukaimu.
HAPPY READING💕🌹
"Kakak ada apa? Kenapa Luca sampai mengamuk." Gerald dan Galaxi datang karena di telfon oleh Gior.
"Tadi pagi gue ngambil boneka Luca buat di laundry tanpa se izin dia. Jadi dia ngamuk karena ngira bonekanya ilang."jelas Galang.
"Tapi kan cuman boneka. Kenapa sampai kek gitu?" Galaxi ikut nimbrung pembicaraan mereka.
"Mungkin itu boneka kesayangan dia. Soalnya dia sampek ngelempar semua benda di kamarnya karena marah. Dia juga sampek pegang pisau." Gior mengungkapkan kejadian tadi yg membuatnya hampir jantungan.
"Kak bukankah ini hal yg gak wajar, bukankah reaksinya terlalu berlebihan?" Tanya Gerald.
"Gue paham maksud lo, tapi gue masih belom tau banyak tentang dia." Galang duduk di kursi sembari memikirkan jalan keluar.
"Kenapa gak tanya Bisma aja kak." Ungkap Galaxi.
"Bisma gak pernah cerita tentang ini, itu artinya dia gak tau. Selama ini bukankah dia sibuk dengan urusannya di luar negri."
"Kak Galang bener. Menurut gue, pasti ada sesuatu yg mendasari segala perbuatannya." Gerald merasa yakin.
"Untuk sementara ini, kalian jangan buat dia marah sampai gue tau penyebabnya."
Galang memerintahkan adik-adiknya untuk kembali beraktifitas. Ia tak mau Luca curiga dengan perbincangan mereka dan marah.
"Kalian balik ke kantor. Gue mau lihat kondisi Luca."
Galang pergi menaiki tangga menuju kamar Luca.
Tidak biasanya ia begini, ia tidak pernah perduli pada siapapun kecuali adik-adiknya.
Galang berbaring di samping Luca dan mengusap rambutnya.
Entah apa yg telah di alami gadis itu.
Saat menangis tadi, Galang melihat tatapan yg berbeda dari matanya. Seperti ketakutan, kehilangan, dan rasa sakit.
Kenapa ia sangat takut kehilangan boneka itu?
Menatap Luca yg sedang tertidur seperti ini membuat hatinya bergejolak. Ia merasa tidak ingin gadis ini terluka.
Galang mendekatkan wajahnya ke wajah Luca. Ia sangat menyukai harum vanila di tubuhnya.
Perlahan Galang menyingkirkan rambut Luca yg menghalanginya. Kemudian, ia melu*mat bibir Luca dengan lembut.
Entah ada apa dengan dirinya, ia sangat menginginkan bibir Luca.
Hasrat Galang semakin meningkat, ia terus saja menciumi bibir Luca dan memperdalam lum*atannya.
Luca yg merasa hangat dan basah pada bagian bibirnya, perlahan membuka mata. Ia menatap Galang yg mel*umat bibirnya.
Galang yg mengetahui Luca terbangun, segera melepas ciumannya. Ia takut jika Luca marah.
Tapi tidak,Luca malah tersenyum, memeluk dan menyembunyikan wajahnya di dada Galang.
"Gue suka."
Meskipun suara Luca sangat lirih, tapi Galang masih bisa mendengarnya dengan jelas.
Hatinya merasa lega karena Luca tidak marah.
Atau mungkin karena Luca bilang dia menyukainya.
Galang mencium rambut Luca kemudian memeluknya hingga ia tertidur.
Ada perasaan tenang di hati keduanya.
Perasaan yg tidak bisa mereka artikan.
"Mama tau gak? Hari ini Luca makan bekal Elen. Dan dia mau mama bikinin dia tiap hari." Elen sangat bersemangat memberitahu mamanya.
"Oh ya? Apa dia bilang masakan mama enak? Ya udah mama buatin dia tiap hari." Ibu Elen merasa senang masakannya di sukai oleh teman Elen.
"Ma, tapi aku kadang ngerasa kasian sama Luca. Dia seperti sendirian. Apa dia gak punya keluarga?" Elen bertanya-tanya tentang Luca.
"Kenapa gak coba kamu tanya? Mungkin dia mau jawab kamu."
"Aku gak berani ma, aku takut dia malah tersinggung terus marah."
"Ya udah, pas kamu udah ngerasa deket banget sam dia, baru kamu tanya." Ibu Elen membelai rambut Elen dengan penuh cinta. Ia yg membuat sosok Elen penuh dengan kehangatan.
Apa Luca tidak punya ibu?
Apa itu sebabnya dia sangat dingin dan tidak punya kehangatan?
Elen mencoba menerka perasaan Luca, apakah Luca pernah di peluk atau di belai oleh ibunya?
TERIMAKASIH BUAT PARA PEMBACA JGN LUPA LIKENYA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
wiliss
Makin penasaran sama sosoknya luca
2021-11-07
1
Nobel
makin penasaran gak sih sama si Luca?
2021-10-20
2
Khafida II
hai kakak aku udah mampir nih
salam dari sepupuku, suamiku
2021-10-11
3