Kau tidak bisa menilai seseorang hanya melalui penglihatan mu.
SELAMAT MEMBACA🌹❤❤❤
"Pagi Luca." Sapa Elen yg melihat kedatangan teman se bangkunya.
"Hmmm."
"Hay." Sapa seorang laki-laki yg berdiri di hadapannya.
Luca mendongakkan kepalanya menatap seseorang yg menyapanya.
"Gue Deren." Laki laki memperkenalkan diri dengan sangat PD nya.
Luca hanya menurunkan pandangannya tanpa menggubris sedikitpun laki laki di depannya.
"Lo mau makan siang bareng gue gak? Gue yang traktir." Ajak Deren.
"Duit gue banyak."
"Oke. Kalo gitu lo yg traktir gue gimana?" Deren tetap berusaha mengajaknya makan bersama.
"Nggak. Kalo udah selesai, lo bisa pergi."
Luca bukan hanya menolaknya, tapi ia juga mengusirnya.
Deren pergi dari sana dengan perasaan kecewa, baru kali ini ada cewek yg menolaknya. Biasanya cewek cewek ngantri untuk bisa sekedar duduk dengannya. Luca malah menolaknya.
"Luca, dia cowok paling keren di sekolah kita. Lo beruntung banget bisa di samperin dia."
"Ke empat om gue lebih ganteng dari mereka."
"Haah yakin lo? Ya gak mungkin lah Luca. Kalo om om itu udah tua, udah gak bakal keren."
Luca hanya memutar bola matanya.
Ia tidak perduli Elen percaya atau tidak. Intinya itu menurut dia. Dan dia tidak akan salah menilai.
"Eh lo berani banget nolak Deren. Lo ngerasa cantik? Anak baru aja belagu lo." Datang salah satu teman kelasnya karena tidak terima melihat Deren di tolak.
Brakkk!
"Ehh lo tuli? Sombong banget sih lo." Gadis itu memukul meja Luca, dan berhasil membuat Elen hampir serangan jantung.
Tentu saja Luca tidak mengubah ekspresinya, ia tidak merasa kaget ataupun takut.
Luca menendang mejanya dengan keras sehingga membuat tubuh gadis itu terpental jatuh.
Luca beranjak dari duduknya dan menghampiri tubuh gadis itu di lantai.
"Gue gak suka di ganggu." Luca menyentuh pipinya dengan halus.
"Gue nolak dia karena gue mau sedekah sama lo. Lo suka di kan? Ambil."
Luca mendongakkan wajah gadis itu dan menatapnya.
Tatapan Luca benar benar menakutkan, seperti ada sesuatu di dalam sana.
Gadis itu menangis, Luca meninggalkannya lalu pergi dari kelas.
Elen yg melihat kejadian itu tidak bisa berkedip. Ia masih kaget, dam sedikit takut.
Kenapa gadis itu mencari gara-gara dengan Luca, sudah tau Luca gadis yg aneh masih saja berani mengatainya.
"Jantung gue aman gak sih?" Elen memegang dadanya yg sedari tadi sudah jedag jedug.
Udah kayak editor jedag jedug jantungnya.
~~~~~~~~
"Gerald, Luca udah berangkat sekolah?" Tanya Galang yg tadi pagi berangkat duluan karena ada sesuatu yg harus ia kerjakan.
"Iya kak. Tadi naik Taxi."
"Gimana kalo gue beli mobil baru sama cari supir buat dia? Biar gak naik taxi terus."
"Ide bagus. Lagi pula itu lebih aman." Gerald menyetujui saran Galang.
"Oke. Gue mau nelpon dia dulu." Galang mengambil hp yg berada di mejanya.
"Halo. Lo di mana?"
"Kenapa gak masuk kelas?"
"Gak usah aneh-aneh, buruan masuk. Jangan lupa makan siang."
Galang menutup telponnya dan kembali fokus pada laptopnya.
Sepertinya suasana hati Luca sedang tidak baik.
Apa ada yg membuatnya kesal?
Galang mengkhawatirkan Luca, ia jadi susah berkonsentrasi.
Tentu saja perempuan itu akan susah untuk bersosialisasi, apalagi dengan sifatnya yg tertutup dan amarahnya yg bisa naik kapan saja.
"Semoga dia gak papa."
"Apa kak?" Tanya Gerald yg mendengar Galang bergeming.
"Hah? Oh gak papa. Gue lagi nyari solusi."
"Ooh."
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
wiliss
Makin menarikk
2021-11-07
1
Nnzxy
hai kak aku udh mampir,
like+favorit
jangan lupa mampir jg ke novel "SAVIRA" ya
2021-10-11
3
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
sepertinya Galang ada rasa k Luca ya
2021-10-10
3