LUCA
💕💕HAPPY READING💕💕
"Luca kau sudah siap?" Tanya laki-laki paruh baya membawakan kopernya.
Luca hanya mengangguk dengan wajah datar.
"Ini tidak lama sayang. Hanya satu tahun, setelah itu kita akan tinggal bersama." Perempuan itu mengusap rambut Luca dengan lembut.
"Jangan sentuh rambutku." Gadis itu menatap tidak suka pada perempuan di samping ayahnya.
Mereka berjalan menuju pintu rumah. Setelah membunyikan bel beberapa kali, akhirnya pintu itu terbuka.
"Nyonya Helen, tuan Bram. Mari masuk." Perempuan manis berkulit sawo matang dengan sedikit kerut di dahinya.
Sepertinya dia yg mengurus rumah ini.
Pembantu mungkin?
"Hai Bram. Apa kabarmu?" Tanya seorang laki-laki yg berjalan sembari mengenakan jam tangannya.
"Aku masih sangat sehat Gior." Bram memeluk sahabat sekaligus saudara sepupunya.
"Kakak. Come here!" Panggil Gior pada seseorang yg ia panggil kakak.
Tentu saja pasti kakaknya kan.
Ehh apa ini?
Satu
Dua
Tiga
Mereka ada empat?
"Mereka sudah seperti pasukan saja. Atau mungkin boyband haha." Luca tertawa dalam hatinya melihat mereka yg bermunculan satu persatu.
"Luca kenalkan. Dia Gior, Galaxi, Gerald, dan Galang." Bram menunjuk satu satu dari mereka.
"Apa ini acara pencarian jodoh?" Tanya Luca yg merasa ayahnya berlebihan. Mau siapapun mereka, apa pentingnya?
"Luca, jangan begitu sayang. Mereka oom mu, jadi panggil mereka om." Lagi lagi perempuan itu bersikap manis padanya.
"Sudahlah Helen tak apa. Ayo kalian duduk." Ajak Galang.
"Tidak usah Lang, kita harus segera berangkat. Aku takut kita akan ketinggalan pesawat."
"Ohh baiklah Bram hati-hati."
Mereka mengantar Bram dan Helen sampai ke depan pintu.
"Luca. Sini, akan ku bawakan koper mu." Pinta Gerald.
"Gak usah, gue bisa sendiri." Luca menyeret kopernya menuju kamar.
Kamar yg belum ia tau di mana.
"Bibik, anterin gue ke kamar." Luca menoleh ke arah bibik yg sedang mematung.
"Ohh baik noona." Bibik langsung berlari mengejar Luca.
"Lihat!! Ternyata dia memang persis seperti yg Bram ceritakan." Ungkap Gior melihat tingkah ponakannya.
"Sepertinya rumah ini tidak cukup dengan satu kulkas sehingga datang kulkas lainnya." Galaxi tertawa melirik Galang.
"Berisik." Galang menatap tajam ke arah Galaxi.
"Gior. Untuk sementara lo jangan bawa pelacur ke rumah." Gerald memberi peringatan kepada Gior sang legend ular.
"Iya gue ngerti. Tapi si Luca beneran cantik loh, body nya apa lagi. Mukanya jutek tapi tetep manis." Pikiran ular Gior lagi lagi berkelana.
"Shitt. Om bejat lo." Galaxi menimpluk kepala Gior dengan tisu bekas lapnya.
"Galxi, Gerald. Cepat berangkat kerja." Perinfah sang kakak tertua Galang.
"Gue gak ada kuliah, jadi gak usah natap gue gitu." Gior merasa kakaknya Galang sudah menatapnya dengan penuh ancaman.
"Kalian berdua berangkat duluan. Gue mau ke kamar Luca."
Galang pergi menaiki tangga satu persatu dengan langkah tegasnya.
"Omm jangan gangguin aku om." Ledek Gior pada Galang.
Sedangkan kedua saudara lainnya terkekeh.
*Tok tok tok*.
"Hmmmm."
"Ini seragam lo. Besok lo udah harus sekolah. Kalo laper minta bi Jum masakin, gue mau ke kantor."
"Ya." Jawab Luca singkat.
Setelah gomong panjang lebar Galang malah cuman di jawab "YA"
Baru kali ini ada yg lebih irit bicara dari dia.
Ternyata begitu rasanya di cuekin.
"Oke gue berangkat."
Jangan berharap dia menjawabnya. Meliriknya saja ia enggan.
Dasar Luca.
Setelah merasa bosan uring uringan, Luca keluar kamar untuk melihat rumah ini.
Ternyata rumah ini tidak jauh dengan suasana rumahnya. Besar, megah, namun sepi.
Ehhh. Ternyata kamar mereka berjajar di sini.
Ia baru menyadarinya, dan kamarnya terletak paling ujung.
Karena merasa penasaran dengan kamar di sebelahnya, ia berniat masuk ke sana.
*Kreeekk*!!
"Eh gak di kunci?"
Kamar yg di dominasi warna hitam dan gold ini sangat elegan. Dan aromanya sangat Luca sukai.
Ia berjalan ke samping kasur itu dan melihat sebuah foto di atas meja kecil.
"Ooh jadi ini kamar Galang." Bisiknya.
"He'em." Suara itu memecah keheningan.
Dengan santainya, Luca menaruh kembali foto itu dan mencari sumber suaranya.
"Sedang apa?" Tanya Gior yg melihat Luca di kamar Galang.
"Yg lo liat?" Bukan menjawab Luca malah bertanya balik.
"*Gila nih cewek, biasanya di saat seperti ini dia panik, salting atau apalah. Tapi dia malah santai banget padahal ketahuan di kamar kakak gue*."
"Kalo lo mau liat liat, ayok gue temenin."
Luca hanya menatapnya heran.
"Gue tau lo irit kalo ngomong, eh maksudnya gak suka banyak ngomong, jadi gue cuman mau nemenin lo liat rumah ini. Gue gak bakal ganggu lo."
"Oh oke."
Luca berjalan meninggalkan kamar itu.
"Busettt ni anak. Lama-lama bisa darah tinggi gue, cocok benget buat memacu emosi."
**BERIKAN CINTA DAN DUKUNGAN KALIAN BUAT AUTHOR.... TERIMAKAAIH💕**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Mollue D.O
mampir thor~ baca nya sambil nyicil hehe.
btw jangan lupa mampir di karya ku :
‘Aku Tak Mengerti’
budayakan saling support 🤍💗
2023-05-16
0
Rika_Faris
aku suka karakter cewek cuek dan dingin tp ya tetap harus menjaga kesopanan donk, bukannya malah ngomong lo/gue sama orang yg lebih tua apalagi sm om sendiri terus numpang di rumah orang kayak g punya sopan santun, bukannya menyapa malah main nyelonong aja masuk ke dalam rumah
2022-12-07
1
Nunuy
Menarik ..... penasaran sama 4G
2022-10-04
1