Setiap orang terlahir berbeda, tergantung kamu yg menjalaninya.
SELAMAT MEMBACA 🌹🌹
15 menit lagi gue jemput. Galang.
Luca membaca pesan di hp nya.
Ia baru ingat kalo dia akan di jemput.
"Luca, lo mau balik sama gue gak?" Elen menawarkan tumpangan pada Luca.
"Gue di jemput."
"Oke. Hati-hati di jalan ya."
Luca hanya mengangguk tanpa membalas lambaian tangan Elen.
Sembari menunggu Galang, Luca berjalan jalan sebentar menyentuh bunga yg tumbuh di samping pagar sekolahnya.
"Luca kau belum pulang?" Tanya seorang guru mendekatinya.
Luca menoleh ke arah guru itu. Laki-laki dengan Bentuk wajahnya yg bulat, mata yg lebar dan perut yg buncit.
Luca rasa ini adalah basa basi yg paling basi.
Sudah tau ia masih berdiri di sini. Tentu saja ia belum pulang.
"Saya pak Bisma. Saya guru olahraga."
Karena merasa di abaikan, pak Bisma menyentuh tangan Luca yg masih berada di atas kuncup bung di hadapannya.
Kreekk!!!
"Awww!!" Pekik pria itu sembari mengibas ngibaskan tangannya ke udara.
"Kurang ajar kamu, kamu mau matahin tangan saya." Pria itu kesal karena Luca memelintir telunjuknya.
"Gue gak suka di sentuh."
Luca melangkah meninggalkan guru bedebah itu.
Dasar buaya.
Beraninya ia menyentuh tangannya.
Ishh, kemana Galang?
Ini sudah 15 menit tapi dia belum datang.
"Neng, lagi nunggu jemputan ya?" Tanya satpam melihat Luca yang berdiri di sana dari tadi.
Luca hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan pak satpam.
"Duduk di sini dulu atuh neng, di sana panas."
Luca berjalan mendekati pak satpam dan duduk di kursi yg ada di sampingnya.
"Neng udah makan? Ini bapak ada roti, mau?" Tanya pak satpam
Lagi lagi Luca hanya menggeleng.
"Oh ya sudah bapak makan dulu ya."
"Kenapa hanya makam roti? Ini sudah siang." Tanya Luca
"Uang bapak habis neng, gaji jadi satpam mana cukup buat makan enak. Udah habis buat sekolahin anak, apalagi istri sering keluar masuk rumah sakit." Curhat pak satpam.
Ia tau, masih banyak orang yg lebih menderita darinya. Tapi mungkin anak itu masih beruntung.
Iya memiliki pak satpam dan ibunya.
"Neng mau kemana? Katanya nunggu jemputan."
Luca mengabaikan suara pak satpam dan meneruskan langkahnya.
"Buk mi goreng lima, es teh satu. Di bungkus."
"Ohh iya dek, tunggu sebentar ya." Jawab pemilik kantin itu dengan ramah.
Setelah menunggu lama, akhirnya pesanannya selesai.
"Ini dek. Kok beli banyak buat sekeluarga ya?" Tanya pemilik kantin.
"Iya."
Ia membeli lima bungkus.
Kenapa lima? Karena ia tidak tau mereka ada berapa, jadi ia putuskan membeli lima.
"Ini pak. Buat sekeluarga." Luca memberikan semua bungkusan itu pada pak satpam
"Makasih banyak neng, makasih sudah mau membelikan makanan." Ucap pak satpam dengan tulus.
Tiittt tiiit tiit!!!!!!
Terdengar suara klakson mobil yg menyuruhnya untuk segera pergi.
"Saya pulang dulu."
"Sekali lagi makasih neng."
Pak satpam merasa sangat bahagia karen akan membawa pulang makanan untuk keluarganya.
"Kalian telat 10 menit."
"Ya sorry, jalanan macet." Gior menjawab karena dia yg menyetir.
"Gue gak suka jam karet." Ucap Luca lagi.
"Sudah Luca, cepat masuk kita harus segera berangkat."
"Apa kalian semua akan ikut?"
"Tentu saja, kapan lagi kita bisa keluar bersama ini juga atas perintah Galang." Galaxi melirik kakaknya.
"Apa gak sebaiknya gue beli sendiri aja?"
"Gak boleh. Gue gak mau ngelewatin momen langka ini, jarang banget kita bisa pergi pas masih jam kantor." Tolak Galaxi.
"Lo manfaatin gue?"
"Kalo bisa, kenapa nggak?"
"Gior cepat berangkat." Perintah Galang supaya menghentikan perdebatan adik dan keponakannya.
**BERIKAN CINTA DAN DUKUNGAN KALIAN BUAT AUTHOR.
TERIMAKASIH**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
zahra
dia tuh sebenarnya baik sih ya kak. tapi baiknya sama beberapa orang aja
2022-01-17
0
wiliss
Sukaa
2021-11-07
1
Nobel
suka thorrr
2021-10-20
2