Aku adalah ketidak jelasan yg selalu kamu sempurnakan.
HAPPY READING🌹🌹
"Lo ngapain anak orang?" Tanya Gior melihat aksi mengancam Luca tadi.
"Bukan urusan lo, buruan berangkat." Luca memasang sabuk pengamannya.
Mereka melesat menuju kediaman mereka.
Sesampainya mereka di rumah, Luca langsung naik ke kamarnya.
Iya sudah memikirkan hal yg akan ia perbuat pada gadis tadi yg selalu menggangunya.
"Kakak udah pulang?" Gior melihat kedatangan ke tiga kakaknya.
"Mana Luca?" Tanya Galang.
"Di kamarnya. Ada apa sih kak?" Tanya Gior yg belum mengetahui kejadiannya.
Gerald menceritakan tragedi itu, dan membuat Gior paham kenapa tadi Luca mengancam perempuan itu, pasti dia yg bernama Alina.
"Gue mau ke atas dulu." Galang meninggalkan mereka dan pergi kamar Luca.
Luca yg melihat kedatangan Galang hanya menatapnya diam.
Galang menghampiri Luca danmemeluknya, sungguh ia sangat lelah hari ini. Begitu banyak berkas yg harus segera ia selesaikan.
"Lo kenapa?" Luca mendongakkan kepalanya menatap Galang.
"Gue capek." Jawab Galang sembari mempererat pelukannya.
"Kenapa lo bersikap kaya gini ke gue?" Tanya Luca spontan.
"Karena gue suka."
"Jadi kalo Gior nyium gue terus peluk gue juga boleh?" Tanya Luca dengan polosnya.
Galang langsung melepas pelukannya dan menatap Luca dengan tajam,
"Lo mau di peluk Gior?" Galang malah balik bertanya pada Luca.
"Kan lo meluk gue karena suka, jadi kalo Gior juga meluk gue kan gak papa, mungkin dia juga suka."
Galang menyentil jidad Luca dengan keras hingga membuatnya meringis sakit.
"Lo mau mati." Luca merasa kesal sembari memegang dahinya.
Galang hanya tersenyum dan kembali memeluk Luca.
"Lo punya gue, jadi lo gak boleh di sentuh sama siapapun kecuali gue."
Otak Luca berpikir keras berusaha memahami perkataan Galang, lagi lagi Galang mengatakan bahwa ia miliknya.
Mungkin maksud Galang, karena dia keponakannya. Hanya itu kesimpulan yg berada di dalam otak Luca.
Apa jika ketiga omnya melakukan hal ini Luca juga bisa menerimanya?
"Gue laper." Luca melepas pelukan Galang.
"Sana makan duluan, gue mau mandi." Galang mencium pipi Luca dan pergi ke kamarnya.
"Gue bisa beneran gila kalo begini terus." Luca memandang punggung Galang yg meninggalkan kamarnya.
Dia berjalan menuju kamar Gerald di samping kamar Galang.
"Gue mau makan." Luca berdiri di pintu melihat Gerald yg sedang sibuk berkutat dengan laptopnya.
"Luca udah ada bibi di bawah, gue masih harus ngerjain beberapa berkas." Gerald melihat Luca sebentar kemudian kembali sibuk dengan kegiatannya.
Luca pergi dari sana menuju Kamar Galaxi.
Luca menarik earphone di telinga Galaxi."Gue mau makan."
"Sana makan sendiri, gue mau tidur capek."
"Gue mau makan." Luca menarik tangan Galaxi tapi laki laki itu tak sedikitpun beranjak dari sana.
Luca mulai merasa kesal dan pergi ke kamar Gior.
"Gue mau makan."
Tapi lagi lagi ia di abaikan karena Gior sibuk menelfon seseorang bahkan tidak melihatnya sedikitpun.
Luca keluar dari kamar itu, mengambil vas bunga kemudian melemparkannya ke lantai.
Taaarrrrrr!!!!
semua penghuni kamar itu langsung ke luar menatap Luca.
"Luca lo ngapain ngelempar itu." Galang membentak Luca.
"Gue mau makan tapi kalian gak ada yg mau nemenin gue." Luca semakin marah karena di bentak Galang.
Nafasnya kembali memburu membuat dia sendiri merasa sesak.
"Kan udah ada bibi Luca. Dia pasti masakin kamu." Gerald ikut menegur Luca.
"Gue mau kalian nemenin gue." Luca kembali melempar vas bunga ke lantai.
"Lo gila ya, kalo kena tangan lo bisa bahaya." Galaxi menatap Luca dengan menautkan kedua alisnya.
Gior menghampiri Luca."Luca gak usah marah lagi, kita semua bakal nemenin lo makan." Ucap Gior sembari menatap ke tiga kakaknya.
Mau tidak mau mereka semua harus menemani Luca, dari pada dia mengamuk lagi.
"Luca mau makan apa?" Tanya Galang.
"Nasi goreng."
"Kalian mau makan apa?" Tanya Galang pada ketiga adiknya.
"Samain aja kak biar gak ribet." Gerald menjawab mewakili adiknya.
"Bi nasi goreng lima ya." Galang meminta bibi menyiapkan makanan.
"Luca gak baik marah marah kayak tadi. Jangan sampe ngelukain diri lo sendiri." Gerald memberi nasihat pada Luca.
"Tadi kenapa sampai lempar vas bunga?" Tanya Galang.
"Gue di cuekin."
"Emang mereka ngapain." Galang menatap ke tiga adiknya.
"Dia tadi sibuk sama berkas, dia katanya mau tidur, terus dia sibuk telponan sama cewek." Luca menunjuk satu persatu orang orang yg tadi mengabaikannya.
Di antara semua penjelasan Luca, Galang hanya menatap Gior.
"Kenapa gak nemenin Luca?" Tanya Galang.
"Gue gak tau kalo di ke kamar." Jawab Gior sembari menuangkan air.
"Ya lo sibuk sama cewek gimana mau tau kalo gue nyamperin lo."
Gior menendang kaki Luca di bawah meja, kenapa perempuan itu malah memojokkannya.
Luca menatap Gior dengan tajam, ia tidak perduli Gior menendangnya.
"Luca Gerald sibuk karena banyak urusan di kantor yg belum selesai, Galaxi juga pasti capek seharian kerja. Jadi lo gak noleh ganggu mereka kalo lagi sibuk, kecuali Gior. Lo boleh ganggu dia kapan aja."
"Kakak kok gitu sih, pilih kasih banget." Gior memasang tampang memelas nya melihat ketidak adilan yg sedang terjadi pada dirinya.
Luca langsung tertawa melihat tampang Gior yg menurutnya Lucu.
Tanpa menyadari ketiga bersaudara itu sedang terperangah melihatnya, karena ini yg pertama melihat Luca tertawa.
"Padahal lo cantik banget kalo lagi ketawa." Galaxi tiba tiba memecahkan tawa Luca.
Luca langsung terdiam mendengar perkataan Galaxi.
"Lo kenapa ngehancurin pemandangan gue kak." Gior menatap Galaxi.
Galaxi nyengir menampilkan deretan giginya.
"Udah buruan makan." Galang menghentikan pembicaraan mereka.
.
.
.
.
.
.
JANGAN BOSEN SAMA TULISAN AUTHOR YG GAK JELAS INI.. LOVE YOU❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Nobel
menurut gue nih ya, si Luca udah nyaman banget sama mereka.
gue pengen juga punya om gitu.
2021-10-20
2
Supran Tini
kerennn
2021-10-18
2
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
suka deh sama ceritanya beda sama yg lain
2021-10-12
4