Belum sempat Aldo keluar, tiba-tiba tangannya di tarik Amel. Aldo yg terpeleset pun langsung terjatuh di pelukan Amel.
Amel yg memang sudah terlelap ke alam mimpi, tidak menyadarinya. Aldo, segera beranjak dari tidurnya. Namun, lagi-lagi Tangannya kembali di tarik. Kali ini lebih parah. lengannya di jadikan sebagai alas tidur, lalu memeluknya dengan erat. Amel yg mengigau, memanggil mamanya, sambil menangis tersedu-sedu. Tangisannya sangat pilu. Aldo yg awalnya Ingin beranjak, seketika ia urungkan. ia tidak tega mendengar tangisan Amel.
Segera ia memeluk Amel untuk menenangkan nya. Awalnya ia hanya ingin menenangknya. Namun karna tubuhnya yg sudah terasa letih, ia pun ikut terlelap.
Pagi hari.
Saat suara azan subuh berkumandang, Amel terbangun dari tidurnya. Amel merasakan ada sesuatu yg melingkar di pinggangnya. Amel yg penasaran, ia meliriknya dan memastikan siap yg telah memeluknya. Seketika tubuhnya mematung.Ia terkejut."tangan, siapa ini?" Gumamnya dalam hati. Segera Amel memastikan siapa yg berada di sampingnya. Amel pun, berteriak dengan kencang.
"Ahhhh" sambil menendang orang yg disampingnya.
"Aduh," Teriak Aldo sambil mengelus-elus pantatnya yg mencium lantai.
"Kenapa, Bapak tidur disini? Apa yg Bapak lakukan? Jangan bilang Bapak sudah memperkosa saya!" teriak Amel sambil melilitkan selimut di tubuhnya.
"Apa-apaan, kamu. Berani-beraninya menuduh saya! Tanyakan pada diri kamu sendiri, siapa yg menarik tangan saya dan memeluk saya dengan erat!" Teriak Aldo yg mulai tersulut emosi. Ia tidak terima di tuduh yg tidak-tidak.
"Ya, Bapak lah. Masa saya, kan tidak mungkin!" Bela Amel.
"Huh. Percuma bicara dengan orang songong. Gak guna" Ujar Aldo yg mulai malas meladeni Amel.Belum sempat Aldo keluar, tiba-tiba tangannya di tarik kembali oleh Amel. Aldo yg terkejut pun langsung terjatuh di pelukan Amel. ujar Aldo yg mulai malas meladeni Amel.
"Bapak, mau kemana? Pokoknya saya gak mau tahu. Bapak harus tanggung jawab!" Ujar Amel yg emosinya sudah di atas ubun-ubun.
"Dasar, perempuan aneh. Lihat lah, pakaian mu. Jika saya susah melakukan hal yg tidak-tidak, mengapa pakaian mu masih melekat di sana. Lihat dengan teliti, tak ada satu helai pun yg berkurang.Semua masih melekat di sana." Ujar Aldo yg mulai tidak bisa mengontrol emosinya.
Amel segera memastikan kebenaranya. Di lihatnya dengan teliti, semua yg ia gunakan.. Benar saja, tak ada satu pun yg berkurang. Amel malu dengan dirinya sendiri yg sudah menuduh bos kutupnya itu yg tidak-tidak.
"Apa, kamu sudah memeriksanya? Jika kamu masih ingin menuntut pertanggung jawaban dari saya. Mari, kita mulai. Baru saya.akan menikahimu!" Dengan nada sedikit di tekan.
"Dasar, bos mesum. Jangan harap kamu bisa melakukan itu!" Teriaknya sambil berlari.
"Mau Kemana kamu? Bukanya tadi kamu minta saya tanggung jawab" Teriak Aldo sambil menahan senyum
"Dasar, bocah labil. Baru segitu aja, sudah kabur" gumamnya lirih.
Aldo, langsung bergegas keluar. Ia segera membersihkan diri. Berbeda dengan Amel, ia malu dan sedikit kesal. Bisa-bisanya dia mengigau memanggil nama ibunya yg entah dia pun tak tau dimana tempat tinggalnya. Padahal, ia tidak tau seperti apa wajah ibunya. Namun tak bisa di pungkiri. Ia sudah sangat sering mengigau seperti itu.
Kini ia bertanya pada dirinya sendiri. Siapa sebenarnya dirinya, mengapa sampai detik ini, tak ada satu pun sanak saudaranya yg mencarinya. Apa mungkin orang tuanya tak menginginkanya? Atau memang ia hidup sebatang kara? Entah lah, ia tak mau ambil pusing. Baginya tak ada yg terpenting selain kakek dan neneknya. Sebab mereka lah Amel masih hidup dan bisa bertahan sampai detik ini.
Jam 07:30. Mereka sudah siap kembali ke Jakarta. Amel yg mengunakan celana jeans dan mengunakan kaos putih polos,di pandu dengan jaket kulit warna hitam, nampak cantik dan mempesona. Kali ini ia tidak mau mengunakan pakaian yg terbuka. Ia takut, jika bosnya itu akan melakukan sesuatu kepadanya. Alhasil ia memilih mengunakan pakaian yg tertutup.
Namun pikirannya salah. Walau ia mengunakan pakaian seperti itu,Amel tetap nampak cantik dan rupawan. Kini Aldo semakin terpesona. Aldo semakin yakin, jika gadis itu adalah Mesi kekasihnya.
Kini mereka sudah berada dalam perjalanan Menuju Jakarta. Namun sebelum pulang, Aldo berhenti sebentar, di sebuah pantai yg ada di Bandung. Amel sedikit binggung, kenapa bosnya itu bukanya pulang malah, berhenti disini. Dalam hati Amel bertanya pada dirinya sendiri"Apa yg sebenarnya dia cari? Jangan-jangan, bos kutubnya itu sedang merencanakan sesuatu? Awas saja kalau berani, saya akan menendang,barang berharganya!" gumamnya dalam hati.
Aldo yg melihat Amel kebingungan, ia memilih acuh dan membiarkannya. Aldo pun berjalan menyusuri pantai, ia mengenang masa-masa indah bersama Mesi 3 tahun yg lalu. Aldo,terus saja menyusuri pesisir pantai hingga tubuhnya mulai menjauh. Amel, tak mau menghiraukannya. Ia memilih duduk santai sambil menikmati alunan musik. Cukup lama Amel menunggu hingga ia merasa bosan.
Amel pun keluar dari mobil dan duduk di tepi pantai. Hatinya sangat riang. Hingga bayangan dua orang gadis seusianya sedang bercanda gurau bersamanya. Bayangan itu semakin lama semakin nyata. Karna terlalu memaksakannya, kepalanya terasa pusing. Amel, berjalan dengan sempoyongan, ia menghampiri sebuah tempat duduk yg tak jauh dari tempatnya berdiri. Segera menyadarkan kepalanya, berharap rasa sakitnya menghilang.
Aldo, terus saja berjalan. Langkah kakinya tak ingin berhenti begitu saja. Hingga tepat dimana kenangan itu berada. Disini, di tepi pantai ini. Di tempat inilah, ia cemburu melihat kedekatan Mesi dengan seseorang, dan dengan tidak tahu malunya. Aldo mengaku-ngaku sebagai kekasih Mesi. Bibirnya tersenyum tipis. Sungguh tak ada kenangan manis, selain kenangan bersama Mesi.
Namun sejenak ia teringat akan sosok Amel. Entah mengapa, kini hatinya merasa resah. Seoalah-olah telah terjadi sesuatu dengan gadis itu. Aldo pun segera membali ke tempat dimna Amel dan mobilnya berada. Benar saja. Ia tidak melihat keberadaan gadis cerewet itu. Matanya terus.mencari ke penjuru arah. Hingga tatapannya berhenti tepat di sebuah bangku yg tak jauh darinya. Seketika pandangannya membulat. Di pandangi nya dengan jelas, apakah gadis tersebut benar Amel atau bukan. Setelah yakin, tangannya mengepal. Matanya tersulut emosi. Segera ia menghampirinya.
"Kurang ajar. Berani-beraninya mereka!" Ujarnya sambil melangkahkan kaki.
Tanpa basa-basi, Aldo segera menghajar kedua pria tersebut yg berniat melecehkan Amel. Dengan sekali hentakan saja, kedua preman tersebut sudah terkapar. Aldo yg.melihat Amel ketakutan segera memeluknya.
"Tenanglah. Kamu sudah Aman" ucapnya lirih di telinga Amel.
"Saya, takut" ucapnya, sambil mengeratkan pelukannya.
"Syut, tenanglah. Ada saya, yg akan melindungimu. Maafkan saya" ujarnya lembut sambil melepaskan pelukannya.
"Ayo kita pulang. Perjalanan kita masih panjang" ujarnya lirih sambil mengandeng Tangan Amel dengan lembut. Mereka pun berjalan beriringan. Entah mengapa, setiap mendapat perlakuan manis dari bosnya itu hatinya terasa nyaman.
Maaf, lama up😊😊😊
Terimakasih yg sudah sabar menunggu
Jangan lupa like komennya ya biar author semangat 😁😁😁😁
Apa lagi kalau beri vote dan hadiah tambah semangat up nya😋😋😋😋
Terimakasih yg sudah mampir semoga menghibur🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Lilis 25
makin penasaran thor, lanjut😊😊😊
2021-10-11
1