Mereka. berdua saling berjabat tangan. Rangga terpesona melihat wajah Amel kali ini. Tatapan matanya tak mau berpaling dari wajah Amel. Tika yg melihat tingkah aneh abangnya langsung menepuk punggung Rangga. Seketika Rangga terkejut dan wajahnya berubah merah. Ia malau karena ketahuan sedang memandang kagum wajah seorang wanita di depan adiknya.Walau penampilan Amel cupu, namun aura kecantikannya selalu terpancar dari wajahnya.
"Ehem, ayok Mel. Kita ke kamar istirahat sebentar. Baru nanti kita makan. Soalnya aku capek banget" ajak Tika sambil menarik lengan Amelia dan berlalu meninggalkan Rangga, yg masih terpukau. Rangga pun terus memandang punggung Amel, yg mulai menjauh.
Sesampainya di kamar Amel semakin terpesona. Benar-benar kamar yg sangat besar dan mewah. Ini pertama kalinya ia melihat kamar sebesar ini. Bahkan kamar Tika pun tidak sebesar ini.
Tika yg melihat tingkah Amel hanya tersenyum. Ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan mata. Amel yg melihat sahabatnya sudah tertidur ia langsung menghampirinya dan ikut berbaring di sampingnya.
Cukup lama ia beristirahat. Hinga terdengar suara ketukan dari balik pintu. Amel yg mendengar langsung terbangun dan berjalan menuju pintu tersebut. Terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum. Ya orang tersebut ialah mbok Jum. Asisten rumah tangga Rangga.
"Permisi, non. Tuan menunggu non Amel dan non Tika untuk makan malam" ucap mbok Jum ramah.
"Oo, iya mbok. Sebentar lagi kita ke sana" jawab Amelia dengan senyum manis
"Kalau begitu, mbok permisi kebawah dulu non" pamit mbok jum dan berlalu meninggalkan Amel.
Amel hanya menganggukkan kepalanya. Setelah kepergian mbok Jum, Amel langsung menghampiri Tika dan membangunkannya. Setelah itu mereka membersihkan diri. Setelah selesai baru lah ia menghampiri Rangga.
Sesampainya di meja makan Amel kembali di buat kagum. Ia melihat telah banyak makanan tersaji di sana. Makanan yg amat lezat. Bahkan Amel belum pernah melihatnya, apa lagi memakannya. Tiba-tiba ia teringat akan keberadaan kakek dan neneknya. "Bagaimana keadaan mereka saat ini? Apa mereka sudah makan?" gumamnya dalam hati. Tanpa tersadar air mantannya kembali menetes. Rangga yg melihat pun terkejut dan langsung menghampiri nya.
"Kamu, kenapa Mel?" tanyanya dengan panik.
"Eh, maaf. Saya tidak papa kak. Hanya kelilipan" kilah Amel.
"ooo, gitu. Ya sudah mari kita makan " ajaknya sambil berlalu meninggal kan Amel.
Mereka pun makan dalam diam hanya terdengar dentingan sendok yg sesekali beradu.
Setelah makan Rangga mulai membuka suara.
"Bagaimana,Mel? Jadi kamu berkerja di kantor tempat saya berkerja?" Tanyanya memastikan.
"Jadi dong, kak. Kapan kira-kira saya bisa masuk?" Tanya Amel memastikan.
"Lusa, Mel. lagian kamu juga masih capek. Istirahat dulu. Lusa baru kamu bisa mulai berkerja " jelas Rangga memberi saran.
"Oke, kak. Buat lamarannya bagaimana kak? Kan aku gak punya ijazah!" jelas tika yg mulai khawatir jika di tolak.
"Tenang lah itu biar jadi urusan saya. Kamu tidak usah khawatir" jelas Rangga sambil menatap ke arah Amel.
"Terimakasih, kak. Saya tidak tahu jika tidak bertemu kalian. Entah apa yg harus saya lakukan untuk membalas kebaikan kalian." ucapnya dengan tulus.
"Ah, kamu Mel. Kayak sama siapa aja." jelas Tika sambil tersenyum dan menepuk bahu Amel.
"Awwww, sakit tau Tik" ucapnya sambil mengusap-usap bahunya.
"Bodi amat." ujarnya sambil menjulurkan lidahnya.. Rangga pun hanya tersenyum melihat tingkah mereka Amel.
O,iya Tik. Besok antar saya cari kost yg dekat sama kantor ya. Please" pinta Amel dengan memasang pipi emesnya.
"Lho, kenapa harus cari tempat tinggal? Kenapa gak tinggal di sini aja?" Tanya Rangga to the point'.
"Bener tu, Mel. Kenapa gak tinggal di sini aja?kan lebih irit. Bisa bareng kak Rangga tiap hari" jelas Tika panjang lebar.
"Maaf, kak, Tik. Bukanya maksud menolak kebaikan kak Rangga dan kamu Tika. Tapi Amel mau mandiri kak. Sudah cukup Amel merepotkan kalian." Jelas Amel panjang lebar.
"Tapi, Mel....." Belum selesai Tika berbicara sudah di putus oleh Rangga.
"Ya, sudah. Kalau itu keputusanmu. Jangan pernah sungkan. Jika ada apa-apa hubungi kami." Sambil menatap kedua bola mata Amel.
"Terimakasih kak. Kalau begitu saya pamit istirahat dulu" pintanya
Dan hanya di anggukan oleh Mereka berdua. Sengaja Amel beristirahat terlebih dahulu. Ia tidak mau mengganggu waktu mereka berdua.
Pagi hari
Amel, Tika dan Rangga sudah berada di meja makan. Setelah sarapan rencana Amel dan Tika akan mencari tempat kost yg murah dan tidak terlalu jauh dari tempatnya berkerja. Seperti biasa tidak ada yg bersuara saat sedang menyantap makanan. Hening hanya dentingan sendok yg sesekali beradu. Setelah selesai mereka langsung pergi menuju kantor Rangga.
Setelah 45, akhirnya mobil yg mereka tumpangi sampai juga di kantor Rangga. Mereka pun turun dan mengikuti kemana langkah kaki Rangga berada.
Saat memasuki kantor. Semua orang memandang heran. Pasalnya baru pertama kali Rangga membawa seorang wanita. Namun yg membuat pusat perhatian, ialah Amel. Pasalnya ia berpenampilan sangat tidak modis. Ah , bukan tidak modis lagi. Ia bisa di katakan culun, kutu buku. Sangat tidak cocok berada di samping Rangga. Sangat berbeda 180 derajat.
Amel yg di perhatikan seperti itu hanya cuek. Ia tidak perduli. Yg terpenting ia bisa berkerja disana. Baginya pekerjaan lebih penting dari apapun.
Setelah masuk ke ruangan HRD. Tiba-tiba perutnya terasa melilit. Amel pun Segeran menanyakan kepada Rangga dimana letak kamar mandinya. Awalnya Tika ingin mengantarnya, namun amel menolaknya. Ia meminta Tika menunggunya di loby. Tika pun menuruti kemauan Amel. ia memilih menunggu Amel sesuai keinginannya. Setelah mengetahuinya Amel langsung berjalan terburu-buru sebab perutnya sudah bergejolak. Karena terburu-buru, ia tidak sengaja menabrak seseorang.
"Bukkk, Awww" teriak Amel yg kesakitan.
"Kamu, tidak punya mata?" Bentak nya dengan kencang.
"Maaf, saya tidak sengaja" sambil mendongakkan wajahnya. Tatapan mereka mulai beradu. Awalnya pria itu sangat kesal. Namun saat menatap dua bola mata itu, tiba-tiba dadanya berdetak lebih kencang. "Siapa dia?" gumamnya dalam hati. Sedetik kemudian pria itu kembali menetralkan raut wajahnya dan kembali datar.
Tanpa menjawab, pria tersebut langsung pergi meninggalkannya. Amel sangat kesal. "Dasar, sombong" gumamnya dalam hati. Karena perutnya yg mulai bergejolak lagi, ia berlari menuju toilet. Cukup lama mereka berdua menunggunya di sana. Tika pun mulai khawatir. Ia pun hendak menghampiri Amel. Belum sempat ia melangkah Amel sudah menghampiri mereka.
Maaf lama up nya🙏🙏🙏
terimakasih yg sudah sabar menunggu
Jangan lupa like komennya ya biar author semangat 😁😁😁😁
Apa lagi kalau beri vote dan hadiah tambah semangat up nya😋😋😋😋
Terimakasih yg sudah mampir semoga menghibur🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Itu Aldo kan,,??
2023-05-29
0
Kinan Rosa
ku kira Rangga yang akan jadi CEO nya eh ternyata masih ada lagi
2023-05-28
0
Ade Setyoko
mulai seru ceritanya lanjut thor
2021-11-04
0