Bab 4

Pagi hari

Setelah melakukan rutinitas seperti biasanya dan menyelesaikan tugas-tugasnya, Amelia langsung menemui sahabatnya Tika. Berharap semoga ia mendapatkan jalan keluar dari masalahnya.

Amelia berjalan tergesah-gesah. Rumah Tika memang lumayan jauh dari tempat tinggalnya. Sehingga perlu memakan waktu beberapa menit untuk sampai di sana.

Setelah lumayan jauh ia berjalan, akhirnya ia sampai juga di kediaman Tika. Rumah yg lumayan luas dan besar. Pekarangan yg sangat indah. Jika di bandingkan dengan rumahnya sungguh sangat jauh berbeda. Amelia langsung berjalan menuju pintu Rumah Tika.

"Assalamualaikum" ucapnya sambil mengetuk pintu rumahnya.

"Wa'alaikumsalam" jawab seseorang dari dalam.

"Eh, Amel. Cari Tika ya? Tunggu ya ibu panggilkan dulu. Kamu duduk dulu" jawab ibu Tika sambil tersenyum ramah.

Amel hanya mengangguk-angguk kepala. Ia pun duduk di kursi sambil menikmati pemandangan yg ada di sana. lama kelamaan ia pun terhanyut dalam suasana ia teringat akan perlakuan pak eko kepada nenek dan kakeknya tangganya mengepal. Tanpa sadar air matanya kembali terjatuh. "Andai aku punya banyak uang. Tidak akan aku biarkan satu orang pun menyentuh, apa lagi menyakiti kakek dan nenekku. Namun apa lah daya, ini semua sudah takdir dari Allah. Aku haris kuat menjalaninya" gumamnya dalam hati.

Tika yg baru saja datang heran melihat tingkah laku Amelia kali ini. Dalam hati ia bertanya-tanya. "Ada apa dengan Amel, tidak biasanya ia seperti itu?" gumamnya dalam hati. Tika langsung menghampiri amelia

"Hay, Mel. Kenapa kamu melamun?" ujar Tika sambil menepuk punggungnya.

"Astagfirullah, kamu Tika ngagetin aja " ucap Amelia yg terkejut sambil mengelus dadanya.

"Ye, itu si salah kamu. Dari tadi aku di sini tau. Kamu saja yg ke asikan melamun sampai gk sadar" jawab Tika yg tidak mau disalahkan. Sementara Amel hanya diam. Ia masih bingung apa tindakan yg harus ia lakukan.

"Eh, malah bengong. Ada apa sebenarnya? Coba cerita. Siapa tau aku bisa bantu." ujar Tika meyakinkan amel. Terlihat sejenak Amelia berpikir. Ia menimbang-nimbang apakah ia akan menceritakannya atau tidak. Setelah yakin dengan keputusannya, baru Amel membuka suara.

"Sebenarnya, " ucapnya terpotong.

"Sebenarnya apa mel? Coba ceritain ke aku. Siapa tau aku bisa bantu" Ucap Tika sambil menatap kedua bola mata Amel meminta penjelasan.

Akhirnya Amel menceritakan semuanya. Tika tak memotong sedikit pun ucapan Amel hingga selesai. Setelah mendengar semua cerita Amel, baru ia membuka suara.

"Menurut aku si Mel, tidak ada pilihan lain selai kamu harus menjadi istri ke 4 pak Eko. Sebab mustahil kamu bisa mendapatkan uang 20 juta dalam waktu satu bulan" jelas Tika panjang lebar.

"Tapi, Tik. Aku gak mau menyerah semudah itu. Aku masih mau berusaha, walau keberhasilan hanya tinggal 15 persen. Tapi setidaknya aku sempat berjuang jika usaha ku tidak sesuai dengan yg aku inginkan" jelas Amel panjang lebar.

"Baiklah. Terus apa keinginan kamu selanjutnya?" Tanya Tika memastikan

"Carikan aku pekerjaan Tik. Kerja apa saja yg penting halal. Setidaknya walau tidak bisa melunasi hutang itu, aku bisa memberikan gajih terakhirku untuk mereka." Pinta Amel sungguh-sungguh.

"Baiklah. Kebetulan di perusahaan tempat abang aku berkerja ada lowongan. Tapi Mel," ucapnya terpotong.

"Tapi apa Tik? Jangan membuat aku penasaran" jawab Amelia yg tak sabar.

"Pekerjaan itu bukan berkerja di kantor, melainkan menjadi cleaning service di sana. Apa kamu mau berkerja seperti itu?" ujar Tika lembut. Ia takut sahabatnya akar tersinggung dengan ucapan ya.

"Apa pun pekerjaannya aku mau Tik. Yg penting halal." Jelas Amel lantang.

"Baiklah. Besok kamu bisa berangkat. Untuk masalah gaji kamu tenang saja. Gajih kamu lumayan besar. Jadi kamu tidak perlu khawatir. Besok berangkat lamu aku antar oke!" Jelasnya sambil tersenyum menguatkan hati sahabatnya.

"Terimakasih,Tik. Aku bersyukur memiliki sahabat sepertimu." ucapnya girang sambil memeluk Tika.

"Lepasin gak? Kamu mau buat aku mati berdiri ya?" Ujar Tika yg merasa dadanya sesak.

"Hehehe, maaf." ucapnya sambil nyegir menampakan deretan gigi putihnya.

"Dasar kebiasaan." sambil menjitak kepala Amel.

"Aduh, sakit tau. Ya sudah aku pamit pulang dulu. Sampai bertemu besok pagi" ucap Amel girang sambil berlalu meninggal kan Tika.

Sepanjang perjalanan Amelia tak henti tersenyum. Ia cukup puas dengan hasil yg ia dapatkan hari ini. Walau pada ujungnya ia tetap harus menikah dengan rentenir tua itu. Tapi setidaknya ia bisa memberikan bekal untuk kakek dan neneknya.

Maaf lama up nya🙏🙏🙏

terimakasih yg sudah sabar menunggu

Jangan lupa like komennya ya biar author semangat 😁😁😁😁

Apa lagi kalau beri vote dan hadiah tambah semangat up nya😋😋😋😋

Terimakasih yg sudah mampir semoga menghibur🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Nurul Istiqomah

Nurul Istiqomah

lanjutt...

2021-09-29

1

Santai Dyah

Santai Dyah

lnjut kk

2021-09-28

1

Surady Ady

Surady Ady

semangat Thor☺️☺️☺️☺️

2021-09-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!