Bab 7

Tanpa menjawab, pria tersebut langsung pergi meninggalkannya. Amel sangat kesal. "Dasar, sombong" gumamnya dalam hati. Karena perutnya yg mulai bergejolak lagi, ia berlari menuju toilet. Cukup lama mereka berdua menunggunya di sana. Tika pun mulai khawatir. Ia pun hendak menghampiri Amel. Belum sempat ia melangkah Amel sudah menghampiri mereka.

"Is, kamu lama banget si Mel. Aku sampai khawatir tau" gerutu Tika.

"Iya, maaf. Tadi ada insiden tak terduga" jawab Amel sambil tersenyum.

"Emang, apa Mel? Jangan buat penasaran!" tanya Tika yg penasaran.

"Udah, nanti aja ceritanya. Ayo kita berangkat?" Ajak Amel. Dan hanya di anggukan oleh Tika.

"Bang, kita pergi dulu ya?" Pamit mereka berdua.

"Iya, kalian hati-hati." ujarnya sambil melambaikan tangan. Dan hanya di anggukan oleh mereka berdua. Setelah itu mereka berdua membalas lambaian tangan Rangga dan berlalu meninggal kan tempat tersebut.

Kali ini mereka hanya berjalan kaki. Karena memang jarak kantor dan kost lumayan dekat. Hanya butuh waktu 5 menit bagi mereka untuk berjala. Setelah mendapatkan tempat kost, Amel langsung Tinggal di sana. Kebetulan barang-barang yg Amel bawa hanya sedikit. Jadi ia tidak perlu bolak-balik mengambil pakaiannya. Sebenarnya Tika sangat keberatan membiarkan Amel tinggal sendirian. Namun apa mau dikata. Ini semua sudah keputusan Amel, Tika tidak bisa memaksanya. Setelah dirasa semua beres, akhirnya Tika berpamitan kepada Amel, sebab ia harus pulang ke desa.

Setelah kepergian Tika, Amel berbaring di atas kasur yg sangat kecil, namun lumayan nyaman. Ya, kasur tersebut memang sudah di siapkan oleh pemilik kost. Entah mengapa, kini pikirannya mulai berkecamuk. Dalam hati iya bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan. Namun di sisi lain, ia juga tidak mau jika harus menikah dengan rentenir tua itu. sejenak Amel memejamkan mata dan berdoa.

"Ya Allah berikan jalan untuk hamba mu ini, ya Allah. Hamba tidak mau jika harus menikah dengan rentenir itu. Namun jika hamba menolaknya, hamba lebih tidak rela lagi melihat orang yg hamba sayang harus menderita. Apa yg harus hamba lakukan ya Allah, beri hamba petunjuk" pintanya, dengan berderai air mata. Terbayang dimana saat pertama Amel di pertemukan oleh mereka. "Saya harus kuat. Apapun yg terjadi saya harus menerimanya. Mungkin ini jalan yg sudah Allah tentukan." Sambil mengusap air matanya. Lama-kelamaan akhirnya Amel pun tertidur pulas.

Tak terasa hari sudah beranjak malam. Amel pun masih terlelap tidur, hingga suara ponselnya membangunkannya. Amel pun Segeran beranjak dan mencari keberadaan benda pipih miliknya itu. Setelah menemukannya, ia langsung menekan tombol hijaunya.

"Halo" Dengan suara khas bangun tidur.

"Gila, kamu Mel. Jam segini masih tidur!" teriak seseorang dari sebarang sana.

"Hem, gak usah teriak-teriak kalik. Aku gak budek" ujar Amel sambil mengusap-usap daun telinganya.

"Hehehe. Ya habis, kamu Mel. Ini sudah jam berapa. Lagian memang perut kamu gak keroncongan apa sudah jam 8 malam masih tidur" tanya Tika penasaran.

"Hehehe, ini baru kerasa." ucapnya sambil cengengesan.

"Is, dasar. Kebiasaan. Ya sudah, buruan cari makan sana, gue gak mau ya loe sakit " omel Tika dari sebrang sana.

"Siap bos. Ya udah aku cari makan dulu." Pamit Amel dan langsung menekan Tombol merah.

Benar saja. Ini sudah larut malam. Mungkin karena kecapekan, jadi ia tidak sadar perutnya sudah keroncongan. Ia pun segera bergegas keluar mencari makanan. Ternyata tak jauh dari tempat kosnya banyak pedagang kaki lima yg mangkal di pinggir jalan. Amel pun bergegas menuju ke salah satu pedagang yg ada disana.

Karena terburu-buru, ia tidak sengaja menabrak seseorang.

"Awww" teriak Amel yg hampir terjatuh. Untung saja orang yg ia tabrak menahan tubuhnya. sehingga ia tidak terjatuh. Karena terkejut Amel pun melingkarkan tangan ya ke leher pria tersebut. Sesaat pandangan mereka beradu. Detak jantung mereka berpacu sangat kacang. Seperti seruling yg saling bersautan. Dua-duanya saling terhanyut dalam pikiran masing-masing. Sementara Amel bingung dengan detak jantungnya. Ia sepertinya pernah merasakan getaran ini. Namun ia tidak dapat mengingatnya.

Sementara Aldo,ia selalu bingung. Mengapa setiap bertemu gadis cupu ini ia selalu teringat oleh kekasih pujaan hatinya itu. Padahal jika di lihat secara fisik ia sungguh jauh berbeda. Namun, tatapan mata itu selalu mengingatkannya akan gadis yg selalu memenuhi hati dan pikirannya. Ya pria yg sudah dua kali tertabrak oleh Amel ialah Aldo Aditiya Sanjaya. Seorang CEO yg dingin dan terkenal kejam. Ia selalu menutup pintu hatinya untuk wanita manapun. Baginya, tidak ada yg bisa menggantikan Mesi di hatinya. Ia juga sangat yakin jika kekasihnya itu masih hidup dan mereka pasti akan di pertemukan kembali. Namun entah mengapa, getaran ini seperti yg ia rasakan 3 tahun lalu.

"Siapa gadis ini sebenarnya?" gumamnya dalam hati.

Amel pun yg mulai tersadar langsung melepaskan tangannya dari leher Aldo. Dan menjauh dari Aldo.

"Maaf" ucap Amel sambil menundukkan wajahnya.

"Loe, kenapa si gue selalu sial setiap bertemu loe? Sebenarnya loe siapa? Lihat penampilan loe. Sungguh memalukan" ucap Aldo dengan nada ketus dan mengejek.

"Perkenalkan, Nama saya Amelia klaresta. Maaf, saya tidak bermaksud membuat anda sial. Dan dengan penampilan saya, saya tidak meminta anda menilai saya terserah orang menilai saya seperti apa. Yg jelas saya nyaman dengan penampilan saya. Jika ada merasa terganggu, jangan pernah melihat ke arah saya. Sekali lagi saya minta maaf " jelas Amel dan segera berlalu meninggal kan Aldo.

Aldo terkejut, melihat Tingkah gadis itu. Baru pertama kali ada seorang gadis yg tidak terpesona melihat ketampanannya. Padahal, wanita mana pun akan tergila-gila kepadanya. Bagaimana tidak. Badan ya yg kekar, wajahnya yg tampan, hidung yg mancung, kulit putih, tinggi175, mata sipit, dan yg paling penting kaya. Mana ada wanita yg mampu menolak pesonanya. Tapi ini sungguh berbeda gadis culun itu tidak sama sekali terpesona kepadanya. Tanpa ia sadari bibirnya melengkung tipis.

Disisi lain Amel sangat kesal. Ini kedua kalinya ia bertemu dengan pria itu. Sifatnya yg sombong dan angkuh lah yg membuat Amel kesal. "Kenapa coba gue harus bertemu dengan pria nyebelin itu. Lagian siapa dia, berani-beraninya menghina aku. Lihat saja kamu pasti akan terpesona.jika sudah melihat wajah asli ku" gerutunya sepanjang jalan. Ia pun masih tengelam dalam pikirannya. Jujur saja, sebenarnya pria itu sangat tampan. Tapi sombongnya minta ampun, ia berharap semoga tidak di pertemukan lagi dengan pria arogan itu lagi.

Maaf lama up nya🙏🙏🙏

terimakasih yg sudah sabar menunggu

Jangan lupa like komennya ya biar author semangat 😁😁😁😁

Apa lagi kalau beri vote dan hadiah tambah semangat up nya😋😋😋😋

Terimakasih yg sudah mampir semoga menghibur🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Kinan Rosa

Kinan Rosa

wah pasti Aldo mantan dari Amel di masa lalu

2023-05-28

0

Santai Dyah

Santai Dyah

like

2021-10-03

1

Lilis 25

Lilis 25

lanjut kk

2021-10-01

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!