Istri Tercinta Tuan Muda
Happy Reading....
"Kak, bangun Mama dan Papa sudah nunggu kakak dari tadi. ini sudah siang," kata seorang laki-laki berusia 17 tahun menarik selimut yang masih membungkus tubuh Kakak perempuannya itu.
"Kai suruh mereka sarapan duluan saja Kakak masih ngantuk banget," kata Kania kepada adiknya yang dipanggil Kai itu sambil berusaha menaikan kembali selimutnya dengan mata yang masih tertutup.
"Nggak bisa Kak, mereka pasti masih nungguin Kakak. Sekarang ayo bangun," kata Kai memarik paksa selimut Kania.
"Padahal Kakak baru tidur tadi subuh, baru juga beberapa jam tidurnya masih ngantuk banget," gerutu Kania akhirnya bangun dengan malas dari ranjangnya.
"Lagian Kakak ngapain bergadang kayak yang gak ada hari esok lagi aja," jawab adik laki-lakinya sambil berjalan keluar dari kamar itu.
Wanita yang tidak lain adalah Kania Putri Gaharu, anak pertama dari pasangan Kean Putra Gaharu dan Kirania Nerissa Gaharu itu pun berjalan dengan malas ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum ikut bergabung bersama keluarganya.
Kania membersihkan diri dengan cepat dan memakai pakaiannya, setelah itu dia bergegas keluar dari kamar dan turun ke lantai satu di rumahnya itu untuk langsung menuju ke ruang makan.
"Pagi Ma, Pa, Kai," sapa Kania santai saat mendudukkan dirinya di kursi yang biasa didudukinya.
"Pagi juga, Kania kenapa kamu telat bangunnya?" tanya Kiran menatap anak perempuannya.
"Kania baru tidur beberapa jam Ma, Kania tidur saat subuh tadi," jawab Kania langsung mengambil makanan untuk sarapannya.
"Kenapa kamu bergadang? Papa 'kan sudah bilang jangan keseringan bergadang itu tidak baik untuk kesehatanmu." Kean ikut membuka suaranya menimpali pembicaraan antara anak dan istrinya.
"Papa lupa kemarin memberikan tugas apa untuk Kania?" Kania memutar matanya karena dia harus bergadang juga karena Papanya itu memberikan pekerjaan kantor yang lumayan banyak.
"Kamu 'kan bisa mengerjakannya saat siang," sanggah Kean yang tidak mau disalahkan.
Apalagi melihat tatapan mata Kiran padanya saat mendengar dia memberikan banyak pekerjaan pada anak perempuannya itu.
Ditambah Kania tidak pernah main-main kemanapun karena sesuai perkataan Kean saat Kania sempat hilang, disaat dia masih kecil dulu. Akhirnya Kean benar-benar melarang Kania pergi kemanapun selain sekolah hingga waktu Kania hanya digunakan untuk belajar dan belajar.
"Kania gak suka menunda-nunda pekerjaan," jawab Kania santai sambil memakan sarapannya.
Kean dan Kiran pun tidak melanjutkan pembicaraan kepada anak pertamanya itu dan melanjutkan makan sarapannya.
"Kamu sudah putuskan mau melanjutkan kuliahmu di mana Kai?" Kean beralih bertanya pada anak laki-lakinya yang sebentar lagi akan lulus sekolah menengah atas itu.
"Kai mau melanjutkan kuliah di negara ini saja," jawab Kai anak bungsu Kean dan Kirania.
Kaindra Putra Gaharu remaja yang memiliki wajah tampan dan berkulit putih bersih, tinggi badan 180cm hanya beda sedikit dengan sang papa, wajahnya sebelas dua belas dengan papanya hanya rambutnya saja yang seperti mamanya yaitu hitam.
"Kenapa? bukankah Papa sudah memberikanmu kebebasan untuk kuliah di luar negeri?" tanya Kean mengerutkan keningnya.
"Papa bukan memberikan kebebasan. tapi, Papa pasti akan tetap membatasi ruang gerak Kai meskipun Kai kuliah di luar negeri jadi lebih baik Kai kuliah di sini saja untuk S1 dan S2-nya sama seperti Kakak. Kai ngambil perkuliahan berbasis online dan hanya ke kampus di waktu-waktu tertentu saja dengan begitu Kai bisa membantu Papa dan Kakak juga di kantor," jawab Kai yang sudah tahu Papanya tidak akan melepaskannya dan membebaskannya begitu saja.
Nasib Kai tidak beda jauh dari Kania dia juga sama-sama tidak dibebaskan untuk bergaul dengan sembarangan orang oleh papanya itu hanya saja jika ke Kai, Kean masih memberikan ruang gerak seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai keinginan Kai dan hanya mengawalnya dari jauh saja.
Posesif memang. tapi, Kean melakukan semua itu karena takut terjadi hal yang berbahaya untuk anak-anaknya atau anak-anaknya terlibat dengan pergaulan yang akan merugikan diri mereka sendiri, itu semua adalah bentuk kasih sayang Kean terhadap anak-anaknya itu.
"Baiklah jika itu keputusanmu," jawab Kean menganggukkan kepalanya.
Sementara Kirania hanya menjadi pendengar untuk obrolan ayah dan anak itu. begitu pun dengan Kania. Setelah itu mereka kembali melanjutkan sarapannya hingga selesai.
"Kania apa kamu akan tidur lagi setelah ini?" tanya Kean pada Kania yang sudah bangun dari kursinya.
"Iya Pa, kenapa gitu?" tanya Kania kembali mendudukkan dirinya di kursi karena melihat wajah papanya yang serius.
"Papa akan mengenalkan kamu kepada seorang pria," jawab Kean menatap Kania dengan serius.
"Apa Kania harus menyetujuinya Pa?" tanya Kania sambil menghembuskan napasnya.
"Kamu hanya perlu mengenalnya saja terlebih dahulu, Papa tidak akan memaksa kamu untuk langsung setuju, sekarang kamu sudah berusia 25 tahun sudah waktunya kamu untuk mencoba mengenal seorang pria," kata Kean dengan tatapan serius.
"Kania bisa menolaknya jika Kania tidak menyukainya 'kan Pa? Papa tidak berniat untuk memaksa Kania menikah dengan pria yang tidak Kania sukai 'kan," kata Kania pada Kean.
"Apa kamu pikir Papa akan melakukan hal itu padamu? tentu saja tidak, kamu bisa menolaknya jika kamu tidak menyukainya dan Papa akan mencarikan lagi pria lain untukmu," jawab Kean.
"Baiklah kalau gitu Papa atur saja kapan pertemuannya Kania pasti akan datang," jawab Kania menyetujui permintaan Papanya.
"Baiklah nanti Papa akan menghubunginya agar menentukan waktu yang pas untuk kalian bertemu," kata Kean.
"Tapi dia masih muda 'kan Pa? Bukan pria yang sudah tua seumuran Papa?" tanya Kania menatap Papanya dengan serius.
"Apa maksud kamu berbicara seperti itu? maksud kamu Papa sudah tua apa?" tanya Kean kesal.
Dia paling tidak suka jika anak-anaknya menyebutnya sudah tua padahal memang kenyataannya dia sudah tua hanya saja badannya yang masih sehat dan segar jadi tidak terlalu kentara jika dia sudah tua.
"Bukan gitu Pa, maksudnya Papa tidak menjodohkan Kania dengan pria yang sudah berumur jauh dari Kania 'kan?" tanya Kania mengoreksi perkataannya dia lupa jika Papanya tidak suka jika membahas umur.
"Dia hanya lebih tua satu tahun darimu, kamu tenang saja Papa tidak akan mungkin menjodohkanmu dengan pria yang tidak sesuai denganmu," jawab Kean.
"Baiklah Papa atur saja semuanya. Apa sekarang Kania bisa pergi ke kamar Kania untuk tidur lagi Pa?" tanya Kania yang ingin tidur kembali.
"Ya sudah kamu tidurlah lagi, apa pekerjaannya sudah kamu kirimkan ke Papa?"
"Sudah. Papa cek saja email Papa," jawab Kania sambil melangkah pergi dari ruang makan menuju ke kamarnya.
Setelah Kania menghilang, Kai langsung menatap Mama dan Papanya dengan serius.
"Papa dan Mama benar-benar mau jodohin Kakak?" tanya Kai dengan serius.
"Iya," jawab Kean yakin sedangkan Kiran hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Bagaimana kalau Kakak tidak bahagia jika dia menikah dengan pria yang tidak dicintainya?" Kai mengkhawatirkan Kakaknya itu.
"Itu sebabnya Papa meminta kakak kamu untuk mengenal prianya dulu Papa tidak akan memaksanya, keputusan akhir tetap ada di tangan kakakmu jika dia suka dengan pria itu dan mau melanjutkannya, maka Papa akan melanjutkannya ke jenjang pernikahan tapi jika kakakmu tidak setuju maka Papa tidak akan memaksanya," jawab Kean apa adanya.
Kai akhirnya mengerti dan menganggukkan kepalanya dia yakin Papanya tidak akan melakukan hal yang akan menyakiti kakaknya itu.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Esa Aurelia
Semangat kak..
2021-10-22
1
Bunda Saputri
Nyimak dulu
2021-10-15
0
Sutiah
nyimaak 😊
2021-10-06
2