Happy Reading....
Waktu sudah semakin malam, Ray masih setia menunggu di tempatnya semula hingga pesta selesai dia melihat Zani sudah pergi bersama dengan teman dekatnya diikuti oleh Ras.
Ray kemudian menemui Kania dan Kai yang masih duduk di sofa dekat pagar pembatas rooftop.
"Kamu sebaiknya nginep saja di sini, karena ini sudah terlalu malam untuk pulang," kata Ray kepada Kania.
"Baiklah," jawab Kania karena setelah melihat jam di tangannya ternyata sudah tengah malam.
"Ayo aku antarkan kalian ke kamar kalian," kata Ray.
"Aku sama Kakak satu kamar aja," kata Kai.
"Baiklah ayo," jawab Ray setelah itu dia berjalan lebih dulu diikuti oleh Kai dan Kania.
Mereka memasuki lift untuk menuju ke lantai tempat kamar mereka berada. setelah lift berhenti mereka keluar dengan saling beriringan sampai Ray berhenti di depan pintu sebuah kamar.
"Ini kamar kalian, di dalam ada dua ranjang dan nanti akan ada pegawai hotel ini yang mengantarkan baju untuk kalian," jelas Ray kepada Kania dan Kai sambil membuka pintu kamar mereka.
"Makasih Ray," kata Kania tersenyum.
"Iya sama-sama, kamar aku di sebelah sini dan tempat keluargaku di ujung sana pintu yang terlihat lebih besar itu, itu adalah tempat keluargaku istirahat," jelas Ray lagi menunjuk kamarnya dan tempat keluarganya.
"Kenapa kamu gak di sana bareng keluargamu?" tanya Kania.
"Aku sengaja tidur di sampingmu biar kalau ada apa-apa kamu bias langsung memanggilku," kata Ray terkekeh.
"Emang apa yang bakal terjadi sih Ray aku yakin Hotel ini aman," kata Kania ikut terkekeh.
"Hanya untuk berjaga-jaga, kamu masuklah istirahat dan ini kunci kamar kamu. jangan buka pintu sembarangan," kata Ray menyerahkan kuncinya pada Kania.
"Iya, selamat malam Ray," kata Kania tersenyum saat menerima kunci dari Ray.
"Selamat malam juga dan selamat beristirahat," jawab Ray ikut tersenyum dan mengusap kepala Kania.
Kania menganggukkan kepalanya dan masuk ke kamarnya mengikuti Kai yang sudah lebih dulu masuk dan duduk di sofa. begitupun dengan Ray dia juga masuk ke kamarnya.
Setelah menunggu beberapa saat pegawai yang Ray katakan tadi datang membawakan baju tidur untuk Kania dan Kai. karena awalnya Kania tidak berniat untuk menginap di sana jadi dia tidak membawa baju ganti.
Kania dan Kai bergantian membersihkan dirinya di kamar mandi setelah itu mereka merebahkan tubuhnya di ranjang masing-masing yang ada di kamar itu. ranjang yang lumayan besar dengan satu ranjangnya berukuran pas untuk dua orang.
"Kai tidurlah dan simpan ponselmu jangan terus memainkan ponselmu, ini sudah malam," kata Kania kepada Kai yang akan mengambil ponselnya.
"Iya, iya, Kakak juga tidurlah awas ya jangan keluar dari kamar ini apalagi sampai ke kamar Kak Ray," peringat Rai yang nurut dia menyimpan kembali ponselnya ke atas nakas yang berada di tengah ranjangnya dan Kania.
"Siapa juga yang akan keluar dari kamar ini apalagi sampai ke kamar Ray, emang kamu pikir Kakak wanita apaan hah!" ketus Kania dia kemudian menaikan selimut yang berada di kakinya sampai ke lehernya.
Kai pun mengikuti apa yang Kania lakukan dia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut yang lumayan tebal dan memejamkan matanya terlelap.
Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan pintu kamar Ray yang diketuk dari luar. Ray yang baru saja akan terlelap turun dari ranjangnya untuk melihat siapa yang mengetuk pintunya.
Saat akan berjalan Ray merasa kepalanya terasa pusing, dia kembali duduk di ranjang dan meminum air putih yang tersedia di nakas samping tempat tidurnya.
Ray berjalan dengan sedikit sempoyongan berjalan menuju ke arah pintu dan membuka pintu kamarnya. dia melihat Kania sedang berdiri di depan pintu.
"Kamu belum tidur Kan? kenapa kamu kesini, ini sudah malam kamu kembalilah ke kamarmu dan tidur," kata Ray mengurut keningnya yang terasa pusing.
Baru saja selesai bicara, dia kemudian jatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri. wanita yang berdiri di depan pintu Ray meminta orang suruhannya untuk membantunya mengangkat tubuh Ray dan menidurkannya di ranjang.
...****************...
Kania sudah selesai mandi dan berpakaian rapi begitupun dengan Kai dia sudah rapi. saat ini mereka sedang menunggu Ray untuk menemui mereka dan mengantarkan mereka pulang.
"Kenapa kita gak coba ke kamarnya saja Kak, ini sudah lumayan siang, siapa tau Kak Ray kesiangan," kata Kai.
"Apa kita tidak mengganggunya nanti, kalau kita ke kamarnya sekarang," kata Kania menatap Kai ragu.
"Ya terus, kita harus nunggu berapa lama lagi ini sudah siang Papa juga udah neror Kai dengan mengirimkan pesan terus menerus, lihat," kata Kai memperlihatkan isi ponselnya terdapat pesan dari Kean yang sudah dari subuh.
"Kenapa ke Kakak gak ada ngirim pesan?" kata Kania heran.
"Gak tau, coba Kakak telpon lagi Kak Ray-nya kalau dia gak bisa anterin kita pulang kita suruh sopir saja buat jemput kita," kata Kai tidak sabar.
"Nomornya masih gak aktif, ya udah kita coba ketuk saja pintu kamarnya," kata Kania berdiri dan mengambil tasnya.
"Ayo, daripada cuma nunggu di sini lama banget," kata Kai mengikuti Kania.
Kania membuka pintu kamarnya dan keluar menuju ke depan pintu kamar Ray yang berada di samping kamarnya.
"Ray," panggil Kania sambil mengetuk pintu kamar Ray. tapi, tidak ada sahutan.
"Apa dia masih tidur ya?" tanya Kania pada Kai yang sedang menyender di dinding.
"Gak tau," jawab Kai mengangkat bahunya.
Kania mencoba mengetuk pintu itu lagi dan memanggil Ray tapi masih belum mendapatkan sahutan juga.
"Kita telpon sopir di rumah kita saja yuk Kak," kata Kai lagi dengan tidak sabar.
"Masa kita pergi gitu aja, itu 'kan gak sopan Kai," kata Kania menatap Kai dengan serius.
Saat Kania dan Kai sedang berdebat di depan pintu kamar Ray, terlihat keluarga Ray keluar dari pintu yang berada di ujung lorong lantai itu.
"Loh Kania, Kai, kalian ngapain berdiri di sini?" tanya Adelia kepada Kania.
"Kita sedang nunggu Ray, Mom. Karena kita mau pulang tapi tidak sahutan dari dalam," jelas Kania tersenyum kepada Adelia dan Vano.
Ras hanya berdiri di belakang Vano dan Adelia sedangkan Zani tidak terlihat.
"Dia pasti kesiangan bangun, Ras kamu masuklah dan bangunkan dia," kata Adelia pada Ras.
"Iya Mom, Ras mau minta dulu kunci duplikatnya ke bawahan Ras," kata Ras sambil pergi dari sana.
"Ray," panggil Adelia sambil menggedor pintu kamar itu tapi masih belum ada sahutan.
"Kenapa dia tidak bangun juga biasanya dia tidak susah dibangunkan," kata Adelia dengan heran dan melihat ke arah Vano.
"Mungkin dia tidur terlalu malam," jawab Vano.
Zani datang dari arah belakang Kania dan Kai, mendekati orang tuanya dan calon Kakak iparnya.
"Kemana Tisha, Zan? kenapa kamu cuma sendiri?" tanya Adelia.
"Di kamarnya sudah gak ada Mom, mungkin dia sudah pulang duluan," jawab Zani mengangkat bahunya.
"Tumben dia pulang gak pamit," kata Adelia heran.
"Mungkin dia takut ganggu kita makanya gak pamit," jawab Zani, "Kalian kenapa masih di sini? katanya mau pulang?" tanya Zani heran.
"Kita nungguin Kakak kamu karena dia belum bangun," jawab Adelia.
"Kak Ray?" tanya Zani dengan alis mengerut dan menatap Mommy-nya yang langsung dijawab anggukan kepala.
"Kenapa Kak Ray belum bangun jam segini," kata Zani heran.
Adelia tidak menjawabnya lagi, hingga akhirnya Ras pun datang dia membuka pintu kamar Ray dan memasukinya.
"Kalian sudah sarapan?" tanya Vano kepada Kania dan Kai.
"Sudah Dad, tadi kita dibawakan sarapan oleh pegawai di sini," jawab Kania tersenyum.
"Syukurlah kalau kalian sudah sarapan," kata Vano tersenyum dibalas sebuah senyuman dan anggukan kepala oleh Kania.
"RAYYY!" terdengar teriakan Ras dari kamar Ray hingga membuat mereka kaget dan khawatir.
Mereka pun menerobos masuk karena takut terjadi sesuatu dengan Ray. saat sudah di dalam semua orang tiba-tiba saja mematung dengan tatapan beragam, melihat apa yang ada di depannya itu.
Kai yang sadar itu bukan hal yang seharusnya dilihatnya segera keluar dari sana, diikuti Zani dia keluar dari kamar sambil menggeleng tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Nurliana Saragih
pasti si Tisya ni JALANGkung ya???
pasti dia yg jebak si Ray.
😡😡😡
2022-01-22
0
Umi Ningsih Mujung
❤️
2021-09-27
0