Happy Reading....
Kania bangun saat hari mulai sore dia mendudukkan dirinya di ranjang dan melihat sekelilingnya hanya ada dirinya.
Baru saja dia akan turun dari ranjang, pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Ras yang keluar dari sana dengan memakai jubah mandi dan mengusap rambutnya dengan handuk kecil.
"Apa orang tuaku sudah mengirimkan barang-barangku?" tanya Kania turun dari ranjang.
"Sudah," jawab Ras singkat sambil berjalan menuju ke ruang ganti.
Kania masuk ke kamar mandi untuk mandi karena sudah sore, dia melihat semua peralatan mandi di kamar mandi itu sama seperti punyanya yang berada di rumah orang tuanya.
Dari mulai sampo, sabun mandi, sabun muka, odol, aroma terapi dan sebagainya, semuanya tertata rapi di tempat khusus untuk menyimpan sabun-sabun.
"Kenapa bisa kebetulan gini ya, bisa sama dengan yang aku pakai semuanya," gumam Kania heran padahal sebentar dia baru mau membeli semua keperluannya itu besok.
"Mungkin ini semua Oma yang menyiapkannya," kata Kania mengangkat bahunya acuh dan mulai ritual mandinya.
Setelah setengah jam, Kania selesai dengan ritual mandinya dan mengambil jubah mandi yang tergantung di dinding dekat bathtub.
"Kenapa jubahnya harus sama seperti dia," kata Kania menggelengkan kepalanya karena jubah mandi yang ada di sana sama dengan yang Ras pakai tadi.
Kania mengambil handuk kecil dan membungkus kepalanya menggunakan handuk. setelah itu keluar dari kamar mandi.
"Nanti malam kita harus makan malam di rumah Oma dan Opa, bukan hanya sekarang saja tapi kita harus makan malam di rumah Oma dan Opa itu adalah peraturan Oma dan Opa," kata Ras tanpa melihat Kania dia fokus pada laptop di pangkuannya.
"Ya," sahut Kania singkat dan padat dia memasuki ruang ganti dan memakai baju rumahan.
Saat keluar dia masih melihat Ras yang serius dengan laptopnya, dia pun duduk di kursi, di depan meja rias dia menggosok rambutnya dengan handuk agar rambutnya cepat kering.
Ponselnya berbunyi dia mengambil ponselnya yang masih di dalam tasnya yang ada di sofa dan menjawab telponnya sambil duduk di sofa itu.
"Iya Ma," kata Kania.
'Kamu lagi ngapain Kan?' tanya Kiran di balik telpon.
"Kania baru beres mandi Ma, baru bangun tidur juga," jawab Kania.
'Gimana kamu di sana Kan, betah?' tanya Kiran.
"Kania betah Ma, Mama tenang saja, lagian Kania di sini juga baru beberapa jam sudah ditanya betah apa enggak," kata Kania.
'Mama hanya takut kamu gak betah,' jawab Kiran.
Karena sibuk berbicara dengan Mamanya melalui telpon, Kania sampai lupa jika rambutnya masih basah dan air dari rambutnya masih menetes.
Ras menutup laptopnya dan menyimpannya di meja, dia bangun dan berjalan menuju ke meja rias mengambil handuk yang Kania simpan di sana dan mengambil sisir.
Dia berdiri di belakang sofa, tepatnya di belakang Kania. tanpa bicara dia mengambil rambut Kania dan menggosoknya secara hati-hati dengan handuk.
Merasa ada yang memainkan rambutnya Kania menengok sebentar dan melihat Ras sedang berdiri di belakangnya sambil mengeringkan rambutnya.
"Aku bisa sendiri," kata Kania datar berusaha mengambil handuknya.
"Aku tidak mau sofa ini basah karena air dari rambutmu," kata Ras sambil terus melanjutkan kegiatannya.
"Terserah," kata Kania mengangkat bahunya acuh membiarkan Ras melanjutkan kegiatannya itu.
Dia kembali berbicara dengan Mamanya melalui telponnya, dia hanya menyahut seperlunya saja perkataan Mamanya itu.
Setelah rambut Kania cukup kering Ras mengambil sisir dan menyisir rambut Kania yang panjang sampai di bawah bahu itu dengan sangat hati-hati.
Sementara Kania tidak protes atau pun melarang Ras, dia hanya diam hingga telpon antara dia dan Mamanya selesai, begitupun dengan Ras dia selesai menyisir rambut Kania dan kembali duduk di sofa yang tidak jauh dari Kania kembali membuka laptopnya.
Kania mengambil handuk bekas mengeringkan rambutnya dan mengembalikannya ke tempat semula di kamar mandi, kemudian duduk lagi di sofa dan menyalakan televisi.
Mereka sama-sama membisu di tengah kegiatan mereka hingga waktu makan malam datang dan Ras menutup laptopnya.
"Ayo kita makan malam," ajak Ras menyimpan laptopnya di meja dan berdiri.
"Ayo," sahut Kania ikut bangun dari duduknya.
Mereka berjalan beriringan keluar dari kamar mereka, saat keluar Kania mengerutkan keningnya karena di rumah itu sepi.
"Para pelayan sudah kembali ke paviliun dan sebagian di rumah Oma, jika ada perlu apa-apa kamu bisa menelpon mereka lewat telpon yang ada di kamar kita," kata Ras yang seolah tahu apa yang Kania pikirkan.
Kania hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti Ras menuju pintu yang berada di bagian samping saat pintu terbuka terdapat banyak lampu yang menerangi area yang seperti taman kecil itu.
mereka hanya perlu berjalan beberapa langkah untuk menuju ke rumah Oma dan Opa-nya Ras itu.
Rumah itu jauh lebih besar dan memiliki halaman yang lebih luas di bandingkan dengan rumah mereka.
Ras membuka pintu samping rumah itu dan memasukinya Kania terus mengekor di belakang Ras hingga mereka sampai di ruang makan yang tersedia meja makan sangat besar dengan kursi berjejer.
"Jangan heran Oma sama Opa sengaja membuat meja makan semegah ini karena kita selalu mengadakan acara pertemuan keluarga, walaupun hanya sekedar makan bersama dan sekarang karena keluarga kita bertambah jadi Oma dan Opa sudah membuat meja ini lebih megah lagi," jelas Delvin yang bisa melihat ekspresi kaget Kania.
Kania hanya tersenyum kepada Delvin dan semua orang yang sudah hadir di sana.
"Ayolah sekarang kita mulai makan malamnya," kata Opa Alex.
Kania dan Ras pun mendudukkan dirinya di kursi itu dan mereka memulai acara makan malamnya dengan tenang.
Setelah makan malam dan berbincang sebentar Ras pun pamit pada semuanya untuk kembali ke rumahnya.
"Ya, kalian istirahatlah Oma sama Opa juga mau istirahat," kata Alya.
"Iya selamat malam semuanya," kata Ras.
Setelah itu dia dan Kania meninggalkan rumah itu kembali ke rumahnya, saat sampai di rumahnya mereka langsung menuju ke kamarnya.
Kania langsung ke kamar mandi mencuci wajahnya dan menggosok giginya, setelah itu dia mengganti bajunya dengan baju tidur dan memakai lotion pada wajah, tangan dan kakinya terlebih dahulu setelah itu dia merebahkan tubuhnya di ranjang bersiap untuk tidur.
Ras juga ke kamar mandi terlebih dahulu untuk gosok gigi, setelah itu melepaskan bajunya sepertinya biasa dan menyusul Kania merebahkan tubuhnya di ranjang.
Ras dan Kania menatap langit-langit kamar itu dengan saling diam, tidak ada yang membuka suara diantara mereka.
Entah apa yang mereka pikirkan hingga mereka hanya diam menatap langit-langit seperti itu.
Setelah sekitar setengah jam mereka dalam posisi seperti itu. Kania pun membalikkan badannya membelakangi Ras.
Ras melihat punggung Kania sebentar setelah itu dia pun membalikkan badannya membelakangi Kania dan membenarkan posisi tidurnya agar lebih nyaman.
Karena merasakan pergerakan di sebelahnya Kania pun tidak bisa memejamkan matanya dan tertidur.
"Bisakah kamu diam," kata Kania tanpa menengok pada Ras.
"Aku sedang mencari posisi nyaman untuk tidur," jawab Ras membenarkan selimutnya.
"Tinggal pejamkan matamu apa susahnya," ketus Kania.
"Kamu sendiri kenapa belum tidur, tinggal pejamkan matamu apa susahnya," kata Ras membalikkan perkataan Kania.
Kania tidak menjawabnya dia menarik selimutnya hingga menutupi tubuhnya kemudian menutup matanya berusaha tidak memperdulikan pergerakan di belakangnya itu.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....
Sudah ya, untuk hari ini semoga besok bisa up dobel lagi,😉
Terima kasih untuk yang sudah berkenan membaca cerita ini, selamat malam semuanya dan selamat istirahat🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
WD
lanjut
2021-10-02
0
Umi Ningsih Mujung
❤️
2021-10-01
0