Happy Reading....
Kania masih menatap lurus ke arah ranjang dimana Ray masih terlelap dengan memeluk seorang wanita yang hanya terlihat kepalanya saja.
"RAYMOND!" Teriak Adelia dengan suara yang sangat nyaring memekakkan telinga orang-orang di sana.
Ray perlahan menggerakkan tubuhnya karena terusik dengan suara Mommy-nya itu. dia yang saat itu sedang menghadap ke arah mereka menatap semua orang yang ada di kamarnya itu.
"Mom," gumam Ray yang belum sadar sepenuhnya dengan suara parau.
"Cepat bangun dan bangunkan wanita itu," perkataan Adelia dengan nada tegas itu membuat Ray membelalakkan matanya dan melihat ke sampingnya.
"Mom," panggil Ray masih bingung.
Dia kemudian melihat ke arah Kania yang sedang menatapnya dengan nanar. saat dia baru saja akan bicara mereka semua pergi dari kamarnya itu meninggalkannya dan perempuan itu dengan kebingungan yang teramat, dalam hatinya.
Dia belum bisa mencerna apa yang terjadi padanya itu. dia menarik tangannya yang dijadikan bantal oleh perempuan yang sudah dianggapnya adik itu dengan kasar hingga membuat perempuan itu pun terganggu dari tidurnya.
"Kak, Ray," gumam Tisha heran.
"Apa yang kamu lakukan di sini hah!" sentak Ray menatap Tisha yang sama bingungnya dengannya.
"Maksud Kak Ray apa?" tanya Tisha semakin bingung.
Ray tidak menjawabnya dia turun dari ranjangnya dengan penampilan yang hanya mengenakan celana pendek dan masuk ke kamar mandi.
Tisha membelalakkan matanya dengan hal itu dia kemudian melihat dirinya sendiri dia menggelengkan kepalanya tak percaya saat melihat penampilannya sekarang.
"Apa yang terjadi?" gumamnya lirih dia mengambil semua bajunya yang berada di lantai samping ranjang itu dan langsung memakainya.
Pintu kamar mandi terbuka dan Ray keluar dari sana dengan sudah berpakaian lengkap. dia menatap Tisha datar.
"Mandilah sebelum kita menemui keluargaku," kata Ray mendahului Tisha yang akan berbicara.
Tisha menganggukkan kepalanya lemah dan berjalan memasuki kamar mandi. Ray melihat ke arah ranjang tempat mereka tidur ada bercak darah di atas seprai itu.
Pikirannya benar-benar kacau, dia tidak bisa mengingat apapun yang terjadi padanya semalam, apa semalam dia benar-benar melakukan hal itu pada Tisha, perempuan yang sudah dianggapnya adik sendiri karena Tisha dari kecil sering bermain bersama dengan Zani adiknya.
"Apa yang aku lakukan semalam," gumamnya memukul kepalanya beberapa kali dengan frustasi.
Tisha pun keluar dari kamar mandi dengan memakai baju yang tadi dipakainya dia hanya menundukkan kepalanya tidak berani menatap Ray.
"Apa kamu sengaja melakukan ini? kenapa kamu melakukan hal memalukan seperti ini, kenapa kamu mengkhianati Kak Iden?" tanya Ray bertubi-tubi membuat Tisha hanya menggelengkan kepalanya.
"Kenapa kamu melakukan hal ini hah! kamu tau 'kan besok adalah hari pernikahanku dengan Kania. apa sebenarnya maksudmu melakukan hal itu? JAWAB!" hardik Ray dengan tatapan mata nyalang ke arah Tisha.
"Aku gak tau apa-apa Kak, aku gak tau kenapa aku bisa ada di sini dan aku gak tau kenapa kita bisa...." perkataan Tisha terputus karena menangis.
Zani yang datang karena disuruh ke sana oleh orang tuanya mendengar perdebatan kakaknya dan temannya itu.
"Kak, Mom dan Dad sudah menunggu kalian, Tante Ira dan Om Dimas juga sudah sampai," kata Zani dari ambang pintu kamar Ray.
Ray berbalik badan dan pergi dari kamar itu meninggalkan Zani berdua dengan Tisha.
"Zan, apa yang terjadi sebenarnya kenapa aku dan Kak Ray...." kata Tisha tidak melanjutkan lagi perkataannya karena kembali menangis.
Zani mendekati teman dari kecilnya itu dan memeluknya untuk menenangkannya, meskipun dia belum mengerti apa yang terjadi sebenarnya tapi dia tidak tega melihat temannya menangis seperti itu.
"Sudahlah sebaiknya kita menemui orang tua kita dulu," kata Zani menuntunnya berjalan.
Tisha menganggukkan kepalanya dan mereka pun berjalan menuju ruangan tempat keluarganya biasanya beristirahat.
Di sisi lain Kean dan Kiran sedang menuju ke tempat dimana orang yang bersangkutan sedang berkumpul. Kai memang langsung mengabari Papanya karena masalah seserius itu orang tuanya harus tahu.
Saat memasuki Ruangan yang luasnya seperti rumah itu, Kiran dan Kean berjalan dengan langkah tegasnya, tangan Kean terasa sangat keras saat Kiran menggenggamnya dengan urat-urat yang menonjol menandakan dia sedang berusaha menahan emosi yang ada dalam dirinya.
"Tenanglah kita datang ke sini bukan untuk mencari keributan, kita ke sini untuk menenangkan Kania," bisik Kiran mencoba menenangkan Kean yang sedang emosi.
Bagaimana tidak emosi dia mendapatkan kabar yang sangat tidak menyenangkan terhadap calon menantunya itu, bukan hanya emosi yang dirasakannya saat ini tapi juga merasa bersalah kepada anaknya karena dialah yang menyarankan Kania untuk bersama Ray. tapi, sekarang dia menganggap Ray sudah benar-benar menghancurkan kepercayaannya.
"Silakan duduk dulu Tuan, Nyonya," kata Vano sebagai tuan rumah kepada Kean dan Kiran.
Kean memasang wajah datarnya dan mendudukkan dirinya di samping Kania yang dari tadi hanya memasang wajah dingin dengan pandangan kosong. sedangkan Kai berdiri di belakang sofa tempat Kania duduk.
"Kan," panggil Kean pelan mengusap punggung anaknya dengan lembut.
Kania menengok melihat Papa dan Mamanya sekilas, dia berusaha menampilkan senyuman di wajahnya meskipun sangat sulit dan dia hanya bisa menampilkan senyuman tipis dan singkat kepada orang tuanya.
Suasana di ruangan itu terasa sangat mencekam, bahkan lebih mencekam daripada suasana saat seseorang akan dihukum mati.
Vano dan Adelia duduk di sofa yang sama, Tisha dan Ray pun duduk sofa yang sama dengan menyisakan jarak antara mereka, Tisha tidak berani mengangkat kepalanya barang sedikit pun, dia hanya menundukkan kepalanya.
Sementara Ray tidak mengalihkan sedikitpun perhatiannya dari Kania yang sama sekali tidak mau melihatnya sejak dia memasuki ruangan itu.
Dia sudah berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. tapi, Kania tidak menggubris setiap perkataannya dia hanya memasang wajah datarnya dan menatap lurus ke depannya.
"Kami sekeluarga benar-benar minta maaf atas apa yang telah anak kami lakukan, kepada anak kalian, Tuan Kean dan Nyonya Kiran juga terhadap anak Dimas dan Ira," kata Vano membuka suaranya setelah beberapa saat terdiam.
"Apa dengan kata maafmu bisa membuat hati anakku membaik hah!," kata Kean menatap Vano datar.
"Kamu! kenapa kamu tidak menolak dan mengatakan kalau kamu tidak mencintai anakku dari awal hah! kenapa kamu malah memberikan harapan kosong kepada anakku dan menyakitinya seperti ini!" kata Kean menatap Ray dengan tatapan tajam.
"Ray benar-benar mencintai Kania Pa, semua ini bukan kehendak Ray," kata Ray menatap Kean dengan tatapan sedih.
"Jangan memanggilku dengan sebutan Papa, mulai sekarang kita tidak punya hubungan apapun," kata Kean dingin dengan penuh penekanan.
Sungguh saat ini rasanya ingin sekali dia memukul pria yang besok seharusnya akan menjadi menantunya. tapi dia tidak mungkin melakukan hal itu.
"Maaf sebelumnya Tuan, bisakah kita memeriksa CCTV terlebih dahulu agar semua masalahnya lebih jelas," kata Dimas memberikan pendapatnya.
"Apa ada pengaruhnya untuk anakku, sementara kalian sendiri sudah melihat dengan mata kepala kalian sendiri, mereka berdua telah tidur bersama dan aku tau, kalian pasti sudah tau itu artinya apa," kata Kean datar.
Semua orang kembali terdiam, apa yang dikatakan Kean benar adanya bahwa Ray dan Tisha sudah tidur bersama terlepas dari apa yang terjadi selebihnya, jalan satu-satunya untuk mereka berdua adalah menikah.
"Bisakah kita tetap meneruskan rencana pernikahannya besok Tuan?" tanya Vano menatap Kean dengan serius.
"Kalian lakukan saja, aku sudah tidak perduli dengan semua itu, kalian langsung nikahkan saja mereka," kata Kean menunjuk Ray dan Tisha yang hanya menundukkan kepalanya.
"Kami pasti akan menikahkan mereka juga. tapi, bukan besok, besok kita harus menikahkan Kania dan Ras, Tuan," perkataan Vano sukses membuat semua orang yang hadir di sana melotot tak percaya dengan apa yang dikatakannya itu.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....
Kira-kira siapa sih si jahatnya di sini yuk komennya dong reader semuanya agar semakin semangat lanjutin ceritanya.
Salam sayang dari jauh untuk kalian semua dari othor remahan ini🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Meryrostiti Titi
ulahx Raina pasti
2021-11-13
0
Sutiah
jgn"ulahnya ras ya 🤔
2021-10-07
0
Wulanrois
ada yg ngasih obat diminuman ray,jadi dia gk sadar,kira2 siapa z🤔
2021-09-29
1