Happy Reading...
...RAS POV...
Hari ini aku pergi untuk menemui Mom di butiknya, rencananya aku akan meminta Mom untuk mencarikan baju yang pas untukku.
Sudah menjadi hal yang biasa jika Mom lah yang menyiapkan baju-baju untuk acara penting buatku dan semua anggota keluarga.
Saat memasuki ruangannya, ku lihat dia sedang mengobrol di telpon entah dengan siapa dan Mommy tiba-tiba saja mengatakan hal yang membuat aku bingung.
Aku coba bertanya dengan maksud perkataan Mommy itu. tapi, dia tidak menjawabnya malah kembali berbicara dengan orang yang ditelpon itu.
Mommy melanjutkan lagi pembicaraannya melalui telpon dan akhirnya aku tahu jika Mommy sedang berbicara dengan Ray kakakku yang hanya beda beberapa menit saja.
Dia kemudian memintaku. ralat, bukan meminta. tapi, setengah memaksa. dia memberikan beberapa setelan baju berwarna putih, meskipun bingung akhirnya aku pun menurutinya dengan masuk ke dalam ruang ganti untuk mencoba baju itu.
Ku perhatikan satu persatu baju-baju itu tidak ada bedanya semua warna kemeja, celana dan jasnya sama-sama warna putih hanya beda corak di jasnya saja yang membedakannya.
Setelah menimbang beberapa saat akhirnya aku memilih mencoba setelan baju yang tidak terlalu putih polos, kemeja dan celana yang memiliki kancing berwarna hitam dan jas berwarna putih dengan bagian kerah dan kancingnya hitam. tidak lupa juga dasi berwarna hitam dengan sedikit hiasan di tengah-tengahnya aku pasangkan di leherku.
Baru saja selesai memakai bajunya. terdengar suara pintu diketuk dengan disusul suara Mommy yang meminta agar aku segera keluar dari ruangan ini.
Aku membuka pintu ruangan itu dan terlihat Mommy sedang tersenyum. tapi, tiba-tiba saja pandanganku seolah terkunci di satu objek.
Wanita yang tidak akan lama lagi menjadi istri Ray dan menjadi kakak iparku sedang berdiri di tempat yang tidak jauh dariku.
Dalam hatiku bertanya-tanya apa yang dilakukanya di sini. tiba-tiba saja aku teringat pembicaraan antara Ray dan Mommy tadi pagi.
Aku menghela napas karena baru sadar kalau aku datang ke sini di waktu yang tidak tepat. bukankah sekarang waktunya Ray dan calon istrinya itu mencoba baju pengantinnya.
Dia mematung di tempatnya dengan tatapan mata yang menatapku. terlihat dari ekspresi wajahnya jika dia kaget saat melihatku mungkin dia berharap yang saat berdiri di sini adalah Ray.
Suara Mommy membuat kesadaranku kembali dan langsung mengalihkan pandangan ke arah lain, saat sadar jika aku terus menatapnya tanpa berkedip.
Entah kenapa rasanya mata ini enggan untuk dialihkan dan wanita yang berdiri dengan baju pengantin itu terlihat sangat cantik.
ya ampun apa yang aku pikirkan, aku tidak mungkin mengaguminya, ingat dia adalah calon istri Ray. Ras,
Aku mendengarkan perkataan Mommy yang sedang menjelaskan kepada Kania atau calon kakak iparku itu jika Ray tidak bisa datang ke sini karena ada meeting mendadak.
"Apakah sudah selesai Mom, Ras mau melepaskan lagi bajunya karena tidak nyaman," kataku padam Mommy.
"Tunggu sebentar Mom mau foto kalian dulu untuk dikirimkan ke Ray," kata Mommy santai membuatku kaget.
Kulihat dengan ekor mataku Kania juga sepertinya kaget dengan perkataan Mommy itu.
"Apa itu harus Mom?"
"Haruslah soalnya Ray pasti tidak akan ada waktu buat mencobanya lagi karena dia itu sibuk. lagian Daddy kamu itu ya, udah tau anaknya mau nikah masih aja dibebani pekerjaan yang seabreg!" omel Mommy membuat kupingku panas.
"Ya udah ayo sekarang aja fotonya Mom, Ras harus kembali ke hotel lagi karena masih ada yang harus Ras kerjakan," kataku langsung memotong perkataan Mom itu.
"Baiklah kamu berdiri di samping Kania," katanya. meskipun ragu tapi langsung aku turuti karena biar bisa lebih cepat pergi.
Aku berdiri di samping Kania yang tidak lagi melihatku dia hanya melihat dan tersenyum kepada Mommy.
"Ras kamu tersenyum dong, jangan kaku gitu mukanya, anggap saja saat ini kamu jadi Ray yang sedang bahagia karena berada di samping Kania."
Mendengar perkataan Mommy itu, entah kenapa sudut hatiku merasa kesal. mungkin, karena Mommy mengatakan jika aku harus menjadi Ray atau karena Mommy mengatakan Ray bahagia berada di samping Kania.
Segera aku hilangkan pikiran itu, pikiran yang jika aku merasa kesal karena Mommy mengatakan jika Ray bahagia dengan Kania.
Mau tidak mau akhirnya aku pun memasang sedikit senyum, menuruti keinginan Mommy yang kini sedang memfoto dengan ponselnya.
Padahal ini hanyalah sebagai contoh. tapi, Mommy bersikap seolah aku adalah modelnya dan dia adalah fotografernya.
"Bagus, Mommy langsung kirimkan foto ini ke Ray minta pendapatnya bagaimana," kata Mommy membuatku bernapas lega karena bisa segera pergi dari sini.
Aku membalikkan badanku berniat akan kembali ke ruang ganti untuk mengganti baju dan segera pergi. tapi, Mommy menahanku lagi.
"Tunggu kamu mau kemana?" tanyanya padaku.
"Ras mau ganti baju. Ras harus kembali ke hotel ada yang harus Ras kerjakan lagi," kataku membalikkan lagi badan melihat Mommy.
"Kamu belum selesai ganti baju lagi coba baju yang buat resepsinya," kata Mommy membuatku mendelik.
"Ras gak mau Mom, Ras harus segera kembali ke hotel," tolakku mentah-mentah.
"Ayolah Ras Mom mohon. kamu coba satu lagi saja baju yang menurutmu pas untuk Ray. ya," katanya dengan memberikan tatapan memohon padaku.
Mommy memang paling tau cara agar aku tidak menolak keinginannya. dengan berat hati dan mendengkus akhirnya aku pun kembali memasuki ruang ganti dan memakai baju yang akan Ray kenakan di acara pernikahannya nanti.
Ray yang akan menikah kenapa juga harus aku yang repot mencoba baju untuknya nanti.
Setelah selesai memakai baju yang menurutku cocok aku pun keluar dari ruangan itu.
Beberapa saat kemudian Kania keluar dari ruang ganti, kini aku tidak bisa berbohong lagi jika dia terlihat sangat cantik dengan gaun itu.
Aku menyembunyikan kekagumanku padanya dengan memasang wajah datar dan hanya melihatnya sekilas.
Mommy meminta aku dan Kania untuk berdiri berdampingan lagi seperti sebelum dia pun mengambil beberapa fotoku dan Kania.
Setelah selesai, aku langsung masuk ke ruang ganti lagi tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepada Mommy.
Aku melepas semua baju yang akan Ray gunakan di hari pernikahannya nanti kemudian memakai kembali baju yang aku pakai tadi saat ke sini dan keluar dari ruang ganti.
"Mom Ras harus segera pergi karena harus segera kembali ke hotel," kataku pada Mommy yang sedang serius melihat ponselnya.
"Pergilah, nanti malam jangan pulang telat untuk makan malam," kata Mommy dan aku hanya menganggukkan kepalaku dan langsung keluar dari ruangan itu.
Aku tidak melihat ke arah Kania lagi karena perasaan yang tak nyaman saat aku melihatnya selalu membuatku bingung.
...RAS POV END...
Setelah Ras pergi kini tinggal Adelia, Kania dan karyawan wanita Adelia yang berada di sana.
"Mom Kania mau ganti baju dulu ya," pamit Kania.
"Iya kamu gantilah dulu bajumu," kata Adelia.
Kania menganggukkan kepalanya dan pergi ke ruang ganti diikuti oleh karyawan Adelia untuk membantunya mengganti bajunya.
Kania keluar dari ruang ganti dia langsung berpamitan kepada Adelia karena harus kembali ke kantor.
"Kamu harus jaga kesehatan ya, minggu besok kamu dan Ray akan prewedding," kata Adelia.
"Iya Mom, Kania pergi dulu ya Mom," Kania dan Adelia berpelukan.
"Iya hati-hati ya," kata Adelia setelah itu Kania pun pergi dari sana.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....
Yuk mana yang hadir bisa gerakan jempolnya? agar lebih semangat lagi nulisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments