Happy Reading....
Waktu terus berlalu, Kania dan Ray semakin lama semakin dekat bahkan Kania merasa nyaman saat berada di dekat Ray.
Meskipun awalnya dia selalu mengacuhkan Ray yang selalu berusaha mendekatinya. tapi, seiring dengan berjalannya waktu dia merasa nyaman saat bersama dengan Ray yang selalu bisa membuatnya tersenyum bahkan tertawa.
Sikap Ray yang supel, lambat laun bisa membuat sikap Kania yang semula dingin dan jutek kepadanya perlahan menghilang berganti dengan sikap hangat karena kehangatan yang Ray berikan padanya mampu merubahnya menjadi lebih terbuka padanya.
Perhatian Ray yang hampir setiap hari menemuinya di kantor bahkan terkadang memaksanya untuk makan bersama menanyakan bagaimana kabarnya, menanyakan bagaimana hari-harinya. meskipun awalnya membuat Kania risih tapi lama kelamaan hal sederhana itu membuat Kania menjadi terbiasa bahkan terkadang dia menunggu kedatangan Ray yang tiba-tiba itu atau pesan dari Ray itu
Seperti sekarang dia sudah mulai menunggu pesan dari Ray atau Ray yang tiba-tiba datang ke kantor untuk mengajaknya makan siang bersama.
Akhirnya yang Kania tunggu-tunggu pun datang juga. Ray mengetuk pintu ruangan tempat Kania bekerja yang berada di samping Ruangan Kean dan Ruangan Nikko.
"Selamat siang Nona, apa Anda sedang menungguku?" canda Ray saat membuka pintu Ruangan Kania dan hanya memasukkan kepalanya.
"Dasar Tuan percaya diri tinggi, siapa yang sedang menunggumu," jawab Kania pura-pura sibuk dengan laptopnya.
"Oh baiklah kalau gitu saya permisi dulu Nona jutek," kata Ray menutup kembali pintu Ruangan itu.
Kania mengerutkan keningnya karena Ray tidak jadi masuk ke Ruangannya dia mengangkat kepalanya melihat ke arah pintu.
"Tapi bohong, tuh nungguin 'kan." Ray tiba-tiba saja membuka pintu Ruangan itu dengan keras hingga membuat Kania kaget.
"Kalau pintunya sampai rusak Papaku pasti akan memarahimu," kata Kania ketus dia mengusap dadanya karena kaget.
"Tidak masalah kalau hanya dimarahi asal jangan diblacklist dari daftar menantu saja," jawab Ray menaik turunkan alisnya.
Ray berjalan mendekati meja kerja Kania dia kemudian mendudukkan dirinya di kursi yang ada di depan Kania tanpa dipersilakan terlebih dahulu oleh Kania.
"Kamu masih banyak pekerjaan ya?" tanya Ray dengan menahan dagunya dengan kedua tangannya melihat Kania masih menatap laptopnya.
"Aku tinggal mengirimkan email ke Papa dan ke Om Nikko saja," kata Kania santai.
"Oh baiklah kalau gitu aku akan menunggumu di sini," kata Ray dengan melihat wajah Kania yang terlihat lebih cantik dengan kaca mata yang bertengger manis di hidungnya yang mancung kecil itu.
"Kan, sekarang aku tau kenapa Papa kamu sangat posesif padamu," kata Ray memasang wajah seriusnya.
"Kenapa?" tanya Kania mulai menutup laptopnya karena pekerjaannya sudah selesai dia kemudian melepaskan kaca matanya dan menatap Ray dengan kening mengkerut.
"Gimana gak posesif anaknya secantik ini, aku yakin kalau kamu diberi kebebasan dan tidak ada pengawal yang selalu mengikutimu, pasti sudah banyak pria yang mendekatimu dan mengantri untuk jadi pacarmu," kata Ray dengan serius dan perkataannya itu membuat pipi Kania terlihat berwarna pink karena tersipu.
"Ternyata selain kepercayaan diri yang tinggi kamu juga pandai merayu," kata Kania membereskan barang-barangnya di meja tidak berani melihat Ray.
"Aku bukan merayu itu memang kenyataannya kamu cantik Kan, cantik yang luar biasa bahkan sekarang rasanya aku ingin segera menemui orang tuamu untuk membicarakan pernikahan kita," kata Ray lagi yang terdengar sangat serius.
Kania menatap Ray dengan serius juga, dia mencari sebuah kebohongan dari Ray. tapi, dia bisa melihat sebuah keseriusan dari tatapan Ray. dia kemudian mengambil tasnya dan berdiri dari kursi kerjanya.
"Jangan kebanyakan bercanda cepatlah atau aku tidak akan jadi pergi makan denganmu," kata Kania mulai melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana.
"Aku serius Kania, aku tidak sedang bercanda," kata Ray mengikuti langkah Kania keluar dari Ruangan itu.
Kania tidak menanggapi perkataan Ray itu karena meski dia sudah merasa nyaman berada di dekat Ray. tapi, dia belum yakin dengan hatinya entah dia merasakan cinta untuk Ray atau tidak.
"Pakai mobilmu atau pakai mobilku?" tanya Kania kepada Ray.
Kania menghentikan langkahnya di depan Ray dan berbalik menatap Ray.
"Mobilku saja," jawab Ray dengan menghela napas kasar karena Kania masih tidak mau menanggapi perkataannya juga.
Kania menganggukkan kepalanya dan melangkahkan kembali kakinya memasuki lift untuk turun ke lantai dasar di kantor itu.
Ray dan Kania sama-sama diam saat dia berada di dalam lift. hingga liftnya telah berhenti di lantai dasar dan mereka keluar dari lift langsung menuju lobby.
Kania menunggu di depan pintu masuk kantor sedangkan Ray mengambil mobilnya yang berada di parkiran kantor itu.
Saat mobil Ray sudah berada di depannya Kania langsung memasuki mobil itu dan Ray langsung menjalankan mobil itu menuju ke sebuah Restoran untuk makan siangnya dengan Kania.
"Para pengawal kamu benar-benar siaga ya, tidak lengah sedikitpun," kata Ray terkekeh karena dia tahu mobilnya itu diikuti oleh para pengawal Kania.
"Kalau mereka lengah mereka harus siap menerima hukuman dari Om Nikko," jawab Kania santai.
Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan antara mereka. mereka sama-sama diam hingga mobil mereka sampai di sebuah Restoran yang lumayan mewah. mereka turun dari mobil saat mobilnya sudah terparkir dengan sempurna dan memasuki Restoran itu dengan beriringan.
Kania dan Ray langsung duduk di salah satu meja yang kosong di Restoran itu dia kemudian memesan makanan untuk mereka dan langsung memakannya saat makanan mereka datang.
Mereka makan dengan santai dan tenang dan sesekali Ray melayangkan candaan dan gombalan untuk Kania dan hanya ditanggapi dengan sebuah senyuman atau tawa kecil dari Kania saat candaan Ray lucu menurutnya.
"Kania, aku ingin bicara hal yang serius padamu," kata Ray saat mereka sudah selesai makan.
Ray menatap Kania dengan serius hingga membuat Kania membeku di tempatnya dan membalas tatapan mata Ray dengan tak kalah serius.
"Apa?" tanya Kania dengan debaran di dadanya yang terasa lebih meningkat.
Dadanya seolah sudah tahu dengan apa yang akan dikatakan oleh Ray padanya sehingga jantungnya berdebar lebih cepat dari sebelumnya.
"Apa yang aku katakan tadi itu benar-benar serius," kata Ray menatap dalam Kania.
"Perkataan yang mana?" tanya Kania dengan berusaha mengatur ritme debaran di jantungnya itu.
"Aku benar-benar ingin menikahimu, aku tau ini mungkin terlalu cepat dan terkesan terburu-buru. tapi, aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi Kan, aku sudah menyukaimu sejak lama dan sekarang perasaan itu berubah menjadi cinta, cinta yang bahkan aku sendiri pun tidak bisa mengendalikannya lagi," kata Ray. dia menatap Kania dengan tatapan mata yang penuh dengan kesungguhan.
Ray mengambil tangan Kania yang berada di atas meja dia menggenggamnya dengan lembut. Kania tidak menolak genggaman tangan Ray itu dia hanya menatap Ray dengan seksama.
Pikirannya entah berkeliaran kemana yang jelas sekarang dia bingung harus merespon seperti apa, dia tidak mau menolak pernyataan Ray itu. tapi, dia juga masih ragu untuk menerimanya. dia takut jika dia menerimanya di saat hatinya masih gamang dia malah akan menyakiti Ray karena memberikan harapan semu pada Ray.
"Bisakah aku memikirkannya dulu Ray, jujur saja saat ini aku masih bingung dengan perasaanku sendiri," terang Kania apa adanya.
Ray mengusap lembut punggung tangan Kania dengan jari jempolnya, dia memberikan sebuah senyuman kepada Kania. dia tahu Kania masih butuh waktu untuk itu. tapi, dia senang setidaknya Kania tidak menolaknya. itu artinya dia masih memiliki kesempatan untuk bisa diterima oleh Kania.
"Baiklah pikirkanlah dulu dengan matang setelah kamu sudah merasa yakin mau menerimaku atau menolakku kamu langsung saja beritahukan padaku. tapi, aku harap kamu tidak sampai menolakku," kata Ray disertai kekehan diakhir kalimatnya.
Kania hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya. Ray masih menggenggam tangannya itu seolah enggan untuk melepaskan tangannya itu dari genggamannya.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....
Boleh minta koreksinya kakak-kakak semuanya jika ada yang typo biar bisa langsung aku revisi karena aku udah baca berulang-ulang tapi terkadang suka masih ada yang typo🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Wulanrois
lanjut
2021-09-19
2