Happy Reading....
"Kamu harus memperlakukan suamimu dengan baik, mulailah buka hatimu untuknya, Sering-seringlah berkunjung ke rumah. Mama pasti akan sangat merindukanmu," kata Kiran memeluk anaknya dengan erat. Dia menangis karena sedih akan berpisah dengan anaknya itu.
"Ma, Kania masih di sini, di kota ini, Kania gak pergi ke luar negeri ataupun ke luar kota," kata Kania membalas pelukan Mamanya dan mengusap punggungnya.
"Tetap saja kita tidak akan bertemu setiap hari lagi, kamu 'kan jarang pergi, hampir setiap waktu berada di rumah selain ke kantor. Mama pasti akan sangat merindukanmu," kata Kiran melepaskan pelukannya dan menatap anaknya.
"Kania akan sering-sering berkunjung Ma, Mama jaga kesehatan ya, kalau ada apa-apa telpon Kania," kata Kania kepada Mamanya sambil menghapus air mata di pipi Mamanya.
Dia juga sebenarnya berat berpisah dengan Mama dan Papanya itu. tapi, dia tidak mungkin tetap tinggal dengan orang tuanya karena dia sudah memiliki suami.
"Seharusnya Mama yang bilang seperti itu, kamu jaga kesehatan, jangan terlalu banyak bergadang, kalau ada apa-apa langsung telpon Mama ya," kata Kiran.
"Iya Ma," kata Kania.
Setelah itu Papanya yang berpamitan, Kania dan Kean saling berhadapan, Kean langsung menarik Kania kedalam pelukannya dan mencium kepala Kania.
"Kalau ada apa-apa langsung cerita ke Papa jangan diam saja dan menyimpannya sendiri," kata Kean mengusap punggung Kania.
"Iya Pa, Papa sama Mama terlalu berlebihan, ayolah, Kania bukan mau pergi berperang atau pergi jauh, beberapa hari lagi kita juga pasti ketemu lagi di kantor Pa," kata Kania melepas pelukan antara dia dan Papanya.
"Papa hanya sudah terbiasa melihat kamu setiap waktu dan mulai sekarang kita akan jarang bertemu bahkan jika di kantor pun kita pasti hanya akan bertemu sebentar," kata Kean menatap Kania sedih.
"Ya udah, Papa sama Mama jaga kesehatan ya," kata Kania mengambil tangan Papanya dan mencium tangannya.
Kean menganggukkan kepalanya kemudian berhadapan dengan Ras, sedangkan Kania berbicara lagi dengan mertuanya.
"Tolong jaga anak kami ya, tolong maklumi juga jika sikapnya terlalu cuek," kata Kiran kepada Ras.
"Iya Ma, Ras pasti akan menjaganya," kata Ras mencium tangan Kiran.
"Kalau kamu sudah tidak mau bersamanya langsung saja kembalikan dia padaku jangan malah menyakitinya," kata Kean mengintimidasi Ras.
"Ras tidak akan mengembalikannya Pa, karena Ras tidak akan pernah menyakitinya," kata Ras dengan tegas dan penuh keyakinannya.
"Aku pegang kata-katamu itu kalau sekali saja aku tau kamu menyakitinya aku tidak akan pernah memberikanmu kesempatan lagi." Ancam Kean.
Ras hanya tersenyum tipis dan kembali berdiri di samping Kania sedangkan Kean berpamitan kepada besan-besannya.
"Saya titip anak saya ya Om, Tante," kata Kean saat berpamitan kepada Alex dan Alya.
"Iya kamu tenang saja Kania pasti akan baik-baik saja di sini," kata Alex.
"Terima kasih Om, tante, saya dan istri saya permisi dulu ya," pamit Kean.
Alex menganggukkan kepalanya, setelah itu Kean dan Kiran memasuki mobilnya Kania melambaikan tangannya saat mobil orang tuanya mulai berjalan meninggalkan halaman rumah mereka.
"Kania kamu istirahatlah, kamu pasti capek semalam tidak tidur dengan benar," kata Adelia pada Kania.
"Iya Mom," jawab Kania menganggukkan kepalanya.
"Ras antar Kania ke kamar kalian biarkan dia istirahat," kata Adelia.
Ras menganggukkan kepalanya setelah itu berjalan lebih dulu tanpa mengajak Kania, Kania pun berpamitan pada semuanya dan pergi mengikuti Ras yang sudah menaiki tangga.
"Ini kamar kita," kata Ras membuka pintu besar berwarna putih.
Mereka memasuki kamar itu, kamar yang lebih besar dari kamarnya di rumah Papanya.
Tanpa bicara lagi Kania langsung menuju ke ranjangnya dan merebahkan tubuhnya di ranjang itu dengan nyaman dan langsung memejamkan matanya untuk tidur.
Ras keluar lagi dari kamar itu dia menuju ke ruang keluarga dimana keluarganya masih berkumpul di sana.
Saat sampai di sana Ras hanya melihat Mommy dan Daddy-nya saja yang ada di sana.
"Kemana yang lainnya Mom, Dad?" tanya Ras pada orang tuanya.
"Mereka tadi pamit pulang, kita kira kamu juga mau istirahat jadi mereka tidak pamit dulu padamu," kata Adelia.
"Iya gak pa-pa Mom," jawab Ras mendudukkan dirinya di sofa yang berhadapan dengan orang tuanya.
"Ras Mom mau bicara padamu," kata Adelia menatap Ras dengan serius.
Melihat tatapan Mom-nya yang serius seperti itu Ras menegakkan badannya dan duduk dengan tegak membalas tatapan Mom-nya.
"Bicara apa Mom," kata Ras menatap Mom-nya dengan serius.
Adelia pindah dari duduknya menjadi di samping Ras dia kemudian mengambil kedua tangan Ras dan menggenggamnya lumayan erat.
"Maukah kamu menuruti perkataan Mommy, Ras?" tanya Adelia menatap intens mata Ras.
Vano hanya diam dia ingin membiarkan istrinya untuk berbicara hal yang lumayan serius dengan anaknya.
"Apa Mom?" tanya Ras.
"Tolong perlakukan Kania dengan baik layaknya seorang suami istri, jangan hanya memperlakukannya dengan baik ketika di hadapan kita saja, cintailah dia dan buat dia juga mencintaimu, dia pasti sudah kecewa dengan apa yang terjadi sebelumnya, sekarang tugasmu adalah membuat dia melupakan masa itu," kata Adelia menatap Ras serius.
"Ras akan berusaha Mom," kata Ras tersenyum kepada Mom-nya.
"Syukurlah, Mommy udah menyayangi Kania dari semenjak mengenalnya, itu sebabnya Mom meminta kamu untuk menikahinya," kata Adelia tersenyum.
"Kamu juga belum memiliki kekasih jadi tidak ada orang yang tersakiti karena hal ini," kata Adelia.
Ras hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Sekarang sebaiknya kita pulang, Dad juga mau istirahat," kata Vano.
"Kalian istirahatlah di sini," kata Ras pada orang tuanya.
"Kami harus pulang Ras karena saat ini Kakak kamu juga sedang membutuhkan dukungan kita," kata Vano menatap Ras.
"Iya, ini juga pasti tidak mudah untuk Ray karena dia mencintai Kania," kata Ras.
Adelia dan Vano menganggukkan kepalanya membenarkan perkataan Ras.
"Ya udah Mom sama Daddy pergi dulu ya, nanti Mom akan membereskan barang-barangmu dan mengirimnya ke sini," kata Adelia mulai berdiri diikuti oleh Vano.
"Iya Mom, kalian hati-hatilah," kata Ras ikut berdiri.
"Katakan pada Kania maaf karena Mom gak sempat pamit padanya," kata Adelia.
"Iya Mom, nanti Ras katakan padanya saat dia bangun," kata Ras.
"Jaga Kania dengan baik," kata Vano menatap Ras dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Iya Dad," kata Ras.
Vano sebenarnya sudah tahu jika Ras juga memiliki perasaan pada Kania, terlihat dari cara dia menatap Kania dari semenjak pertama mereka mendatangi keluarga Kania.
Dia selalu diam-diam memperhatikan anaknya itu yang selalu mencuri pandang pada Kania. meskipun memasang wajah datar tapi matanya memandang Kania dengan tatapan berbinar tatapan mendamba.
Sempat berada di posisi mencintai dalam diam jadi dia bisa tahu tatapan yang selalu Ras berikan pada Kania.
Satu yang Vano takutkan sekarang adalah apa yang terjadi pada Ray adalah ulah Ras untuk mendapatkan Kania. tapi, dia berharap itu hanya ketakutannya saja.
Dia tahu anaknya tidak mungkin melakukan hal yang tidak baik hanya demi untuk mendapatkan wanita.
Setelah orang tuanya pergi Ras menaiki tangga dan memasuki ruang kerjanya yang tidak jauh dari kamarnya.
Dia mendudukkan dirinya di kursi kerjanya menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya.
"Maafkan aku Ray, maafkan aku Kak Iden," katanya dengan mata terpejam.
Entah apa maksud dari perkataan maafnya itu, apakah yang Vano takutkan itu benar-benar terjadi.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Nurliana Saragih
jangan2 si Ras yg menjebak Ray ma Tisya???
OMG kasiannya Ray ma Kania juga Tisya jadi korban KEGANASAN Ras.
kok tega si kamu Ras,kasiankan Abangmu yg terlalu mencintai Kania.
berapa orang dah kecewa gara2 dirimu Ras???
😭😭😭
2022-01-22
1
Sutiah
naah bener kan kata q.... ini pasti ulahnya ras 😣😡 ckckck
2021-10-07
1
Ilan Irliana
wadddaaww...ulah ras ini mh demi cnt kania..hihi
2021-10-01
0