"Kak, kenapa aku harus memakai gaun seperti ini?" tanya Elea bingung. "Memangnya kita mau pergi ke pesta ya?"
Gabrielle yang sedang memasang dasi di lehernya hanya tersenyum kecil mendengar pertanyaan Elea. Dia memang sengaja tidak memberitahu tentang rencananya yang ingin memberi kejutan di malam pergantian usia Elea yang ke dua puluh tahun.
"Iih Kak Iel, bukannya menjawab Kakak malah tersenyum-senyum sendiri. Genit sekali sih."
Setelah pulang dari perusahaan, suaminya langsung meminta Elea untuk bergegas mandi kemudian memakai gaun cantik ini. Dia yang tidak tahu apa-apa hanya patuh saja. Juga mendadak ada MUA yang di panggil kemari untuk meriasnya. Elea tentu saja sangat penasaran, tapi suaminya yang tampan itu sama sekali tak mau membuka mulut saat dia bertanya.
"Kita sebenarnya mau ke pesta siapa sih, Kak? Seingatku tidak ada undangan yang datang,"
"Kita memang akan pergi ke pesta, sayang. Tapi bukan pesta seperti yang kau pikirkan," jawab Gabrielle kemudian berjalan menghampiri istrinya yang sedang duduk di tepian ranjang. "Kau sungguh cantik mengenakan gaun ini. Aku suka."
"Terima kasih untuk pujiannya, suamiku sayang. Jadi bisakah kau memberitahuku kemana kita akan pergi?" sahut Elea sembari mengelus pelan pipi suaminya.
Gabrielle memejamkan mata, meresapi sentuhan tangan Elea yang membuatnya terbuai. Andai tidak sedang di kejar oleh waktu, Gabrielle pasti akan mengajak Elea untuk sedikit bercumbu. Namun hal ini harus Gabrielle urungkan karena perbuatannya bisa membuat riasan Elea menjadi rusak.
Setelah belaian tangan istrinya berhenti, Gabrielle membuka mata kemudian mengeluarkan sapu tangan yang ada di saku jasnya. Dia lalu menggunakan sapu tangan tersebut untuk menutup kedua mata Elea.
"Astaga, Kak Iel ini sebenarnya mau apa sih? Kenapa matamu di tutup begini?" tanya Elea bingung sekaligus kaget.
"Aku akan membawamu pergi ke sebuah tempat yang tidak pernah kau pikirkan selama ini," bisik Gabrielle tepat di samping telinga Elea. Dia lalu meniupnya perlahan, yang mana perbuatannya itu membuat telinga istrinya memerah.
Tak ingin mengulur waktu, Gabrielle segera mengangkat tubuh mungil Elea ke dalam gendongannya. Tepat ketika dia hendak membuka pintu, Nun sudah lebih dulu membukanya. Mereka bertiga kemudian sama-sama masuk ke dalam lift tanpa mengeluarkan sepatah katapun, termasuk juga dengan Elea. Perempuan yang sebentar lagi akan berulang tahun ini nampak tenang dalam gendongan suaminya.
Nyonya, saya harap anda tenang begini bukan karena sedang tidur ya, batin Nun gemas.
Nun dengan sigap membukakan pintu mobil untuk majikannya setelah mereka sampai di halaman rumah. Setelah itu dia berlari memutari mobil kemudian duduk di kursi kemudi. Nun lalu memberi aba-aba kepada para penjaga untuk segera berangkat menuju dermaga.
"Kak Iel, kita bukan ingin berangkat berperang kan? Aku bisa merasakan kalau ada banyak paman penjaga yang mengawal kita,"
Pertanyaan Elea sukses membuat Gabrielle dan Nun terbatuk-batuk. Entahlah, lagi-lagi mereka dibuat kaget dengan celetukan nyeleneh tersebut.
"Sudah, jangan banyak bertanya. Lebih baik kau simpan tenagamu untuk acara nanti!" ucap Gabrielle sambil memainkan bibir istrinya yang terlihat sangat manis dengan polesan lipstik berwarna peach.
"Baiklah, Kak."
Nun tersenyum samar melihat kepatuhan nyonya kecilnya. Keadaan di dalam mobil berubah sunyi setelah si nyonya kecil tak lagi bicara. Hingga tak berselang lama, sampailah rombongan di dekat dermaga tempat kapal pesiar milik keluarga Ma berjejer.
"Sayang, bersiaplah. Karena sebentar lagi penutup matamu akan kubuka," bisik Gabrielle sambil menunggu Nun membukakan pintu mobil.
"Rasanya seperti ada yang sedang menabuh gendang di dalam dadaku, Kak. Getarannya sampai membuatku ingin mengompol," sahut Elea gugup.
"Hahahahaha!"
Gabrielle terbahak-bahak mendengar ucapan istrinya. Sungguh, Elea ini benar-benar sangat pandai melawak. Setelah Nun membukakan pintu mobil, Gabrielle keluar terlebih dahulu baru kemudian membuka pintu samping tempat Elea duduk. Setelah itu dengan hati-hati dia membantu istrinya keluar lalu menghadapkannya ke arah laut.
"Sudah siap?" tanya Gabrielle seraya mengusap pelan bahu istrinya.
"Aroma laut. Apa Kak Iel ingin menenggelamkan aku di sini?"
Nun beserta yang lain berusaha keras untuk tidak tertawa saat mendengar ucapan nyonya mereka. Bagaimana mungkin wanita kecil ini berpikir sedemikian rupa di saat suaminya sendiri begitu mencintainya. Hmm, sepertinya memang hanya nyonya kecil mereka saja yang sanggup berpikiran seperti itu.
"Sayang, apa aku terlihat seperti seorang penjahat di matamu?" tanya Gabrielle pelan.
"Iya. Di mataku Kakak adalah seorang penjahat. Penjahat yang telah mencuri hatiku," jawab Elea menggoda sang suami.
Gabrielle tersipu. Dia mengulum senyum sampai wajahnya memerah.
"Ayo cepat Kak Iel buka penutupnya. Nanti bulu mataku bengkok-bengkok jika terlalu lama di tutup dengan sapu tangan ini!"
Hancur sudah kebahagiaan yang sedang di rasakan oleh Gabrielle. Dan seperti biasa, istrinya ini dengan tidak manusiawinya menghancurkan suasana romantik yang sedang Gabrielle rasakan. Untung dia sayang. Jika tidak, mungkin Gabrielle akan benar-benar menenggelamkannya di laut.
Tak ingin mendengar ucapan yang jauh lebih nyeleneh lagi, dengan segera Gabrielle membuka penutup mata istrinya. Dia melakukannya dengan hati-hati karena tak ingin membuat bulu mata menjadi bengkok seperti yang Elea keluhkan tadi.
"Surprise...... 🥳🥳🥳
Begitu Elea membuka mata, dia langsung ternganga melihat apa yang ada di hadapannya. Dia tertegun, kaget sekaligus takjub.
"Apa kau suka?" bisik Gabrielle kemudian melingkarkan tangan ke pinggang ramping istrinya.
"Ini... ini indah sekali, Kak. Aku sangat suka," sahut Elea terpesona dengan apa yang dia lihat. Elea bahkan sampai lupa untuk berkedip.
Gabrielle tersenyum. Dia menggandeng tangan Elea kemudian mengajaknya untuk naik ke atas kapal. Senyum manis terus menghiasi bibir Gabrielle saat dia mendengar suara decak kagum dari mulut istrinya yang tidak berhenti memuji kemewahan kapal yang memang telah di dekor khusus untuk acara malam ini.
"Wahhh, apa kapal-kapal yang ada di luar adalah milik Kakak juga?" tanya Elea.
"Iya sayang. Kapal-kapal itu milik kita."
"Ini kabar yang sangat bagus. Nanti aku akan memamerkannya pada Kak Levi. Dia pasti akan menangis bombay jika tahu Kak Iel memiliki banyak kapal."
Lagi. Lagi-lagi Elea berniat membuat darah si pelakor mendidih. Gabrielle dan Nun yang mendengar niat jahat nyonya kecil ini hanya bisa menggelengkan kepala. Sang nyonya belum tahu saja kalau si pelakor juga ada di dalam kapal ini.
"Kak Iel, sebenarnya kita ini sedang mendatangi acara siapa sih? Aku hampir mati gara-gara menahan rasa penasaran sejak tadi," tanya Elea sambil menahan langkah kakinya saat akan menaiki tangga menuju bagian atas kapal.
"Kau akan tahu setelah sampai di atas, sayang," jawab Gabrielle.
"Jadi benar tidak mau memberitahuku?"
Gabrielle mengangguk.
"Nanti aku akan mencium Kakak kalau Kakak mau memberi sedikit bocoran padaku. Bagaimana? Tawaranku sangat asik bukan?" ucap Elea mencoba bernegosiasi.
"Untuk sekarang tawaranmu belum bisa membuat pertahananku goyah, sayang. Maaf, aku tetap tidak akan memberitahumu," sahut Gabrielle sambil menahan tawa.
"Pelit sekali sih," gumam Elea.
"Aku mendengarnya, sayang."
"Jelas Kak Iel mendengarnyalah. Kan Kak Iel punya telinga."
Dari atas kapal, terdengar suara riuh seperti orang yang sedang bersenang-senang. Elea yang mendengar hal itupun menjadi sangat penasaran. Dia mulai menebak acara seperti apa yang akan dia dan suaminya datangi.
"Sayang, bisakah kita naik ke atas sekarang? Aku sudah tidak sabar ingin segera bergabung dengan yang lain," ucap Gabrielle sembari membelai puncak kepala istrinya.
"Tumben sekali Kak Iel begitu semangat. Biasanya kan Kakak hanya bersemangat saat ingin menaiki tubuhku saja,"
Gabrielle tertawa mendengar ucapan Elea. Memang benar kalau selama ini hal yang selalu membuatnya sangat semangat adalah naik ke atas tubuh istrinya. Dia bahkan sudah kecanduan.
"Kita naik sekarang?"
"Baiklah."
Dengan hati berdebar-debar Elea mengikuti langkah suaminya menaiki anak tangga. Dia semakin penasaran saat mendengar suara dari orang-orang yang cukup familiar hingga pada akhirnya dia dibuat terpaku begitu sampai di atas kapal.
"Kak Iel, ini....
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
...🍀Jangan lupa vote, like, dan comment...
...ya gengss...
...🍀Ig: rifani_nini...
...🍀Fb: Rifani...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Land19
kalo adu mulut dg Levi teringat pas waktu baca di S1 wkwkwk..
si Levi hampir dibuat Gilak oleh omongan pedasnya si el
2024-12-04
0
Chesta Haydar
pasti klu levi dengar akan naik darah.
2023-07-23
0
Rr Ecih Hao Khan
ow romantisnya kasih sayang alea dan Gabrielle bikin lumer....🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2023-06-10
0