Lusi menatap lucu ke arah suaminya yang sedang merajuk. Saat ini mereka sedang berada di halaman depan rumahnya Gabrielle. Lusi dan Elea sudah berjanji akan berangkat ke kampus bersama yang mana janji tersebut membuat Gleen jadi begini.
"Gleen, aku ini hanya akan pergi ke kampus bersama Elea, bukan pergi bersama pria lain. Tidak perlulah kau sampai merajuk begini. Ya?" bujuk Lusi sambil membelai lembut pipi suaminya.
"Ck, Sweety, kenapa juga kau harus berangkat bersama Elea. Kenapa tidak pergi denganku saja sih? Aku kan suamimu, aku lebih berhak dari siapapun," sahut Gleen bersungut-sungut.
"Iya tahu kalau kau adalah suamiku. Tapi tawaran untuk kuliah sudah lebih dulu aku terima dari Elea sebelum kita menikah. Jadi untuk masalah ini aku rasa Elea lebih berhak jika di bandingkan dirimu. Aku harap kau bisa memahaminya, Gleen."
Mendengar penjelasan tersebut membuat Gleen tidak bisa berkutik lagi. Sebenarnya bukan Elea yang menjadi masalah, melainkan karena dia yang begitu takut kalau istrinya akan di goda oleh mahasiswa lain. Entahlah, semenjak menikah kecantikan Lusi makin menjadi-jadi. Gleen saja terkadang sampai harus melarikan diri dari pekerjaan kantor hanya untuk bisa melihat istrinya barang sejenak. Kehangatan, perhatian, kesabaran dan kecantikan Lusi membuat Gleen menggila. Dan hal ini juga di rasakan oleh Junio setelah menikah dengan Patricia. Tapi bedanya Junio mendapatkan istri yang sedikit galak, tidak seperti Lusi yang lemah lembut seperti jeli. 🤣
"Sudah tidak marah lagi kan?" tanya Lusi.
"Masih, tapi sedikit," jawab Gleen manja.
Lusi tertawa. Dia kemudian melepas seatbelt yang melingkari tubuhnya lalu berpindah duduk ke atas pangkuan Gleen. Lusi tentu saja tahu cara apa yang bisa meluluhkan kemarahan suaminya dalam sekejap. Tanpa melepaskan senyum di bibirnya, Lusi memberikan kecupan hangat di seluruh bagian wajah suaminya. Dia menahan tawa saat menyadari kalau nafas suaminya sedikit menderu.
"Sweety, aku...
"Nanti malam saja ya. Aku janji akan memberikan jamuan yang sangat istimewa untukmu," bisik Lusi menenangkan gairah sang suami.
"Tapi sudah terjepit. Rasanya nyeri," sahut Gleen sambil pura-pura kesakitan.
Lusi menunduk. Dia sedikit menggeser tubuhnya untuk memastikan apakah benar si junior terjepit atau tidak.
"Masih belum berdiri sempurna, sayang. Kau masih punya waktu untuk mengajaknya berdamai."
Gleen tergelak mendengar kata-kata fulgar yang di ucapkan oleh istrinya barusan. Sedetik kemudian dia tertawa sambil mengusap wajahnya hingga memerah.
"Hahahaha Sweety, darimana kau mendapatkan kata-kata seperti itu, hah? Kau membuatku kaget saja."
"Aku belajar darimu, Gleen," jawab Lusi seraya tersenyum lega melihat suaminya yang sudah mau tertawa. "Kita turun sekarang ya?"
"Baiklah. Kali ini aku memaafkanmu, Sweety. Tapi tunggu dan lihatlah apa yang akan aku lakukan padamu malam nanti."
Gleen bergegas keluar dari dalam mobil setelah Lusi turun dari atas pangkuannya. Dia lalu membukakan pintu untuk ratunya kemudian mengulurkan tangan bak seorang pangeran.
Tepat begitu Lusi keluar dari dalam mobil, Elea muncul bersama dengan Gabrielle. Kedua wanita yang sudah sama-sama menikah ini langsung melakukan ritual cipika-cipiki tanpa menghiraukan keberadaan pasangan masing-masing.
"Selamat pagi, Kak Iel!" sapa Lusi sopan.
"Pagi juga, Lusi," sahut Gabrielle kemudian menarik pinggang istrinya agar mendekat. "Kau tidak keberatan bukan kalau aku menitipkan istri kesayanganku ini untuk kau jaga? Aku sangat takut dia terluka."
"Kakak tenang saja. Keselamatan Elea akan menjadi fokus utamaku di kampus,"
"Terima kasih."
Gabrielle kemudian melihat ke arah Gleen. Mereka berdua sama-sama menyeringai samar. Namun sayangnya kelakuan mereka di sadari oleh Elea.
"Hei, kenapa aku merasa ada niat jahat yang sedang Kak Iel dan Paman Gleen rencanakan ya? Kalian sebenarnya mau berbuat apa sih?" tanya Elea langsung menorehkan tuduhan.
Lusi melihat ke arah suaminya dengan kening berkerut. Dia tahu kalau Gleen tidak akan mungkin membiarkannya kuliah dengan tenang. Tapi dia tidak menyangka kalau suaminya akan bersekongkol dengan suaminya Elea. Ini aneh.
"Sayang, kau ini bicara apa sih. Aku dan Gleen sama sekali tidak merencanakan apapun kok. Sungguh!" jawab Gabrielle dengan santai berkilah.
"Tapi wajah kalian terlihat sangat mencurigakan tadi."
Tak ingin rahasianya terbongkar, Gabrielle dengan cepat membungkam mulut Elea dengan ciuman. Dia bahkan tidak mempedulikan reaksi kaget di diri Gleen dan Lusi yang langsung berbalik badan membelakanginya.
"Dasar brengsek kau, Gabrielle. Kau sudah gila ya berciuman di depan banyak orang! Urat malumu pergi kemana hah!" umpat Gleen bersungut-sungut.
"Bilang saja kalau kau iri, Paman Gleen."
Celetukan Elea sukses membuat Gleen terbengang syok. Sedangkan Gabrielle, pria ini langsung tersenyum dengan begitu puas. Dia sangat suka dengan cara Elea yang akan selalu membelanya di hadapan semua orang. Ya meskipun Gabrielle sendiri terkadang masih harus merasakan olahraga jantung di saat istrinya sudah dalam mode polos dan ceplas-ceplos. 😅
"Em Elea, kalian sudah selesai belum ritualnya?" tanya Lusi hati-hati.
"Sudah kok, Kak. Tenang saja, tadi hanya ritual sekilas yang sering Kak Iel lakukan padaku," jawab Elea sambil mengerlingkan mata ke arah suaminya.
Lusi dan Gleen baru berbalik badan setelah mendengar suara cekikikan dari arah belakang mereka. Siapa lagi pelakunya jika bukan Gabrielle dan Elea. Setelah memberi terapi pada jantung mereka, dua manusia ini dengan santainya malah tertawa seakan tak pernah berbuat dosa. Pasangan ini sama sekali tidak memikirkan perasaan Gleen yang juga ingin mencium istrinya, tapi tidak bisa dia lakukan karena Lusi tidak akan mungkin bersedia melakukannya di depan banyak orang. Meski harus menahan, setidaknya Gleen tidak seterbuka Gabrielle dalam menunjukkan perasaan. Bukan tidak seterbuka sih, tapi tidak berani melakukannya. 🤣
"Kak Lusi, kau akan satu mobil denganku atau dengan Paman Gleen?" tanya Elea sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Hari sudah mulai siang, sebaiknya kita segera berangkat ke kampus."
"Aku ikut denganmu saja, El. Biar nanti Gleen menjemputku di sini setelah kita selesai kuliah," jawab Lusi.
"Sweety, biar aku saja ya yang mengantarkan kalian!" rengek Gleen seraya mengguncang lengan istrinya.
"Ekhmm!"
Suara deheman Gabrielle langsung membuat Gleen melepaskan tangannya. Setelah itu dia melirik kesal sambil berkomat-kamit menggumamkan mantra jahat untuk menyumpahi Gabrielle.
"Sayang, segera hubungi aku jika terjadi sesuatu di kampus. Ingat ya, jangan nakal!" ucap Gabrielle sembari merapihkan anak rambut yang menutupi sebagian mata istrinya.
"Aku hanya akan nakal pada Kak Iel saja. Karena kata Kak Levi, Kak Iel adalah pria muda yang paling kaya di negara ini. Jadi tidak mungkin aku membuang ATM berjalan seperti Kakak!"
Wajah Gabrielle pias. Dia sudah pasrah dengan julukan apapun yang di ucapkan oleh istrinya.
"Aku pergi dulu ya, Kak. Nanti siang aku akan datang ke kantor jika ada waktu."
"Perlu aku jemput tidak?" tanya Gabrielle semringah.
"Tidak usah. Nanti satu kampus bisa geger jika mereka tahu aku di jemput oleh pria paling kaya di negara ini. Aku tidak mau memelihara pelakor lain selain Kak Levi, Kak. Mereka pasti tidak bisa di ajak bekerjasama dengan baik seperti dia."
Andai saja Levi belum kabur dari sini, bisa di pastikan kalau mantan model itu akan langsung naik darah begitu mendengar ucapan Elea. Tapi untunglah Levi sedang tidak ada di sini. Jadi telinga semua orang aman dari lengkingan suaranya yang sangat kuat seperti toa sutradara.
"Ya sudah. Kalau begitu hati-hati ya. Aku mencintaimu," ucap Gabrielle kemudian mencium kening Elea.
"Aku juga mencintai, Kakak."
Tak ingin kalah, Gleen pun melakukan hal yang sama pada istrinya. Dan untuk kali ini Lusi tidak berani menolak karena itu hanya berupa ciuman kening saja.
Di saat Lusi dan Elea hendak masuk ke dalam mobil, sebuah mobil tampak bergerak memasuki halaman. Gabrielle yang tahu siapa pemilik dari mobil tersebut langsung memasang muka masam. Dia benci jika pesaingnya sudah muncul.
"Maaf, mulai sekarang akulah yang akan mengantarkan istri-istri kalian. Jadi tolong jangan mengacau!" ucap Jackson santai kemudian meminta Lusi dan Elea untuk masuk ke dalam mobilnya.
Gabrielle dan Gleen hanya bisa terdiam seperti orang bodoh ketika istri mereka di bawa pergi oleh Jackson. Setelah itu mereka sama-sama menyeringai. Satu rencana sudah mereka atur sejak istri-istri mereka sepakat untuk berangkat ke kampus bersama.
"Dasar rubah licik!" gumam Nun pelan.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
...🍀Jangan lupa vote, like, dan comment...
...ya gengss...
...🍀Ig: rifani_nini...
...🍀Fb: Rifani...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Chesta Haydar
suami2bucin akut mereka br2.tpi aku suka cara gabriel n gleen pada istri2 mereka.
2023-07-21
0
Nana
di Gleen ikut2an bucin kek lel
2023-01-14
0
Juwanto
Ma Hahahaha Gabrielle dan Glen Tidak Berdaya Begitu Si Rubah Janson Menjemput Elea dan Susi Mengantar Kuliah Pertama nya ... Muantap Author
2022-11-24
0