"Selamat pagi, Nyonya Elea!" sapa Nun sambil memberikan setangkai mawar putih untuk sang nyonya.
Gabrielle mengangguk ke arah Elea saat dia menatapnya. Sekarang dia membiarkan pria lain menunjukkan perhatian pada istrinya karena hari ini adalah hari yang sangat spesial. Pun juga ini semua sudah di rencanakan jauh-jauh hari oleh Gabrielle beserta Nun dan juga Ares.
"Selamat pagi juga, Pak Nun. Waahhh ... ada acara apa ini? Kenapa kalian semua memberiku bunga mawar putih?" sahut Elea sambil menerima pemberian bunga dari Pak Nun dan teman-temannya yang lain.
"Mawar putih ini adalah ucapan selamat dari kami semua karena Nyonya akan memulai hari sebagai seorang mahasiswa. Semoga di hari pertama anda masuk universitas semuanya berjalan dengan lancar, Nyonya!" ucap Nun memberitahu.
"Amiinn. Terima kasih banyak untuk perhatian kalian semua. Uummm, aku jadi terharu."
Gabrielle tertawa melihat mata Elea yang sudah berkaca-kaca. Dengan penuh sayang dia mencium puncak kepalanya kemudian memeluknya erat.
"Jangan menangis, nanti teman-temanmu ikut menangis juga."
"Hiksss, biar sajalah Kak. Kalau tidak menangis nanti mereka akan berpikir kalau aku tidak senang dengan hadiah ini. Makanya perlu sedikit airmata untuk menyihir mata semua orang,"
Dan seperti biasa, perkataan Elea sukses membuat semua orang terbengang kaget. Namun kekagetan itu hanya sebentar karena dari arah luar terdengar suara seseorang yang selalu saja menjadi pengacau dalam rumah tangga Gabrielle dan Elea. Siapa lagi kalau bukan si Levita Foster, pelakor yang merangkap sebagai CEO sekaligus calon istri dari direkrut rumah sakit ternama milik Group Ma, Reinhard.
"Spadaaaaaa!! Hei istri sah, kau dimana!!"
Langkah Elea langsung terhenti saat lengannya di tarik oleh Gabrielle. Dia lalu menatap bingung ke arahnya.
"Kenapa menahanku, Kak?"
"Sayang, walaupun Reinhard dan Jackson sudah mengizinkanmu untuk beraktifitas kau masih harus tetap hati-hati. Kalau kau sampai kenapa-napa maka aku tidak akan mengizinkanmu keluar lagi sampai benar-benar pulih. Paham?" jawab Gabrielle.
Jantung Gabrielle hampir terlepas saat Elea hendak berlari menghampiri Levi. Dia sangat takut istrinya terpeleset jatuh yang mana akan mempengaruhi kesehatannya. Terlebih lagi bekas operasinya yang baru saja mengering.
"Oh begitu ya, Kak. Berarti aku harus berjalan pelan-pelan dulu?" tanya Elea lugu.
"Iya, berjalanlah dengan pelan."
Elea mengangguk. Dia melepaskan tangan suaminya kemudian mulai melangkah sepelan mungkin agar tidak membuat orang lain khawatir. Ares dan Levi yang kebetulan masuk bersama-sama tercengang syok melihat cara berjalan Elea yang seperti anak bebek. Si nyonya rumah berjalan dengan begitu pelan seakan tengah memakai kain ketat di bagian bawah. Pandangan Levi dan Ares kemudian beralih ke arah Gabrielle dan semua orang. Mereka menarik nafas panjang melihat Gabrielle yang sedang tersenyum seperti orang kasmaran.
"Hadeeehhh, lagi-lagi aku harus melihat kelakuan absurd Tuan Muda-mu, Res. Aku rasa dia itu sebenarnya sudah gila," gumam Levi.
"Tolong jaga bicara anda, Nona Levi. Tuan Muda bersikap seperti itu karena sangat mencintai Nyonya Elea!" sahut Ares membela tuannya.
"Cihhh, dasar penjilat. Memangnya kau tidak bisa apa sekali-kali menghujat bosmu sendiri. Di hadapanku kau tidak perlu malu, Res. Kalau kau muak dan ingin mengumpat Gabrielle, maka lakukan saja. Tidak perlu sungkan. Aku tahu kau sebenarnya sering dibuat frustasi oleh pria sinting itukan? Jujur saja!"
Ares menarik nafas panjang. Dia langsung menundukkan kepala saat Nyonya Elea telah sampai di depannya.
"Selamat pagi, Nyonya Elea. Selamat untuk hari pertama anda masuk ke universitas."
"Terima kasih banyak, Ares."
Mata Elea terus melihat ke arah belakang tubuhnya Ares. Dia tengah menantikan bunga pemberian dari Ares seperti yang di berikan oleh Nun dan teman-temannya tadi.
"Kau mencari apa, Elea?" tanya Levi heran.
"Mawar putih," jawab Elea jujur.
"Mawar putih? Untuk apa?"
Saat itu Levi baru menyadari kalau di tangan Elea ada banyak bunga mawar berwarna putih. Dia kemudian melihat ke arah Gabrielle yang langsung di balas hendikan bahu olehnya.
Dasar pria menyebalkan, batin Levi.
"Maaf Nyonya, bunga mawar putih dari saya ada di dalam mobil. Saya permisi sebentar untuk mengambilnya," ucap Ares kemudian berbalik hendak keluar untuk mengambil bunga.
"Aku ikut, Res."
"ARES!"
Rasanya seperti sedang di serang dengan puluhan ribu anak pedang saat Ares mendengar suara teriakan Tuan Muda-nya yang begitu menggema. Sungguh, dia benar-benar bingung harus bagaimana sekarang. Di lengannya, ada sepasang tangan mungil yang sedang menempel. Sedangkan di belakangnya, ada seekor banteng pencemburu yang Ares yakini pasti sudah mengeluarkan banyak tanduk. Dia jadi serba salah sendiri.
"Ares, ayo. Kenapa berhenti?" tanya Elea yang tak paham kalau saat ini wajah suaminya sudah merah padam menahan cemburu. Dia juga tidak sadar kalau tangannya sedang menggaet lengan Ares.
"Nyonya Elea, bisa tolong lepaskan tangan anda tidak? Nyawa saya bisa melayang kalau kita sampai melakukan kontak fisik di hadapan Tuan Muda."
Belum sempat Elea menjawab, dari arah belakang pinggangnya di rengkuh dengan erat. Dia kemudian mendongak, menahan tawa saat mendapati wajah suaminya yang terlihat begitu buruk.
"Kau sudah memiliki istri sendiri kenapa masih mengganggu istri orang hah!" teriak Gabrielle murka. "Bukankah aku sudah bilang jangan pernah menyentuh kulit istriku meskipun hanya setengah senti. Tapi apa yang baru saja kau lakukan hah! Kau memegang tangan istriku, Res. Kau memegangnya!"
"Ralat!"
Dengan berani Levi menyela tuduhan Gabrielle yang tidak mendasar. Meskipun dia dan Ares tidak terlalu akrab, tapi Levi tidak bisa diam saja ketika melihatnya mendapat perlakuan tidak adil.
"Yak Gabrielle, memangnya matamu sudah rabun sampai tidak bisa membedakan mana yang memegang dan mana yang di pegang? Jelas-jelas tangan Elea-lah yang memegang lengan Ares lebih dulu. Tapi kenapa kau malah marah padanya, hah? Kau sudah tidak waras ya?"
"Tutup mulutmu, Levi!" sergah Gabrielle jengkel.
"Apa? Kau memintaku untuk menutup mulutku yang seksi ini? Ohooo, tidak semudah itu ferguso!" sahut Levi sambil menggoyangkan jari telunjuknya.
Ares, Nun dan para pelayan hanya berdiri diam menyaksikan pertengkaran antara Tuan Muda mereka dengan si pelakor yang tidak punya hati ini. Mereka sudah tidak kaget lagi karena kejadian seperti ini akan selalu muncul setiap kedua orang tersebut bertemu. Sepertinya dewa telah mengutuk keduanya agar selalu tidak akur. Sungguh menyedihkan.
"Kak Iel, Kak Levi, memangnya urat leher kalian tidak kaku ya karena selalu bersitegang? Aku yang melihat saja bisa merasakan kalau tensi darahku sudah naik ke tingkat yang paling tinggi!" celetuk Elea yang langsung membuat kedua orang tersebut tak bisa melanjutkan perdebatannya lagi.
"Elea, bagaimana caramu bertahan dengan pria egois yang tidak punya perasaan ini hah! Jika itu aku, mungkin aku sudah menenggelamkannya ke dalam bak mandi sampai kehabisan nafas. Suamimu benar-benar sangat menjengkelkan, Elea!" amuk Levi sambil melirik sinis ke arah Gabrielle.
"Meskipun menjengkelkan tapi suamiku sangat kaya, Kak Levi. Memangnya Kak Levi lupa uang siapa yang Kakak curi setiap bulannya?" tanya Elea dengan sengaja menenggelamkan Levi ke dalam dasar sungai yang paling dalam setelah mengejek suaminya.
Gabrielle, Ares, Nun dan para pelayan nampak menahan tawa begitu Elea mengeluarkan jurus mautnya yang langsung membuat Levi berlari keluar dari dalam rumah. Bisa kalian bayangkan sendiri betapa frustasinya pelakor itu setelah mendapat serangan mental dari si istri sah. 🤣🤣🤣🤣
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
...🍀Jangan lupa vote, like, dan comment...
...ya gengss...
...🍀Ig: rifani_nini...
...🍀Fb: Rifani...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Land19
hahaha levi² , Lo tuh udah lama kenal sama elea tapi tetep Bae kena omongan absurdnya si el
2024-12-04
0
Lina maulina
dr dulu g ngerti amat elea dah tau suami nya kecemburuan masih aja megang2
2023-11-08
0
Lina maulina
🤣🤣🤣🤣 ngakak q elea
2023-11-08
0