SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...
TAPI SEBELUM MEMBACA, AKU MINTA KALIAN UNTUK LIKE DAN VOTE DULU YA...
KASIH AUTHOR BINTANG LIMA, BAGI YANG BELUM.
SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.
...o0o...
Saat ini ia telah mengendarai taxi online yang sudah ia pesan sebelumnya menuju rumah sakit. Ia tentu tidak akan melakukan hal bodoh dengan membawa belanjaannya yang sangat banyak itu ke rumah sakit.
Apalagi belanjaannya itu bukan hanya make up saja, tapi ada beberapa dress, dan juga baju-baju haram yang nanti akan membuat mata adiknya keluar dari tempatnya kalau sampai melihat semua itu.
Bisa-bisa ia dibunuh dengan adiknya, Putri jadi bergidik ngerti membayangkan itu.
"Hah...." wanita itu menghela nafas panjang. Sejujurnya ia masih ragu untuk meninggalkan sang adik yang masih berusia 15 tahun di Indonesia sendiri.
Ya meskipun tak sendiri, masih ada ibunya di sini. Tapi tetap saja, ibunya itu kini tengah berbaring tak berdaya di rumah sakit.
Kadang Ibunya itu akan memberontak, kadang menangis histeris, kadang juga akan tertawa seperti seseorang yang tengah mendapatkan kabar baik dari seseorang.
Ia jadi tersenyum miris membayangkan keluarganya yang sangat jauh dari kata bahagia.
Ujian apa yang saat ini Tuhan berikan padanya dan juga keluarga saat ini. Hanya ada tangis dan ketakutan yang menyelimuti keluarganya.
Belum lagi masalah rentenir itu, jika ia tak segera membayarnya. Mungkin rumah kumuh itu, satu-satunya harta benda yang ia punya saat ini akan mereka sita dan jual dengan harga yang sangat murah.
Dan lagi mereka mengancam akan menculik Dinda dan menjual organ-organ penting yang Dinda miliki.
"Malang sekali nasib kamu Din, maafkan kakak karena tak bisa membuatmu merasakan apa yang kakak rasakan saat kakak remaja dulu," batinnya tersenyum miris.
Dulu saat Putri remaja, Ayahnya masih menjabat sebagai direktur utama di salah satu perusahaan terkenal di Jakarta.
Apa yang Putri inginkan tak perlu menunggu lama pasti ia dapatkan.
Dulu waktu duduk di bangku SMA, putri satu-satunya wanita yang mengendarai mobil untuk menuju sekolah.
Ia juga memiliki banyak teman dan kekasih yang sangat mencintainya.
Dulu, semua wanita ingin menjadi Putri. Sudah memiliki sejumlah penghargaan dari prestasi akademik maupun non akademik, wajah cantik, dan juga ia tak punya musuh karena kepribadiannya yang baik kepada orang lain.
Saat berbeda dengan Dinda yang penyendiri, pendiam, selalu di bully, dan selalu diolok-olok oleh teman-temannya karena miskin.
Putri memejamkan matanya sembari menyenderkan kepalanya ke kaca jendela mobil. "Kenapa hidup ini begitu susah untuk dijalani ?" gumamnya.
Lagi-lagi ia harus menghela nafas panjang karena rasa sesak yang teramat sangat menyerang dadanya. "Aku harus melakukan ini, aku harus bisa mendapatkan banyak uang. Bukan hanya untukku tapi untuk Dinda dan juga Mommy," ucapnya berbisik.
"Toh, ini juga tak akan lama kan ? Hanya untuk beberapa Minggu saja. Aku juga tak berniat untuk membuat pria-pria di sana menjadi sayang atau tak ingin kehilangan ku seperti yang teman Tamara lakukan. Aku akan bermain aman, dan pulang ke tanah air dengan selamat sesuai planning!" bisiknya mantap.
Tanpa sadar ia menganggukkan kepalanya semangat dan tersenyum kecil. "Rencana yang sangat luar biasa, Putri!" batinnya berteriak senang.
Mulutnya bersenandung kecil, menyanyikan lagu yang diputar dalam radio mobil itu. "Aku untuk kamu..."
"Kamu untuk aku..."
"Namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda...."
Ia terus menyanyikan lagu favoritnya itu, hingga diam-diam dilirik oleh sang supir taxi online itu.
"Udah cantik, pinter nyanyi..." pujinya sembari melihat ke kaca mobil yang berada di bagian depan.
"Beuh..... pokoknya paket komplit banget dah si eneng ini," sambungnya sembari tersenyum menggoda Putri.
Sementara yang di goda kini hanya bisa tersenyum malu-malu. "Mana ada aku cantik pak ?" jawabnya.
"Orang aku jelek begini, masa dibilang cantik sih," sambungnya.
Ia tahu bahwa dirinya cantik, namun sedikit merendahkan diri akan menaikkan namanya tinggi bukan ?
"Eneng cakep banget! Kalo saya masih muda mungkin saya mau nikahin si neng!" jawab supir taxi itu semangat.
Mereka tertawa dan terus saling bercanda, supir taxi itu benar-benar membuat mood Putri menjadi kembali baik.
Ini mungkin pertama kalinya Putri bisa tertawa lepas tanpa memikirkan satu pun masalah yang terus menerus menyerangnya.
Tak apa kan jika ia sedikit melupakan masalahnya ? Tak akan berdampak buruk kan bagi dirinya dan juga keluarga ? Semoga saja.
Mereka terus mengobrol hingga tanpa sadar, mobil yang Putri tumpang belok ke area rumah sakit.
"Cantik-cantik kok mainnya ke rumah sakit neng?" tanya sang supir itu hati-hati.
Mobil itu berhenti tepat di depan pintu rumah sakit. Putri sedikit merapikan penampilannya dan segera mengambil uang yang ada di dompetnya lalu diserahkan pada sang supir.
"Mau jenguk Ibu saya, pak. Kondisinya lagi drop," jawabnya cepat. "Ini ongkosnya, kembaliannya ambil buat bapak," sambungnya cepat.
Tanpa menunggu jawaban sang supir taxi ia segera keluar dari mobil itu dan masuk dalam area rumah sakit.
"Semoga cepat sembuh Ibunya, neng. Ini rezeki yang eneng kasih buat saya terlalu banyak. Saya izin untuk membagikan uang ini kepada teman-teman saya yang juga membutuhkan seperti saya," ucapnya menatap uang seratus ribu berjumlah 10 lembar itu.
"Semoga lancar selalu rezekinya, neng!" doanya dengan tulus menatap Putri yang tengah tersenyum, menyapa para tenaga medis.
...o0o...
GIMANA ? SERU GAK CHAPTER HARI INI ?
YUK LANGSUNG NEXT KE CHAPTER SELANJUTNYA....
TAPI SEBELUMNYA JANGAN LUPA MASUKKAN CERITA INI KE FAVORIT YA...
BANTU AUTHOR VOTE+KOMEN+LIKE.
SUPAYA AKU LEBIH SEMANGAT NULISNYA 🥰
TERIMA KASIH SEMUANYA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Taehyung
i
2021-10-15
0
Triiyyaazz Ajuach
doa tulus seorang sopir taxi
2021-10-10
0
Wati_esha
Terima kasih update nya.
2021-10-10
0