SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...
TAPI SEBELUM MEMBACA, AKU MINTA KALIAN UNTUK LIKE DAN VOTE DULU YA...
KASIH AUTHOR BINTANG LIMA, BAGI YANG BELUM.
SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.
..._-_...
“Daddy, kita akan kemana ? Kenapa mobil ini berjalan dengan sangat cepat ? Kenapa Mommy menangis ?” ucap seorang anak kecil tanpa henti.
Namun bukannya menjawab, Regan semakin menambah kecepatan mobil yang saat ini sedang ia kendarai sendiri. “Tuan 3 menit lagi kita akan sampai,” tutur tangan kanan Regan yang bernama Jeffry.
Regan menganggukkan kepalanya mengerti, ia melihat kaca spion mobilnya untuk melihat keadaan sang istri dan anak semata wayang mereka, hingga tanpa sadar matanya mengeluarkan setetes air mata.
“Mommy, kenapa menangis ?” tanya anak kecil itu lagi menatap ibunya yang terus saja menangis tanpa henti.
Mata ibu dan anak itu saling menatap. “Apapun yang terjadi Mommy akan melindungi mu, singa-ku….” ucapnya sembari memeluk putranya erat.
“Mommy jangan menangis, nanti Ello pukul orang yang buat Mommy menangis…” ucapnya lagi menenangkan sang ibunda.
Ibu dan anak itu lagi-lagi berpelukan, dan kali ini lebih erat dari sebelumnya. Dan Regan yang mendengarkan ucapnya sang anak ikut terharu. Ia berjanji akan melindungi kedua orang kesayangannya itu dengan sepenuh hati.
Lama mengendarai mobil, akhirnya Regan beserta anak, istri dan tangan kanannya sampai di heliport, tempat dimana helicopter pribadinya berada.
“Ayo cepat keluar,” titah Regan yang tergesa-gesa membuka sabuk pengamannya yang diikuti oleh ketiga orang di sana juga.
“Kita akan kemana Dad ?” tanya Ello bingung.
“Sini nyonya, biar saja yang menggendong tuan muda,” usul sang tangan kanan. Dan istri Regan menyerahkan anak semata wayangnya pada tangan kanan suaminya.
Lagipula mereka akan berlarian, sudah pasti ia tak akan sanggup menggendong Ello.
“Kita akan pergi jauh dari sini, dan akan memulai kehidupan baru di tempat yang jauh!” ucap Regan tersenyum pada anaknya.
“Yeay…” ucap Ello girang.
Regan menggandeng tangan istrinya dengan erat, dan bersiap berlari menuju helikopternya berada, dimana pilot pribadinya juga sudah siap untuk lepas landas.
“Kamu berjalan duluan, dengan Ello!” titah Regan pada Jeffry yang tengah menggendong Ello.
Tak mau menunggu lama, sang tangan kanan dengan Ello yang berada di gendongannya segera berlari kecil menuju tempat helicopter menunggu mereka, dengan Regan dan istrinya yang berada dibelakang mereka.
“Jalan lebih cepat!” titah Regan.
Regan menggenggam tangan istrinya dengan begitu kuat, tanpa sadar. “Sayang, sakit…” ucap istrinya lirih.
“Sebentar lagi sayang, tolong bersabarlah…” pinta Regan.
Namun baru setengah jalan mereka berempat berlari, terdengar suara pistol yang cukup keras dibelakang mereka.
Dor…
Dor…
Dor…
“Si*al, cepat sekali mereka sudah tahu keberadaan ku! Seharusnya tak secepat ini…” gumam Regan yang masih terus berlari.
“Daddy, Ello takut…” ucap Ello dengan nada bergetar.
Pria kecil itu mengeratkan lengannya pada leher tangan kanan Regan, dengan mata yang berkaca-kaca ia menatap kedua orangtuanya yang berlari dibelakangnya.
Ello bisa melihat ibunya yang kini tengah menangis tanpa suara. Yang membuatnya merasakan sakit hati yang tiada tara. “Mommy, kumohon jangan menangis…” pinta Ello yang tanpa sadar juga meneteskan air mata.
Istri Regan menatap putranya dengan mata yang sudah berlinang air mata lalu menganggukkan kepalanya singkat sembari tersenyum.
Dor…
Dor…
Dor…
“REGAN!! BERHENTI SEKARANG!!!” teriak tangan kanan Vixton itu.
Namun tentu saja Regan tak akan berhenti berlari, pria itu semakin cepat melangkahkan kakinya menuju helicopter itu berada.
“Cepat kejar mereka!” teriak tangan kanan Vixton memerintah anak buahnya.
Dengan segera 3 orang berpakaian hitam yang ikut menggunakan helicopter dengannya itu segera mengejar Regan dengan kecepatan maksimal.
“Lebih baik kalian berhenti saja, karena mustahil kalian bisa lolos dari kami!” ucap salah satu dari mereka, sombong.
Tak berselang lama dari itu rombongan anak buah lainnya datang, yang tadi mengendarai mobil. Dan langsung bergegas ikut menghadang Regan untuk menaiki Helikopternya.
Kring…
Kring…
Kring…
Telfon milik tangan kanan Vixton kembali bordering, dan ia tahu siapa yang menelfonnya. Dengan senyum yang mengembang diwajahnya ia menggeser tombol hijau pada telfonnya.
“Hal−“
Seperti biasa Vixton akan memutus omongan lawan bicaranya ditelfon, dan memulai percakapan.
“Ini sudah 41 menit dan kau masih belum datang kemari membawa Regan, Ed!”
“Sebentar lagi tuan, kami sudah menemukan Regan. Tinggal membawa tubuh pria itu kehadapan anda.”
“Lakukan dengan cepat, segera bawa tubuh Regan kehadapan ku!”
Tut…
Diposisinya bisa Ed, tangan kanan Vixton lihat drama kejar-kejaran itu berlangsung dengan senyum yang merekah pada wajahnya. “Akhirnya aku tidak pecat,” gumamnya.
“Berhenti kalian!!” teriak salah satu anak buah Ed.
Dor…
Dor…
Dor…
Para anak buah Ed menembak asal kearah mereka berempat, dengan maksud mereka menjadi takut dan menyerahkan diri pada Vixton.
Hingga…
Dor…
Salah satu peluru berhasil menembak pergelangan kaki kanan istri Regan.
“Mommy….”
“Sayang….”
“Nyonya…”
Teriak mereka bertiga secara bersamaan saat melihat istri Regan terjatuh dengan kaki kiri yang sudah berlumuran darah. “Arghhhh….” Teriak wanita itu tanpa sadar.
Dan ini menjadi momen tepat untuk para anak buah Ed menangkap Regan beserta keluarganya. “Akhirnya mereka berhenti berlari, cepat kejar mereka!!!” titah salah satu dari mereka.
Mendengar itu, Regan beserta keluarganya menjadi bertambah panik. Dengan segera ia menarik tangan istrinya untuk kembali berdiri. “Ayo sayang berdirilah…” pinta Regan.
Dan ya, istrinya memaksakan untuk berdiri dan kembali berlari. Dengan keadaan yang sangat memprihatinkan itu. Mereka berempat kembali berlari namun tak secepat yang tadi.
“Masih ingin berlari rupanya…” gumam Ed yang melihat mereka dari kejauhan.
Jarak antara Regan dan anak buah Ed semakin dekat, bahkan Ello dan tangan Regan juga berlari lebih dulu. Karena istri Regan berlari pincang maka mereka berdua berlari paling lambat.
“Ayo Mom, lari lagi. Nanti ditangkap sama orang jahat itu…hiks…hiks…” ucap Ello yang mungkin sudah mulai ketakutan.
Lagi-lagi istri Regan itu hanya memberikan senyum manisnya, dibalik paras cantik yang sudah mulai memucat itu, ditambah dengan keringat dingin yang membasahi wajahnya.
“Kalian bertiga tinggalkan saja aku di sini,” pinta istri Regan itu yang sudah berhenti berlari dan melepaskan pegangan tangannya dengan suaminya.
“Jangan bicara sembarangan,” ucap Regan marah dengan air mata yang mengalir pada wajahnya.
Regan mencoba untuk menggendong istrinya dan kembali berlari. “Cepat bawa anakku berlari lebih dulu, dan jangan pedulikan kami. Keselamatan Ello yang utama!” ucap Regan.
Sesuai perintah tuannya, tangan kanan berlari tanpa melihat kebelakang lagi. Dimana tuannya mungkin sedang kesusahan, yang terpenting saat ini adalah Ello.
Dengan kaki gemetaran Regan menggendong sang istri. “Sudahlah sayang, ikhlaskan aku…” pinta istri Regan yang sepertinya sudah sangat pasrah.
“Sudah tembak saja, tuan Vixton sudah menunggu kita! Jangan banyak buang waktu untuk drama keluarga itu!” teriak Ed, tangan kanan Vixton sembari tersenyum mengejek.
Ello memfokuskan matanya untuk melihat pria dengan jas yang sama seperti ayahnya itu dengan jelas. Tentu saja matanya menyorot kebencian yang sangat mendalam, apalagi pria itu menyebutkan kata ‘tembak’.
“Baik, tuan!” teriak mereka serempak.
Dor…
Dor…
“ARGHH!!!!” teriak Regan saat peluru untuk menembus punggung belakangnya.
Tubuh tegapnya ambruk ketanah dengan istrinya yang berada dalam gendongannya.
“Lari yang jauh, bawah Ello pergi!” ucap Regan tanpa suara pada tangan kanannya yang menengok kebelakang saat ia berteriak dengan kencang.
“DADDY!!!!!” teriak Ello sembari menangis histeris.
Dan tanpa sadar pandangan itu dilihat oleh Ello kecil, dengan mata kecilnya itu dia bisa melihat bagaimana pria berpakaian serba hitam itu menembak punggung ayahnya, menyeret dan memukul kedua orang tuanya hingga banyak darah yang keluar dari tubuh kedua orang tuanya.
“STOP!!!” pinta Ello berteriak saat tangan kanan ayahnya ini semakin cepat berlari menjauh dari kedua orangtuanya. “Mommy, Daddy!!!” teriaknya kencang.
Dengan cepat tangan kanan Regan, menutup mulut tuan muda-nya itu agar tak berteriak. “Tolong kerjasamanya, tuan!” pintanya.
Mereka berdua segera menaiki helicopter dan meninggalkan ayah dan ibu Ello yang sudah diseret untuk menaiki helicopter milik Ed itu.
“Hiks….hiks….hiks…” tangis Ello penuh dengan kesedihan. Tangan kanan Regan memeluk tuan muda-nya itu dengan erat. “Kumohon, tetaplah bertahan tuan muda. Hanya anda yang bisa membalas ini semua…”
“MOMMY!!!!! DADDY!!!!” teriak Ello kencang, saat helicopter miliknya mulai lepas landas.
..._-_...
GIMANA ? SERU GAK CHAPTER HARI INI ?
YUK LANGSUNG NEXT KE CHAPTER SELANJUTNYA....
TAPI SEBELUMNYA JANGAN LUPA MASUKKAN CERITA INI KE FAVORIT YA...
BANTU AUTHOR VOTE+KOMEN+LIKE.
SUPAYA AKU LEBIH SEMANGAT NULISNYA 🥰
TERIMA KASIH SEMUANYA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
asri handaya
seru.. tegang
2023-12-30
0
carwati
seru tegang baca nya juga thor
2023-11-21
0
A ai
q mampir thor
2022-03-10
0