SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...
TAPI SEBELUM MEMBACA, AKU MINTA KALIAN UNTUK LIKE DAN VOTE DULU YA...
KASIH AUTHOR BINTANG LIMA, BAGI YANG BELUM.
SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.
...o0o...
Sesuai dengan pembicaraannya di telfon tadi dengan temannya yang dulu bekerja di club bersamanya, kini Putri tengah berfikir bagaimana keluar dari rumah sakit. Alasan apa yang harus ia ucapkan kepada sang adik.
Ia melirik adiknya singkat yang tengah mengelus puncak kepala Ibunya yang masih tak sadarkan diri karena bius dengan sayang.
Pemandangan yang cukup menyakitkan untuknya. Ia tersenyum miris, semoga keputusannya ini sudah benar. Dan jika yang dikatakan para wanita di kantin itu terbukti, maka Putri akan berusaha dengan keras terpilih untuk terbang ke Club yang berada di Las Vegas.
Lagipula dulu semasa pacaran 8 tahun lalu, ia sama sekali belum pernah melakukan hal-hal yang diluar batas. Ia masih suci dan beberapa orang mengakatannya cantik. Eh, sepertinya bukan hanya beberapa tapi banyak yang mengatakannya cantik.
Bagaimana tidak cantik jika ayahnya adalah seorang pria berkebangsaan Amerika. Kulitnya yang putih mulus, hidung yang tampak terlihat sempurna, bibir penuh, lembut dan berwarna cerah.
Apalagi ? Tubuhnya ? Putri memperhatikan daerah dadanya. Lalu tersenyum kecil, cukup besar.
Bukan hanya itu saja, sejak putus dengan pacarnya 8 tahun lalu banyak sekali pria yang datang untuk melamarnya. Namun harus ia tolak dengan halus. Bukan karena tak suka atau belum move on dari mantan, namun banyak tanggungan yang harus ia pikul untuk keluarganya.
“Hah….” Wanita itu menghela nafas panjang dan mengusap wajahnya kasar. Ini tentu pilihan yang tak mudah. Tapi ia sungguh tak rela jika sang adik harus mengorbankan masa depannya untuk menanggung ini semua.
Ia memejamkan matanya sebentar lalu kembali menatap sang adik. “Din,” panggilnya.
Dinda menatap kakaknya itu penuh tanya. “Ada apa kak ?” tanyanya bingung. Karena remaja itu melihat wajah sang kakak yang tampak lesu.
“Hari ini kakak harus kerja, kamu bisa jaga Mommy sampai besok pagi kakak datang kemari ?” tanya Putri perlahan, sungguh ia takut adiknya curiga.
Dinda memincingkan matanya menatap kakaknya heran lalu menatap jam yang berada di rumah sakit, jam 10 malam. “Kerja apa jam 10 kak ?” tanyanya heran.
Karena ia sangat tahu bahwa jam kerjanya kakaknya adalah mulai dari jam 8 pagi hingga pukul 9 malam. Dan sekarang jam 10 malam dan kakaknya ijin bekerja ? Yang benar saja.
“Hm,” Putri berdehem untuk menetralkan kegugupannya. “Ini bukan kerja di café itu,” sambungnya pelan.
“Lalu kerja apa ?” sambar adiknya cepat.
“Kamu ingat kak Dwi ? Teman kakan yang berjualan kue ?” tanya Putri gugup, ia sangat berharap adiknya mengingat toko kue tepat disebelah café tempatnya bekerja.
“Dwi Cake Kitchen ?” tanya adiknya dan diangguki semangat oleh sang kakak. “Tadi kak Dwi-nya langsung yang menghubungi kakak meminta bantuan tenaga untuk membuat pastry, karena ia mendapatkan banyak pesanan,” jawab Putri cepat.
“Sebenarnya kakak ingin menolak, karena kita baru saja ditimpah 2 musibah sekaligus, tapi kamu tahu kan Din. Kita butuh uang…” suara Putri mengecil diakhir kalimat.
Dinda yang tadinya curiga langsung merubah ekspresi wajahnya dengan raut sedih. “Tapi kak−“
“Kakak mohon sama Dinda,” ucap Putri sembari menyatukan tangannya didepan dada. “Jika mungkin kan bisa kakak di rekrut sebagai pegawaai di toko kue milik kak Dwi,” sambungnya.
“Tapi kak, ini sudah malam. Aku takut kakak jatuh sakit!”
“Itu bukan masalah besar, yang terpenting kalian selalu sehat!” ucap Putri sembari berdiri dari duduknya. “Sudah kamu baik-baik di sini, jaga Mommy dan kalau ada apa-apa segera telfon kakak!” ucapnya Final sembari berjalan keluar dari ruangan Ibunya.
Air mata Dinda tak terasa menetes entah mengapa perasaannya sungguh tak enak. “Aku tidak tahu yang di ucapkan kakak saat ini benar atau tidak. Tapi kumohon, jangan melakukan hal gila kak, aku cuma punya kamu sekarang!” gumamnya pelan menatap kepergian sang kakak.
...o0o...
Kini Putri sudah berada dalam rumah yang ia tinggali dengan keluarganya selama beberapa tahun kemarin itu. Ia segera mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah 20 menit ia keluar hanya memakai handuk yang melilit pada tubuhnya sebatas paha.
Ia tampak berdiri didepan lemari pakaiannya itu selama beberapa menit. Jujur saja, ia tak tahu harus memakai pakaian apa, karena ini yang pertama kali untuknya.
Wanita itu kembali menutup lemarinya karena tak menemukan sesuatu yang cocok untuk ia pakai pergi ke club.
Lalu ia berjalan membuka lemari pakaian ibunya, berharap ibunya masih menyimpan mini dress yang ia punya dulu sebelum hidup mereka berubah.
Tangannya bergerak cepat mengobrak-abrik lemari itu. Lalu matanya tak sengaja menemukan dress merah yang tampak begitu seksi, namun juga terlihat elegan.
Senyum tipis muncul pada wajahnya. “Ini dia,” gumamnya menatap dress itu dengan mata berbinar.
Segera ia memakai dress merah itu tak mau menunda waktu lagi. Ia melihat dirinya dikaca lalu tersenyum manis. “Aku masih tetap cantik seperti dulu. Aku berharap ada seseorang dermawan yang akan memberikanku banyak uang!” gumamnya.
Dengan skill make up-nya yang minim, ia mencoba untuk merias wajahnya secara natural namun tetap menggunakan lipstick merah dan itu justru membuatnya 5 kali lebih cantik dari sebelumnya.
“Hah…” ia menghela nafas panjang. “Maafkan aku Tuhan, hanya dengan cara ini aku bisa mendapatkan uang untuk keluargaku!” sambungnya.
Sungguh tak ada cara lain yang terbersit dalam otaknya. Apalagi setelah mendengar ucapan sang adik bersama dengan dokter yang merawat ibunya.
Mungkin saja itu illegal, tapi jika yang bersangkutan mau dan tidak ada unsur paksaan. Sudah pasti Dinda akan tetap nekat menjual organ tubuhnya untuk membayar hutang-hutang yang ditinggalkan oleh sang Ayah dan jangan lupakan tagihan rumah sakit yang nantinya akan membengkak jika tak ia cicil.
Sebenarnya ia tahu ia dosa melakukan ini, apalagi jika Ayahnya tahu, pasti beliau akan sangat amat murka. Namun Putri tak munafik jika saat ini ia benar-benar butuh uang. Apapun konsekuensinya akan ia tanggung.
Yang terpenting untuk saat ini adalah ia bekerja melayani pria hidung belang lalu mendapatkan banyak uang untuk melunasi hutang-hutang keluarganya dan segera keluar dari club malam itu!
Ia tersenyum menatap dirinya di cermin. “Sungguh rencana yang sempurna!” batinnya.
Wanita itu berdiri dari duduknya dan segera memakai high heels yang kebetulan juga milik sang Ibu. “Terima kasih Tuhan, dibalik kesialan-kesialan ini aku masih diberikan wajah yang cantik,” ucapnya sembari terkekeh geli.
Kini wanita itu tengah menunggu taxi online yang ia pesan di teras rumahnya dengan semangat. Hingga tak berselang lama sebuah mobil berhenti tepat didepan teras rumahnya.
Putri berjalan dengan hati-hati menuju mobil itu, maklum wanita itu sudah lama tak menggunakan high heels. “Bapak Edo ?” tanyanya.
“Benar mbak, mari silahkan masuk,” sambutnya.
Putri tersenyum dan membuka pintu mobil itu. Ia masuk dan mobil itupun segera membawanya menuju tempat yang ia harapkan akan memberikannya segalanya.
“Ini hanya sebentar Put, layani mereka dan dapatkan uang!” batinnya mencoba menenangkan akal sehatnya yang memberontak.
...o0o...
GIMANA ? SERU GAK CHAPTER HARI INI ?
YUK LANGSUNG NEXT KE CHAPTER SELANJUTNYA....
TAPI SEBELUMNYA JANGAN LUPA MASUKKAN CERITA INI KE FAVORIT YA...
BANTU AUTHOR VOTE+KOMEN+LIKE.
SUPAYA AKU LEBIH SEMANGAT NULISNYA 🥰
TERIMA KASIH SEMUANYA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Senja Merona🍂
duuuhhh putri 🤧😭
2021-10-30
1
Triiyyaazz Ajuach
ntar mlah ktmu ello
2021-10-10
0
De_pus
mantan pacarnya ello itu putri ya?
2021-10-06
1